Piala Thomas

Untuk Menepis Tudingan Lalai di Piala Thomas, Zainudin Amali Bentuk Tim Akselerasi dan Investigasi

Menpora Zainudin Amali bergerak cepat atas tudingan lalai di Piala Thomas. Politisi Partai Golkar itu pun segera membentuk tim investigasi.

Penulis: Abdul Majid | Editor: Valentino Verry
Kemenpora.go.id
Menpora Zainudin Amali membetuk tim investigasi dan akselerasi terkait kasus ketiadaan bendera Merah Putih di ajang Piala Thomas. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali langsung mengambil langkah cepat terkait sanksi WADA.

Sanksi WADA kepada Indonesia terlihat saat tim Thomas Indonesia menjadi juara di Denmark tapi bendera merah putih tidak boleh dikibarkan dan digantikan dengan bendera PBSI.

Menpora sempat menjelaskan perihal teguran ketidaktaatan TDP (Tes Doping Plan) sudah diklarifikasi dan mendapatkan respon baik dari WADA, ternyata tidak hanya itu, ada pending matters dari kepengurusan lama yang juga perlu penyelesaian.

Baca juga: Semua Kandidat Bagus, Ketua Komisi I DPR Bilang Jokowi Pasti Sulit Memilih Nama Calon Panglima TNI

“Tidak ada menganggap remeh, ini hal serius, waktu saya sampaikan beberapa waktu lalu berdasarkan laporan yang saya terima hanya masalah TDP, jadi setelah kita klarifikasi seharusnya sudah tidak ada masalah,” kata Amali.

“Ternyata hari ini saya pukul 10.00 rakor internal bersama NOC dan LADI baru diketahui ada pending matters sehubungan kepengurusan yang lama yang harus diselesaikan, jadi ada transisi yang tidak cepat,” jelasnya.

Sanksi WADA terhadap LADI tidak bisa serta merta dibiarkan menyelesaikan sendiri, karena dampak dari sanksi berimbas kepada semua secara kenegaraan.

Oleh karenanya guna hal tersebut Menpora dalam rakor internal yang dihadiri oleh Ketua NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari dan Sekjen LADI Dessy Rosmelita langsung membentuk Tim Akselerasi dan Investigasi.

Ditunjuk Ketua Tim adalah Ketua NOC Indonesia, dengan anggota Sekjen NOC, dari LADI dua orang.

Nantinya juga ada perwakilan dari cabor-cabor yang sering dan punya banyak agenda event internasional, serta satu dari pemerintah yakni dari Kemenpora.

Baca juga: Cegah Kecacatan Bagi Penyandang Thalasemia, Insight Bersama YIIM dan YTI Gelar Pemeriksaan Gratis

“Dalam rakor internal pagi ini saya bentuk Tim yang diketuai Pak Okto, dengan dua tugas yakni akselerasi, percepatan komunikasi dengan pihak-pihak terkait terutama WADA guna mempercepat pencabutan sanksi. Yang kedua investigasi, guna mencari apa yang sebenarnya terjadi dan apa penyebabnya serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” katanya.

Lebih lanjut, Menpora dalam hal ini juga sudah berkomunikasi dengan Menteri Sekretaris Negara, melaporkan langkah-langkah yang diambil untuk dalam waktu yang tidak terlalu lama segera menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi.

“Selanjutnya Tim segera bekerja untuk dua tugas tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada saya selaku Menpora, serta saya sudah berkomunikasi dengan Mensesneg menyampaikan langkah-langkah yang kami ambil,” pungkasnya.

Sebelumnya, Andreas Adi Siswa, ayah pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie, menyayangkan tiadanya seremoni pengibaran bendera Merah-putih saat Skuad Garuda menjuarai Piala Thomas di Aarhus, Denmark. 

Diketahui, Badan Antidoping Dunia (WADA) menjatuhkan sanksi kepada Lembaga Antidoping Indonesia (LADI), akibat ketidakpatuhan dalam menerapkan program pengujian yang efektif.

Baca juga: Soal Lokasi Untuk Ajang Balap Formula E, Ariza Sebut Pemprov DKI Tunggu Perwakilan FEO

 Ketidakpatuhan itu memunculkan berbagai konsekuensi, salah satunya tidak boleh ada bendera Merah Putih dalam kejuaraan tingkat regional, kontinental, atau dunia. 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved