Muktamar Nahdlatul Ulama
PROFIL Hidayat Nurwahid yang Disebut Faisal Assegaf Cocok jadi Ketum PBNU, Dia Muhammadiyah atau NU?
Ayah Hidayat Nurwahid, Muhammad Syukri merupakan pengurus Muhammadiyah, meskipun sebelumnya memiliki latar belakang Nahdhatul Ulama.
Ketua Umum LP2SI (Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam) Al-Haramain Jakarta (sejak 1993)
Anggota Pengurus badan Wakaf Pondok Modern Gontor (1999)
Pengurus Islamic Center IQRO Bekasi
Ketua Dewan Pendiri Partai Keadilan (PK)
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Keadilan (1998-1999)
Anggota Steering Commitee IIFTIHAR untuk International Seminar and Workshop on Islamic Economics (1999)
Presiden Partai Keadilan (PK) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) (2000-2004)
Ketua Majelis Syuro Ikatan Da’i Indonesia (IKADI)
Ketua Forum Dakwah Indonesia
Wakil Ketua Dewan Penasehat ICMI (2005-2010)
Anggota Dewan Pembina Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI)
Wakil Ketua Wali Amanat Al Quds Foundation yang diketuai Syaikh Prof. Dr. Yusuf Al Qaradhawy
Anggota Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Ketua Dewan Pembina Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)
Riwayat Karier
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Hidayat Nur Wahid aktif terlibat dalam gerakan tarbiyah (pendidikan) dan berperan dalam pendirian Yayasan Alumni Timur Tengah serta lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam (LP2SI) di bawah Yayasan Al-Haramain.
Hidayat Nur Wahid juga pernah menjadi redaktur jurnal Ma'rifat yang merupakan majalah dari lembaga Haramain.
Mengikuti sang ayah dan ibu, Hidayat Nur Wahid pun terjun ke dunia pendidikan dengan mengajar di Universitas Muhammadiyah Jakarta, dosen pascasarjana di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidaytullah dan Universitas asy-Syafi'iyah, Jakarta.
Karier politik Hidayat Nur Wahid dimulai saat dirinya menjadi deklarator Partai Keadilan pada 20 Juli 1998.
Hidayat Nur Wahid terpilih menjadi ketua Dewan Pendiri dan menerima pelantikan menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Partai Keadilan.
Pada pasca pemilu 1999, PK berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pada 21 Mei 2000, Hidayat Nur Wahid dilantik menjadi Presiden kedua Partai Keadilan Sejahtera.
Pada pemilu 2014, Hidayat Nur Wahid terpilih menjadi anggota DPR.
Hidayat Nur Wahid didaulat menjadi wakil Ketua MPR RI 2014-2019.
Baca juga: PROFIL Gus Baha, Santri Kesayangan Mbah Moen yang Diusulkan Jadi Caketum PBNU Melawan Said Aqil
Baca juga: Dicaci Oknum Banser usai Usulkan HNW jadi Ketum PBNU, Faisal: Baru Punya Jaket Banser Sudah Arogan!
Karier :
Anggota Pelajar Islam Indonesia (PII), 1973
Koordinator Pramuka Gontor bidang kesekretariatan, 1977-1978
Training HMI IAIN Yogyakarta, 1979
Sekretaris MIP PPI Madinah, Arab Saudi, 1981-1983
Ketua PPI Arab Saudi, 1983-1985
Peneliti LKFKH (Lembaga Kajian Fiqh dan Hukum) Al Khairot
Ketua Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam, Yayasan Al-Haramain, Jakarta, 1993
Anggota Pengurus badan Wakaf Pondok Modern Gontor, 1999
Dewan Redaksi Jurnal Ma’rifah
Ketua Forum Dakwah Indonesia
Dosen Pasca Sarjana Magister Studi Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Dosen Pasca Sarjana Magister Ilmu Hukum, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Dosen Pasca Sarjana IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Dosen Fakultas Ushuluddin (Program Khusus) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dosen Pasca Sarjana Universitas Asy-Syafiiyah, Jakarta
Presiden Partai Keadilan 2000- 2002
Presiden Partai Keadilan Sejahtera 2003 – 2004.
Anggota DPR/Ketua MPR RI, 2004 – 2009.
Anggota DPR/Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen DPR RI, 2009 – 2014
Anggota DPR/Wakil Ketua MPR, 2009 – 2014
Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, 2009 - 2012
Wakil Ketua MPR, 2014
Anggota Komisi VIII, 2014
Anggota Komisi I, 2016
Penghargaan
Hidayat Nur Wahid mendapat penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden SBY di Istana Negara, Jakarta pada 15 Agustus 2009 dalam rangka peringatan proklamasi kemerdekaan tahun 2009.
(TribunnewsWiki/Indah)