Kabinet Jokowi
Isu Reshuffle Kabinet Dikabarkan Juga Ikut Menyentuh Posisi Kepala BIN, Ini Nama Calon yang Beredar
Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju terus menguat di tahun kedua pemerintahan Jokowi-Maruf-Amin.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju terus menguat di tahun kedua pemerintahan Jokowi-Maruf-Amin.
Selain menyasar sejumlah menteri, reshuffle juga ditengarai akan menyentuh pos jabatan lain, di antaranya Panglima TNI dan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) atau KaBIN.
Terkait posisi Kepala BIN, sumber internal menyebut posisi ini akan diisi oleh sejumlah nama.
Baca juga: PAN Apresiasi Deklarasi Dukungan untuk Anies Baswedan, tapi Belum Mau Bahas Capres-Cawapres 2024
Mereka antara lain Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa, Kepala Badan Intelejen Strategis (Kabais) Letjen TNI Joni Supriyanto.
Lalu, mantan Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, dan Mayjen TNI (Purn) Hartomo.
Keseluruhan nama tadi dianggap memenuhi kriteria yang layak untuk menjadi Kepala BIN.
Baca juga: ANIES: Kami Harap Presiden Baru yang Dilantik pada 20 Oktober 2024 Anies Baswedan
Dua nama terakhir, yakni Doni Monardo dan Hartomo adalah Jenderal TNI yang kariernya melejit di masa pemerintahan Presiden SBY.
Letjen TNI (Purn) Doni Monardo pernah menjabat Danjen Kopassus, sementara Mayjen TNI (Purn) Hartomo pernah diangkat menjadi Gubernur Akmil dan Kepala Bais TNI.
Keduanya masuk dalam bursa calon Kepala BIN, karena dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman intelijen.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 20 Oktober 2021: 1.207 Pasien Sembuh, 914 Orang Positif, 28 Meninggal
Arif Nurul Imam, analis politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting mengatakan, kapasitas intelijen sebagai kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi calon kandidat Kepala BIN.
Kapasitas tersebut harus melingkupi kemampuan mengolah data, mencari data, dan memvalidasi data untuk kepentingan pembuatan kebijakan pemerintah.
“Siapa yang layak untuk duduk jadi Kepala BIN saya kira basisnya adalah basis kapasitas (Intelijen)."
Baca juga: Komunikasi Risiko Pemerintah Dinilai Buruk, Saat Covid-19 Melonjak Banyak Masyarakat Tak Percaya
"Kemampuan dalam mengolah data, mencari data, dan memvalidasi data."
"Sehingga data itu bisa digunakan sebagai basis pijakan pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan,” kata Arif lewat keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).
Menurut Arif, keempat figur tersebut memang tercatat memiliki kapasitas dan pengalaman dalam dunia intelijen.
Baca juga: DAFTAR Negara Tanpa Korban Wafat Akibat Covid-19 per 20 Oktober 2021, Mayoritas Negeri Kepulauan
Namun lantaran jabatan Kepala BIN ini tidak lepas dari muatan politis, Arif menambahkan kapasitas intelijen juga harus dibarengi dukungan politik.
“Kalau dilihat dari basic-nya sebagai intelijen tentara (TNI), tentu saja semua memiliki pengalaman dalam dunia intelijen."
"Tetapi kemudian bahwa Kepala BIN ini bisa dibilang memiliki muatan politis, tentu saja kapasitasnya harus dibarengi oleh back up politik."
"Sehingga dia layak dan dipilih Pak Jokowi menjadi Kepala BIN,” ulas Arif.