Sampah
UPK Badan Air Jakarta Pusat Kerahkan Alat Berat Angkat Sampah yang Menumpuk di Pintu Air Manggarai
UPK Badan Air Jakarta Pusat mengantisipasi musim hujan dengan cara mengangkat sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai, Rabu (20/10/2021).
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry

Namun, kata dia, sampah plastik yang diterima untuk dibayarkan adalah sampah yang sudah dipilah.
"Setelah saya pilah, lalu saya olah sampah daun itu saya cacah pakai mesin," ujarnya.
Setelah dicacah, sampah itu kemudian diendapkan bersama dengan sampah nasi dan sayuran agar menghasilkan migas.
Baca juga: Mau Berobat Gak Bawa KIS? Gak Masalah, Untung Ada Mobile JKN
Setelah selama 25 hari, maka sampah tersebut sudah menjadi pupuk yang kualitasnya baik untuk tanaman.
Menurut Pansa, pupuk yang bagus untuk tanaman adalah berwarna hitam seperti yang dihasilkan olehnya.
Hitamnya pupuk bukan karena dibakar, tapi memang karena diolah bersama sampah nasi dan sayuran.
"Kalau masih cokelat, jangan coba-coba dijadikan pupuk, karena itu masih ada zat asamnya yang dapat mematikan tanaman," ucapnya.
Pupuk yang dihasilkan ini dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma dan ada juga yang membayar Rp, 10.000-15.000 perkarung.
Dalam sehari, Pansah mengaku dapat membuat sekira 400 kilogram pupuk dari limbah sampah.
Tujuan dari pemgolahan limbah ini adalah untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
"Kalau ada yang bayar atau beli, uangnya saya belikan solar atau bensin untuk mesin, supaya dapat terus beroperasi," jelasnya.