Peresemian Gedung
Muhammad Syarif Bando: Perpustakaan, Modal Gerakkan Masyarakat Gemar Membaca
untuk merealisasikannya dibutuhkan gerakan nasional membaca untuk meningkatkan budaya masyarakat agar gemar membaca.
Penulis: Ign Agung Nugroho |
"Sebesar 20 persen dari APBD kami anggarkan untuk desa, maka melalui anggaran tersebut kami mendorong desa untuk memiliki perpustakaan," katanya.
Fasilitas pojok baca di tiap OPD juga disediakan oleh Pemkab Gorontalo.
Bahkan, pihaknya mendorong ASN untuk membeli buku setiap melakukan perjalanan dinas. Setidaknya sekitar 1.000 eksemplar dikumpulkan tiap tahunnya.
"Apalagi dengan adanya gedung fasilitas layanan perpustakaan ini. Saya bangga karena menjadi gedung perpustakaan terbaik yang ada di Provinsi Gorontalo. Semoga dapat didayagunakan dengan baik," lanjutnya.
Baca juga: Kepala Perpustakaan Nasional Kenalkan Program Perpusnas di Forum Internasional
Baca juga: Gedung Layanan Perpustakaan Bone Senilai Rp10 Miliar Diresmikan, Diharapkan Jadi Ikon Peradaban
Bupati Nelson menambahkan, kolaborasi antara pemerintahan pusat dan pemerintah daerah dibutuhkan untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat.
"Kolaborasi ini penting, kita gembira dengan Perpusnas yang terus mendorong kita, perpustakaan di daerah, maupun perpustakaan perguruan tinggi, sekolah dan desa. Ini sangat dibutuhkan untuk efisiensi masifnya indeks literasi masyarakat," katanya.
Tokoh masyarakat dan pegiat literasi, Yusron Humonggio, mengakui bunda baca tidak hanya berperan untuk melakukan hal yang berkaitan dengan kegiatan membaca saja.
Tetapi, bunda baca juga berperan mengajak masyarakat untuk lebih cerdas membaca, memaknai apa yang tersirat dari tersurat, serta menciptakan ide dan gagasan baru.
"Muara akhir dari pengelolaan perpustakaan berbasis inklusi sosial, dipahami para bunda baca dengan dibuktikan dari dihasilkannya produk barang dan jasa," tutupnya. (ign).