Aksi Terorisme

Legislator PPP: Tak Pernah Ada dalam Sejarah, Teroris Lolos Masuk Istana dan Bertemu Presiden!

Menurutnya, akan menjadi persepsi buruk bagi intelijen di sekitar Presiden, jika Farid benar bertemu Presiden Jokowi.

Warta Kota
Anggota Komisi I DPR Fraksi PPP Syaifullah Tamliha mengaku heran, tersangka kasus terorisme Farid Okbah bisa masuk Istana Negara dan menemui Presiden Joko Widodo. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Fraksi PPP Syaifullah Tamliha mengaku heran, tersangka kasus terorisme Farid Okbah bisa masuk Istana Negara dan menemui Presiden Joko Widodo.

"Tidak pernah sepanjang sejarah dunia teroris lolos masuk Istana dan bertemu dengan Presiden!" kata Tamliha kepada wartawan, Sabtu (20/11/2021).

Menurutnya, akan menjadi persepsi buruk bagi intelijen di sekitar Presiden, jika Farid benar bertemu Presiden Jokowi.

Baca juga: Takkan Ada Penyekatan Saat Libur Nataru, Pelaku Perjalanan Belum Divaksin Bakal Disuntik di Tempat

"Sehingga, kita berharap penanganan kasus hukum terhadap Farid Okbah dilakukan secara transparan dan kaidah penegakan hak asasi manusia."

"Agar publik tidak saling curiga dan membingungkan," lanjut Ketua DPP PPP itu.

Sebelumnya, Ismar Syafruddin, kuasa hukum Ahmad Farid Okbah, mengaku heran Densus 88 Antiteror Polri menangkap kliennya, dalam dugaan tindak pidana terorisme.

Baca juga: Anggota Komisi Fatwa Diringkus Densus 88, Jubir Wapres: Tuntutan Bubarkan MUI Kurang Relevan

Padahal, dia pernah menjadi pembicara di Baintelkam Polri.

Tak hanya itu, Ismar menyatakan Farid Okbah juga pernah diundang ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Karena itu, dia menginginkan seharusnya diperlukan adanya klarifikasi terlebih dahulu sebelum penangkapan.

"Seharusnya beliau dipanggil baik-baik, dan ketika dia datang ke Presiden kan hadir."

"Datang ke Baintelkam Mabes Polri juga hadir sebagai pembicara."

"Tidak ada beliau mendapatkan penghargaan," kata Ismar di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (18/11/2021).

Karena itu, Ismar menilai Badan Intelijen Negara (BIN) kebobolan jika memang Farid Okbah terbukti menjadi kelompok teroris JI.

Itulah sebabnya, ia menilai penangkapan ini merupakan tindakan kontradiktif.

"Kalau hal ini beliau terbukti sebagai salah seorang pelaku teroris, coba di mana muka teman-teman BIN?"

"Berarti kecolongan membiarkan seorang teroris masuk Istana loh. Sangat berbahaya ini, sangat kontradiktif Ini," tuturnya.

Ismar menyatakan, Farid Okbah juga kerap memberikan ceramah di media sosial. Dia mengklaim, penangkapan tersangka sempat mendapatkan kecaman dari masyarakat.

"Kita tahu beliau itu public figure. Ustaz Farid Okbah itu public figure, dan Anda bisa lihat di medsos bagaimana reaksi masyarakat terhadap beliau."

"Itu seluruh Indonesia bahkan sampai ke luar negeri," paparnya.

Ia mengharapkan kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan atau restorative justice. Apalagi, kata dia, Polri telah memiliki posko Presisi.

"Kita menginginkan dari kepolisian itu ada restorative justice, itu kan katanya sudah ada presisi kepolisian," terangnya.

