Kriminalitas
Menguak Praktik 'Wartawan' Paparazzi, Kuntit Pasangan dari Hotel, Ancam Viralkan lalu Minta Uang
Kasus penembakan oleh Polantas terhadap dua orang di exit tol Bintaro, Jakarta Selatan seolah menjadi pintu terkuaknya kelompok Paparazzi ini.
BS tak tahu kenapa akhirnya PP bergabung dengan kelompok itu.
Hanya saja, BS menyebut bahwa PP sudah diingatkan sahabatnya dari Tebing Tinggi untuk tak bergabung dengan kelompok itu.
Sebab, karena memiliki resiko besar dan sudah banyak pelaku yang tertangkap polisi.
"Mungkin PP tertarik dengan iming-iming dari kelompok itu, padahal sebelumnya sudah diingatkan jangan masuk ke situ," kata BS
BS yang juga berprofesi sebagai wartawan koran mingguan juga sempat diajak bergabung dengan rekannya sesama orang Sumatera Utara itu. Namun, dia menolak.
Baca juga: Nasib Pilu Istri Polisi di Tangerang, Diusir dari Rumah Mewahnya gegara Tak Mampu Nyicil Utang
Korban acak
Kelompok Paparazzi memiliki tongkrongan khusus di daerah Rawalumbu dan Cibitung.
Biasanya, sebelum atau sesudah beraksi, mereka berkumpul di sana.
Seperti yang tampak pada Rabu (2/11) malam. Beberapa di antara mereka berkumpul di sebuah warung kopi di Jalan Setia Kawan, Rawalumbu atau tak jauh dari restoran cepat saji.
BS yang berasal dariSumatera Utara itu menyebut ada beberapa kelompok Paparazzi yang beroperasi dengan modus sama.
Adapun kelompok lama yang terkenal yakni kelompok Bekasi Timur dan Bekasi Selatan dan kelompok Kalimalang.
Sebelum beraksi, masing-masing kelompok itu melakukan sejumlah persiapan.
Pertama, mereka biasanya meminjam uang kepada rentenir sebagai biaya operasional termasuk menyewa mobil hingga berhari-hari.
"Satu kelompok Paparazzi biasa sekitar 8 orang setiap beroperasi. Bisa dua sampai empat mobil dan kadang sampai tidak pulang selama beberapa hari," ungkapnya.
Setelah melakukan persiapan, kelompok ini memulai operasi dengan menunggu korban di sekitar hotel transit.