Virus Corona
Menkes Minta Nakes Ubah Testing Skrining Jadi Testing Epidemiologis, Kontak Erat Harus Dicari
Ia menyebut, testing yang paling benar secara ilmiah adalah testing suspek atau testing kontak erat.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya testing epidemiologis untuk menekan laju penularan Covid-19.
Ia menyebut, testing yang paling benar secara ilmiah adalah testing suspek atau testing kontak erat.
"Jadi kalau ada orang yang kita duga demam atau orang yang sudah tertular Covid-19, kontak eratnya harus disiplin kita cari semua, epidemiolog menyarankannya begitu,” kata Menkes saat kunjungan kerja ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Siang Ini Surat Presiden Soal Calon Panglima TNI Dikirim ke DPR
Saat ini banyak testing yang dilakukan untuk penerbangan dan untuk perjalanan darat, atau disebut testing skrining.
Budi menyarankan semua tenaga kesehatan harus mulai mengubah testing tersebut menjadi testing epidemiologis.
“Saran saya harus pelan-pelan mulai diubah, bahwa testingnya itu kembali dilakukan testing epidemiologis, bukan testing skrining,” ucap Menkes.
Baca juga: Rekomendasi IDAI, Anak Usia 6-11 Tahun Sembuh dari Covid-19 Kurang dari 3 Bulan Tak Boleh Divaksin
Mantan Dirut Bank Mandiri ini mengiimbau masyarakat untuk mewaspadai lonjakan kasus Covid-19.
Negara-negara yang cakupan vaksinasinya tinggi seperti Singapura dan Inggris masih tetap mewaspadai lonjakan kasus.
“Sekarang kasus di Indonesia sudah turun drastis, tapi jangan sampai naik lagi."
Baca juga: 26,4 Juta Anak Jadi Target Vaksinasi Covid-19 Usia 6-11 Tahun
"Caranya, kembali lagi yaitu prokes, yaitu memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, hindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” beber Budi.
Indonesia menargetkan 70 persen herd immunity tercapai.
Herd immunity diharapkan membantu supaya masyarakat tidak masuk rumah sakit karena Covid-19.
Baca juga: BREAKING NEWS: Jokowi Ajukan KSAD Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI
“Yang paling penting balik lagi ke protokol kesehatan sama surveilansnya harus baik, dan itu semua tergantung kita yang melaksanakannya."
"Karena tidak mungkin pemerintah bisa jalan sendiri kalau rakyatnya tidak disiplin,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Menkes, salah satu hal yang paling penting adalah vaksinasi lansia.
Baca juga: PROFIL Jenderal Andika Perkasa Pilihan Jokowi Jadi Calon Panglima TNI, Awali Karier di Kopassus
"Mereka tergolong ke dalam kelompok rentan yang risikonya paling fatal kalau tertular Covid-19."
"Jadi kita harus melindungi lansia kita,” tutur Menkes.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 11.629 orang per 2 November 2021, dan sebanyak 143.457 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 2 November 2021, dikutip TribunTangerang dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 861.701 (20.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 705.948 (16.6%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 485.240 (11.4%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 398.373 (9.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 157.977 (3.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 155.891 (3.7%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 132.372 (3.1%)
RIAU
Jumlah Kasus: 128.473 (3.0%)
BALI
Jumlah Kasus: 113.905 (2.7%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 109.705 (2.6%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 105.858 (2.5%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 89.778 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 69.831 (1.6%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 63.651 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 59.871 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 53.845 (1.3%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 52.024 (1.2%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 49.581 (1.2%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 47.028 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 45.545 (1.1%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 41.142 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 38.332 (0.9%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 35.802 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 34.623 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 34.209 (0.8%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 29.744 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 27.721 (0.7%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 23.134 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 23.099 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 20.126 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.571 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 12.327 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 12.085 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 11.830 (0.3%). (Rina Ayu)