Kesehatan
Waspadai Anemia, Jadi Pemicu Tingginya Angka Kematian Ibu Saat Melahirkan di Indonesia
Dosen FKM UI Ungkap Anemia Jadi Pemicu Tingginya Angka Kematian Ibu Saat Melahirkan di Indonesia, Paling Banyak Terjadi di 3 Provinsi di Pulau Jawa.
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Agustin Kusumayati menyebut tingkat kematian Ibu di Indonesia masih tinggi.
Agustin menyebut, tingginya angka kematian ibu di Indonesia mayoritas disebabkan oleh pendarahan saat melahirkan.
"Sampai sekarang penyebab kematian ibu paling banyak disebabkan karena pendarahan. Kenapa? karena ibunya anemia," kata Agustin saat ditemui di Gedung Rektorat UI, Depok pada Jumat (5/11/2021).
Saat ini, ujar Agustin, mayoritas wanita hamil di Indonesia mengalami anemia atau kekurangan kadar hemoglobin di dalam darah.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya kualitas pangan yang dikonsumsi oleh wanita hamil.
"Sekarang itu wanita hamil di Indonesia lebih dari separuh itu anemia. Karena ibunya kadar hemoglobinnya nya pas-pasan, begitu hamil langsung anjlok, langsung anemia," papar Agustin.
"Terus selama hamil gak dikejar dengan asupan gizi yang cukup, anaknya kan jadi kurang bagus asupan gizi selama dalam kandungan, sehingga ketika dia lahir mengalami pendarahan. Anemia itu sudah terjadi semenjak dia belum hamil ya," sambung Agustin.
Baca juga: Dosen UI Sebut Rokok Jadi Gerbang Utama Penyalahgunaan Narkoba, Potensi Tertular AIDS Terbuka Lebar
Sementara itu, menurut laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, secara umum terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) selama periode 1991- 2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Laporan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan ini memaparkan, angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada di angka 305 per 100.000. Angka tersebut masih tetap tinggi, Padahal, target AKI Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 1.280 kasus, hipertensi dalam kehamilan 1.066 kasus, infeksi 207 kasus, gangguan sistem peredaran darah 200 kasus, gangguan metabolik 157 kasus dan sebab lain-lain sebanyak 1.311 kasus.
Khusus penyebab kematian ibu akibat pendarahan, Provinsi Jawa Barat menempati urutan teratas dengan 225 kasus, di urutan kedua ada Jawa Timur dengan 125 kasus, dan tempat nomor tiga ditempati oleh Provinsi Jawa Tengah dengan 105 kasus.
Sementara Provinsi Kalimantan Utara menjadi yang paling sedikit dengan 3 kasus kematian ibu akibat pendarahan.
Baca juga: Anak-anak, Ibu hamil dan menyusui, Kelompok yang Paling Mudah Mengalami Kekurangan Mikronutrien
"Tingkat kematian ibu kita kan tiga digit. Dan yang sebetulnya kita sayangkan adalah kematian itu sebetulnya bisa dihindari atau dicegah," ujar Agustin.
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan.
Selanjutnya, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan keluarga berencana termasuk KB pasca persalinan.