Ditahan di Mabes Polri

Polri akhirnya buka suara terkait keberadaan Ahmad Farid Okbah, Ahmad Zain An-Najah, dan Anung Al-Hamat, usai ditangkap Densus 88 Antiteror Polri pada Selasa (16/11/2021) lalu.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, Farid Okbah Dkk kini ditahan di Mabes Polri, tepatnya di Gedung Densus 88 Antiteror Polri, Jakarta Selatan.

"Di Mabes. Ya (Gedung Densus)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (18/11/2021).

Dedi menyampaikan, ketiganya dibawa dalam rangka pemeriksaan intensif terkait dugaan tindak pidana terorisme.

Ia memastikan mereka diperlakukan dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku.

Dedi menyampaikan, pihak keluarga juga bisa mendatangi Densus 88 Antiteror Polri untuk menemui ketiga tersangka.

"Pihak keluarga bisa ke Mabes," ucap Dedi.

Ismar mengaku telah mendatangi lokasi yang dimaksudkan. Namun, pihaknya belum diberikan izin oleh Densus 88.

"Tadi diarahkan ke Densus, namun tidak diterima, kemudian ke Penmas, namun kelihatannya enggak diterima juga," ungkapnya.

Sebelumnya, istri tersangka teroris Jamaah Islamiah (JI) Anung Al-Hamat menangis saat mendatangi Mabes Polri, Jakarta, Kamis (18/11/2021).

Kedatangannya bertujuan mencari suaminya yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri.

Berdasarkan pengamatan Tribunnews di lokasi, istri Anung Al-Hamat tampak memakai pakaian gamis berwarna hitam dan bermasker berwarna putih.

Dia pun tidak kuasa menahan air mata seusai tiba di lobi gedung Bareskrim Polri.

Tak hanya istri Anung Al-Hamat, dua keluarga teroris JI lainnya, yaitu Ahmad Farid Okbah dan Ahmad Zain An-Najah, juga turut hadir. Keluarga Farid Okbah diwakili oleh anak laki-lakinya.

Sementara, keluarga Ahmad Zain An-Najah diwakili oleh sang istri.

Ketiga keluarga teroris JI itu datang didampingi oleh tim kuasa hukum sekitar lima orang di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Ismar Syafruddin menyampaikan kedatangan ketiga pihak keluarga tersangka teroris JI, untuk mengetahui keberadaan kepala keluarganya yang kini masih misteri.

"Kami datang ke Mabes Polri sebagai suatu usaha kami bagaimana bisa mengetahui tentang keadaan klien kami, keluarga dari para ibu-ibu ini."

"Karena sampai sekarang kami tidak mendapatkan akses sama sekali untuk melakukan pendampingan hukum," kata Ismar saat dikonfirmasi, Kamis (18/11/2021).

Padahal, kata Ismar, pendampingan hukum merupakan hak setiap tersangka yang harus diberikan oleh penegak hukum.

Karena itu, kedatangannya untuk mencari keberadaan ketiga tersangka teroris pasca-penangkapan.

"Ini salah satu usaha kami seperti ini. Kami ke mana lagi?"

"Kami harus terus mencari dan berusaha semaksimal mungkin, karena saya menghawatirkan beliau sudah tidak ada."

"Tapi kita percaya kepada teman-teman Mabes Polri, mudah-mudahan bisa profesional, apalagi temen-temen dari Densus 88 yang saat ini menangani kasus ini," ucapnya.

Ia juga berupaya untuk bertemu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atau Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.

Apalagi, ketiganya kini telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus terorisme.

"Ada apa kok sampai sekarang ini kok belum ada kepastian, di mana mereka?"

"Apalagi beliau sekarang sudah ditersangkakan kalau enggak salah."

"Kok bisa jadi tersangka? Kan kita belum dampingi."

"Nah, ini yang menjadi keprihatinan kami."

"Kalau bisa kami bisa bertemu dengan Kapolri, atau minimal dengan Pak Kabareskrim yang membawahi tentang penyidikan," harapnya. (Reza Deni)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved