Pilpres 2024

CAPRES Perempuan di Pilpres 2024, Prof Burhan D Magenda: Bagus, Tapi yang Masuk Akal Cawapres

Akademisi menyambut baik wacana figur perempuan maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

TRIBUNNEWS.COM/Yanuar Nurcholis Majid
Dari sembilan nama tokoh perempuan yang masuk dalam survei ARSC, hanya tiga nama yang peluangnya paling besar. Ketiga yakni Puan Maharani, Sri Mulyani, dan Yenny Wahid. Foto dok: Yenny Wahid. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Tiga tokoh perempuan masuk dalam daftar 10 besar nama yang berpeluang maju jadi calon presiden 2024.

Ketiga tokoh perempuan itu menurut hasil survei Indostrategic yang diterbitkan di Jakarta, Selasa (3/8/2021), yaitu Puan Maharani, Sri Mulyani Indrawati, dan Tri Rismaharini.

Terkait hal itu, akademisi sekaligus Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI) Prof Burhan Djabir Magenda PhD menyambut baik wacana figur perempuan maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Bagus ada wacana capres perempuan. Tapi, saya kira yang masuk akal adalah jadi calon wakil presiden (cawapres)," kata Prof Burhan Magenda melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (17/11/2021).

Prof Burhan mengungkapkan hal itu menanggapi hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) yang dirilis beberapa waktu lalu.

Menurut hasil survei ARSC, tokoh perempuan Nahdlatul Ulama (NU) Yenny Wahid menjadi salah seorang figur dari sembilan tokoh perempuan berpotensi maju sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.

Baca juga: Legislator PDIP: Relawan Capres Aset Elektoral yang Harus Dikelola dengan Baik

Baca juga: Politikus PDIP Sarankan Menteri Bidang Ekonomi Tak Urus Pencapresan, Golkar: Airlangga Kerja Keras

Yenny Wahid dalam survei tersebut mempunyai elektabilitas 3,14 persen dan mengungguli tokoh perempuan lain yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah (1,32 persen).

Dosen pascasarjana UI, Universitas Diponegoro dan Universitas Gadjah Mada itu mengatakan, dari sembilan nama tokoh perempuan yang masuk dalam survei ARSC, hanya tiga nama yang peluangnya paling besar.

Ketiga yakni Puan Maharani, Sri Mulyani, dan Yenny Wahid.

Prof Burhan mengatakan, penyebutan ketiga nama tokoh perempuan itu bukan tanpa alasan.

Menurut dia, selain pertimbangan mewakili partai dan golongan, persoalan cawapres juga bergantung dari capres yang diajukan.

Baca juga: Momen Hari Pahlawan, RKS Banjarmasin Deklarasi Sandiaga Uno Capres 2024

"Kalau dari sisi pemilih, tentu Yenny Wahid dan Puan Maharani karena keduanya memiliki dukungan dan basis massa besar seperti NU dan PDI-P," kata alumnus Universitas Stanford dan Universitas Cornell, Amerika itu.

Meskipun Yenny Wahid tidak pernah punya pengalaman sebagai pejabat dalam birokrasi pemerintahan, anak dari Gus Dur tersebut dikenal sebagai penganjur toleransi bagi bangsa.

Apalagi, ia juga berpengalaman mendampingi Gus Dur sewaktu jadi Presiden.

Kemudian, alasan penyebutan nama Sri Mulyani lantaran ada kemungkinan calon presiden mendatang adalah seorang teknokrat yang ingin memulihkan ekonomi.

Untuk itu, Sri Mulyani menjadi sosok yang pas untuk mendampinginya.

Baca juga: GARIS Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Maju Capres 2024, Dinilai Pantas Gantikan Jokowi

Sementara itu, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio mengatakan, meskipun muncul beberapa nama tokoh perempuan yang berpotensi maju sebagai capres, namun elektabilasnya masih jauh di bawah capres laki-laki.

Kendati demikian, ia tidak menampik elektabilatas capres perempuan dapat menyaingi capres laki-laki.

Misalnya, Puan Maharani. Jika PDI-P yakin menang, maka partai tersebut akan berusaha sekuat tenaga menaikkan elektabilitasnya.

Tiga tokoh perempuan masuk daftar potensial Capres

Sebelumnya dibetitakan, tiga orang tokoh perempuan, yaitu Puan Maharani, Sri Mulyani Indrawati, dan Tri Rismaharini, masuk dalam daftar 10 besar nama yang berpeluang maju jadi calon presiden 2024, demikian hasil survei Indostrategic yang diterbitkan di Jakarta sebagaimana dilansir Antaranews, Selasa (3/8/2021).

Baca juga: Bilang Gimana Mau Jadi Capres Kalau Begitu kepada Puan Maharani, Fahmi Alaydroes Minta Maaf

Ketiganya terpilih setelah lembaga survei Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) melakukan survei tingkat popularitas dan ketersukaan kepada sejumlah tokoh di 34 provinsi pada 23 Maret 2021 sampai 1 Juni 2021.

Setidaknya ada 2.400 responden yang terlibat dalam survei tersebut.

Puan Maharani, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI, menempati posisi keenam dengan tingkat popularitas sebanyak 68 persen, dan tingkat ketersukaan sebanyak 36 persen.

Sementara itu, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menempati posisi ketujuh dengan tingkat popularitas 57 persen dan tingkat ketersukaan 44,9 persen.

Menteri Sosial RI Tri Rismaharini menempati posisi kesembilan dengan perolehan tingkat popularitas 54,7 persen dan tingkat ketersukaan 44,6 persen.

Baca juga: Interupsinya Tak Digubris Puan Maharani, Anggota Fraksi PKS: Gimana Mau Jadi Capres Kalau Begitu

Dari daftar yang sama, hasil survei Indostrategic menunjukkan Prabowo Subianto masih menempati urutan pertama untuk tokoh dengan tingkat popularitas dan ketersukaan tertinggi.

Urutan kedua diisi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno, kemudian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Posisi kedelapan diisi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan urutan ke-10 ditempati oleh Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh.

Sementara itu, jika pemilihan presiden digelar pada tahun ini, Puan Maharani dan Sri Mulyani tidak masuk dalam daftar 10 besar.

Baca juga: Demokrat Pastikan Poster Deklarasi Dukung Anies-Ganjar Capres-Cawapres 2024, Hoaks

Namun, Tri Rismaharini dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa masuk dalam daftar 10 besar hasil survei Indostrategic itu.

Prabowo Subianto, yang saat ini aktif sebagai Menteri Pertahanan RI dan Ketua Umum Partai Gerindra, masih menempati posisi pertama untuk calon dengan tingkat elektabilitas tertinggi, yaitu 17,5 persen.

Di bawahnya, ada Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono, Tri Rismaharini, Gatot Nurmantyo, Khofifah Indar Parawansa, dan Erick Thohir.

Posisi Prabowo yang konsisten berada di posisi pertama diyakini terjadi akibat efek pasca-pemilu, mengingat dia tiga kali ikut pemilihan presiden pada 2009, 2014, dan 2019.

Sementara itu, beberapa menteri dan kepala daerah memiliki tingkat popularitas, ketersukaan, dan elektabilitas tinggi salah satunya karena dukungan publisitas tinggi selama pandemi, sebut Indostrategic.

“Dari 10 besar nama capres potensial 2024, AHY jadi satu-satunya tokoh politik yang tidak berada di jabatan publik, yang tetap mempertahankan posisinya di jajaran capres potensial 2024 mendatang,” kata lembaga survei itu menambahkan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved