Virus Corona
Tes PCR Masih Bisa Deteksi Varian Omicron Meski Tak Mampu Pantau Gen S
Tidak terdeteksinya gen S pada pemeriksaan PCR, dapat dijadikan indikasi awal untuk kemungkinan yang diperiksa adalah varian Omicron.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Varian Omicron berdampak pada alat deteksi Covid-19.
Meski demikian, Guru Besar FKUI sekaligus pakar penyakit paru Prof Tjandra Yoga Aditama menyatakan, varian Omicron secara umum masih bisa terdeteksi dengan PCR.
"Dampak varian baru Omicron pada polymerase chain reaction atau PCR merupakan salah satu dari 6 kemungkinan dampak Omicron," ujar Prof Tjandra lewat keterangan tertulis, Kamis (2/12/2021).
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 1 Desember 2021: 278 Orang Positif, 307 Sembuh, 10 Meninggal
Berdasarkan penelitian, ia mengatakan, mutasi spike protein di posisi 69-70 pada Omicron menyebabkan terjadinya fenomena 'S gene target failure (SGTF)', di mana gen S tidak akan terdeteksi dengan PCR lagi, hal ini disebut juga drop out gen S.
"Walau ada masalah di gen S, tetapi untungnya masih ada gen lain yang masih bisa dideteksi, sehingga secara umum PCR masih dapat berfungsi," ungkapnya.
Mantan petinggi WHO Asia Tenggara ini mengungkapkan, tidak terdeteksinya gen S pada pemeriksaan PCR, dapat dijadikan indikasi awal untuk kemungkinan yang diperiksa adalah varian Omicron.
Baca juga: 45 Persen Calon Anggota KPU dan Bawaslu Periode 2022-2027 Berpendidikan S2
Dan tentu perlu dilanjutkan dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) guna memastikannya.
"Kalau kemampuan WGS terbatas, maka ditemukannya SGTF dapat menjadi semacam bantuan untuk menyaring mana yang prioritas dilakukan WGS."
"Selain kalau ada kasus berat, atau ada klaster, atau ada kasus yang tidak wajar perburukan klinik serta lainnya," jelas Prof Tjandra.
Baca juga: Tepis Isu Reshuffle Kabinet 8 Desember 2021, Mensesneg: Semua Menteri dan Wamen Tetap Fokus Bekerja
Jika disuatu daerah ditemukan peningkatan sampel laboratorium yang menunjukkan S gene target failures (SGTF), maka ini mungkin dapat menjadi suatu indikasi beredarnya varian Omicron.
Hal ini sebaiknya dijadikan perhatian penting juga bagi Indonesia, dalam menganalisa hasil PCR yang setiap hari dilaporkan jumlah pemeriksaannya.
"Jangan hanya jumlah total saja, tetapi apakah ada peningkatan SGTF atau tidak."
Baca juga: Jokowi Lantik 7 Anggota Komisi Nasional Disabilitas, Dante Rigmalia Jadi Ketua
"Apalagi jumlah pemeriksaan whole genome sequencing kita memang masih perlu ditingkatkan," paparnya.
Dari data GISAID sampai 1 Desember 2021, Indonesia memasukkan 9.265 sekuens, sementara Singapura sudah memasukkan 10.151 sekuen.
Afrika Selatan dengan penduduk tidak sampai 60 juta memasukkan 23.917 sekuen, serta India bahkan sudah memasukkan 84.296 sekuen.
Sementara, pada 1 Desember 2021, Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Korea Selatan telah melaporkan kasus varian Omicron. (Rina Ayu)
Dalam Seminggu Tiga Kasus Kematian Akibat Covid-19 di DKI Jakarta, Semuanya Punya Komorbid Berat |
![]() |
---|
Dinkes DKI Tetap Pantau Covid-19, Ada Potensi Kenaikan Kasus dan Kematian karena Cuaca |
![]() |
---|
Kasus Omicron Orthrus di Jakarta Bertambah 34 Pasien, 10 Diantaranya Belum Dapat Vaksin |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 23 Februari 2023: 3 Pasien Wafat, 265 Orang Sembuh, 215 Positif |
![]() |
---|
UPDATE Covid-19 di Indonesia 22 Februari 2023: 2 Pasien Meninggal, 195 Sembuh, 212 Orang Positif |
![]() |
---|