Koordinator Nol Sampah Tegaskan Mikroplastik Galon Sekali Pakai Bahayakan Manusia dan Lingkungan

Wawan memastikan uraian mikroplastik dari galon sekali pakai membahayakan kesehatan mahluk hidup termasuk manusia juga lingkungan hidup.

Editor: Mohamad Yusuf
Istimewa
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait dengan tegas mengatakan menolak semua bentuk kemasan plastik termasuk galon sekali pakai. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Penggunaan galon sekali pakai hingga kini masih menjadi polemik.

Pasalnya banyak pertentangan untuk penggunaan galon sekali pakai tesebut.

Di mana penggunaan galon sekali pakai itu disebut membahayakan kesehatan makhluk hidup.

Seperti yang dikatakan oleh Koordinator Nol Sampah Wawan Some.

Baca juga: Bagaimana Nasib Peserta Tes SKD CPNS 2021 di Jawa-Madura-Bali yang Belum Vaksin? Ini Solusinya

Baca juga: VIRAL, Ojol Antar Pesanan Obat Naik Sepeda Sejauh 15 Km karena Tak Punya Motor, Begini Kisahnya

Baca juga: Lokasi Tes PCR di Tangerang Selatan yang Sudah Sesuai Harga Keputusan Pemerintah

Wawan memastikan uraian (luruhan) mikroplastik dari galon sekali pakai tidak hanya membahayakan kesehatan mahluk hidup termasuk manusia, tapi juga bahaya bagi lingkungan.

Menurutnya, air dalam kemasan galon sekali pakai itu tidak bisa disimpan terlalu lama karena akan menyebabkan semakin banyaknya mikroplastik dari lapisan galon itu yang terlepas (luruh), yang bisa menyebabkan penyakit kanker bagi yang mengkonsumsinya.

“Kalau kita minum air galon sekali pakai yang tersimpan dalam waktu berhari-hari maka semakin banyak mikroplastik dari lapisan galon yang lepas. Karena, dengan waktu yang lama itu akan ada juga pengaruh panas dan sebagainya yang akan membantu terlepasnya mikroplastik itu sehingga menjadi sangat berbahaya jika diminum,” katanya dalam acara webinar soal plastik dengan media yang diadakan secara online pada Selasa (5/10/2021).

Karenanya, dia mengatakan menyambut baik dengan penelitian mikroplastik dalam galon sekali pakai yang dilakukan Greenpeace bersama Universitas Indonesia baru-baru ini.

“Saya sepakat dengan penelitian yang dilakukan rekan kami dari Greenpeace bersama UI. Karena Zero Waste Indonesia dan Greenpeace selalu mengkampanyekan pembatasan plastik sekali pakai ini,” ujarnya.

Hasil pengujian mikroskopis yang dilakukan Greenpeace dan laboratorium kimia anorganik Universitas Indonesia terhadap galon sekali pakai baru-baru ini memperlihatkan adanya kandungan mikroplastik dalam sampel.

Dr. rer.nat., Agustino Zulys, M.Sc. dari Universitas Indonesia dalam acara jumpa pers baru-baru ini memaparkan sejumlah fakta hasil penelitian.

Yaitu menunjukkan kandungan mikroplastik dalam sampel galon sekali pakai ukuran 15 liter ditemukan sebanyak 85 juta partikel per liter atau setara dengan berat 0,2 mg/liter.

Sementara kandungan mikroplastik dalam galon sekali pakai ukuran 6 liter sebanyak 95 juta partikel/liter atau setara dengan berat 5 mg/liter.

Menurutnya, jenis mikroplastik yang ditemukan merupakan jenis plastik yang sama digunakan pada kemasan galon sekali pakai, yakni PET.

“Analisis karakterisasi terhadap mikroplastik yang terkandung dalam sampel menunjukkan bahwa mayoritas bentuk partikel mikroplastik adalah fragmen, dengan ukuran yang berkisar antara 2,44 hingga 63,65 μm,” kata Agus.

Wawan selanjutnya mengutarakan dari penelitian yang dilakukan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), sebanyak 80% ikan yang dikonsumsi di Indonesia itu sudah mengandung mikroplastik.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved