Arist Merdeka Sirait Luncurkan Dua Buku dan Lagu Terkait Perlindungan dan Hak Anak Indonesia
Dua buku itu berjudul 'Menjaga dan Melindungi Hak Anak Sepenuh Hati' dan 'Sahabat Anak Indonesia Bertindak Sesuai Hati Nurani'.
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Bertepatan dengan 32 tahun konvensi hak anak, Sabtu (20/11/2021), Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait meluncurkan karyanya berupa dua buku dan lagu terkait perlindungan hak anak.
Dua buku itu berjudul 'Menjaga dan Melindungi Hak Anak Sepenuh Hati' dan 'Sahabat Anak Indonesia Bertindak Sesuai Hati Nurani'.
Sedangkan untuk lagu yang berkaitan dengan perlindungan anak, Arist menggandeng musisi Tagor Tampubolon sebagai aransemen lagu.
Arist mengatakan, dirinya menulis dua buku tersebut berdasarkan pengalaman empirik, soal tindak kekerasan yang dialami anak- anak Indonesia.
"Saya berharap dua buku ini bisa dijadikan pegangan atau panduan dalam menghadapi kasus-kasus tindak kekerasan terhadap anak di Indonesia," kata Arist saat peluncuran buku dan lagu karyanya berlangsung secara hybrid (online-offline) dari Gedung Perpustakaan Nasional Jalan Merdeka Selatan No 19 Jakarta Pusat.
Arist menceritakan, ketika dirinya bergabung dengan Komnas PA, saat itu karena nasib anak Indonesia membutuhkan pertolongan.
Baca juga: Respon Kevin Sanjaya Kala Senar Raketnya Putus Dua Kali saat Lawan Ganda Putra Malaysia di Semifinal
Baca juga: Parah! Konser Musik yang Digelar Pemkot dan Dihadiri Wakil Wali Kota Tangsel, Justru Langgar Prokes
Baca juga: Tetapkan Kota Seribu Pinang Sebagai Destinasi, FIFGROUP FEST Hujani Jayapura dengan Promo Spesial
"Buku ini dibuat selama 10 tahun. Buku itu memuat berbagai pelanggaran terhadap anak anak Indonesia. Semoga buku tersebut bisa menjadi tips dalam menghadapi persoalan kekerasan terhadap anak," ucap Arist.
Dalam menulis dua buku ini, Arist mengaku tidak menggunakan literatur lain dan murni berisi peristiwa pelanggaran dan tindak kekerasan terhadap hak-hak Anak di Indonesia.
Lalu mengapa buku ini bisa dijadikan panduan dalam menghadapi persoalan kekerasan pada anak-anak?
Menurut Arist, karena buku- buku yang lain hanya berisi teori.
Sedangkan bukunya, berisi pengalaman empirik dan upaya perlindungan pada anak-anak yang selama ini dilakukannya.
"Motivasi lahirnya dua buku ini adalah sebagai langkah strategis dan solusi yang baik dalam menyelesaikan persoalan pelanggaran terhadap hak anak," kata Arist.
Baca juga: PODCAST UI: Pencegahan Osteoporosis Harus Dilakukan Sejak Usia Remaja
Baca juga: 10 Siswa SPN Batam di Sel dan Leher Dirantai, Pemprov Kepri Bentuk Tim Khusus
Baca juga: Usung Fusion Funk, Band Tiga Mawarnih Hadirkan Lantunan Mendiang Nike Ardila
Sementara itu, Dr Imaculata Umiyati S. Pd., M.Si (Pakar Pendidikan Anak Autis) mengatakan, dalam menulis bukunya tersebut dituangkan Arist dengan jujur dan jauh dari pencitraan atau pamrih.
Hal itu, tak lepas dari pengalamannya yang kerap mengikuti Arist ke berbagak pelosok negeri untuk menolong anak Indonesia.
"Semua dituangkan penulis secara jujur, tak ada unsur pencitraan sekelumit pun. Maka, sebagai bangsa yang menghargai para pejuang nya kita wajib membaca buku ini. Dan dengan membaca buku ini, kita juga memahami betapa anak anak kita sangat membutuhkan pertolongan," kata Imaculata Umiyati.
Sedangkan terkait lagu perlindungan anak yang digarap Arist, Tagor Tampubolon mengaku sempat terharu saat mengaransemen lagunya.
"Saya biasa mengaransemen lagu. Baru kali ini saya menangis begitu bikin lagu untuk anak anak Indonesia," kata Tagor Tampubolon. (ign)