Edukasi Deteksi Kanker Payudara di Kemasan Charm Kerjasama dengan YKPI, Ingatkan untuk Sadari

Kanker payudara masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia terutama perempuan Indonesia. 

Editor: LilisSetyaningsih
istimewa
Mulai Oktober 2021 luncurkan Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special Edition 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kanker payudara masih menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia terutama perempuan Indonesia. 

Menurut data The Global Cancer Observatory tahun 2020, kanker payudara di Indonesia merupakan kanker paling banyak ditemukan pada perempuan dengan proporsi 30,8 persen dari total kasus kanker lainnya, yakni terdapat 65.858 kasus baru.

Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker dengan persentase sebesar 9,6 persen. 

Salah satu penyebab tingginya angka kasus kejadian dan kematian akibat kanker payudara adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat akan deteksi dini dan pemeriksaan kanker payudara secara klinis.

Baca juga: Linda Agum Gumelar Ajak Penyintas Kanker Payudara Jangan Tunda Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Akibat Pandemi Covid-19, Program Penurunan Kematian Akibat Kanker Payudara Melambat

Riset Kemenkes di tahun 2016, tingkat penetrasi Sadari (periksa payudara sendiri) adalah 46,3 persen,  dan Sadanis (periksa payudara klinis), yang dilakukan tenaga kesehatan, 4,4%. 

Kondisi inilah yang membuat pasien datang dalam kondisi lanjut.

Dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk, sebagai Ahli Bedah Onkologi dan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) menjelaskan bahwa masih sekitar 70 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut.

Padahal jika kanker payudara terdeteksi lebih awal, akan ada lebih banyak pilihan perawatan dan kesempatan untuk bertahan hidup juga akan lebih besar, bisa mencapai 95 persen apabila terdeteksi pada stadium pertama. 

Baca juga: Semua Negara Beradaptasi Menangani Kanker Payudara di Masa Pandemi Virus Covid-19

Baca juga: Penyebab Kasus Kanker Payudara Tahap Lanjut Masih Tinggi di Indonesia

Dengan begitu secara tidak langsung juga akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan meminimalkan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia. 

Pentingnya deteksi dini pada kanker payudara juga disuarakan dr. Khairatu Nissa Rangkuti, seorang penyintas kanker payudara.

Ia menjelaskan bahwa informasi tentang Sadari seperti yang terdapat dalam kemasan Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special Edition ini tentunya perlu diketahui dan dipraktekkan oleh setiap perempuan di Indonesia.

"Dengan gerakan Sadari yang sederhana, kita bisa mengetahui apabila terjadi perubahan pada payudara, dan segera melakukan konsultasi ke dokter serta mendapatkan perawatan yang tepat," katanya di acara  virtual peluncuran kemasan Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special Edition, belum lama ini.

Baca juga: 50 Persen Lebih Perempuan Didiagnosa Kanker Payudara Tidak Pernah Periksa Kesehatan

Baca juga: Menkes Budi Sadikin Percaya Kerjasama Semua Pihak Terkait Bisa Kendalikan Penyakit Kanker Payudara

 "Secara tidak langsung deteksi dini termasuk gerakan Sadari dapat membantu meminimalkan angka kematian akibat kanker payudara dan mengurangi jumlah pasien kanker payudara,"  imbuhnya.

Presiden Direktur PT. Uni-Charm Indonesia Tbk, Yuji Ishii mengatakan upaya lain yang dilakukan Charm yang bekerja sama dengan YKPI untuk mendukung penetrasi deteksi dini kanker payudara kepada setiap perempuan di Indonesia adalah dengan membuat video dan artikel edukasi yang akan di posting dalam website Charm Girls Talk. 

Selain itu Charm juga akan membuat dan mempublikasikan dua digital movie tentang "Cara Sadari" dan "Pesan dari penyintas kanker payudara", di Media Digital untuk menyampaikan secara luas tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan kanker payudara yang tepat.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved