Berita Dukacita
Secara Adat Batak, Sabam Sirait Sudah Saur Matua, Apa Maknanya?
Dalam adat Batak, Sabam dianggap sudah paripurna dan masuk dalam status saur matua.
Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
“Jadi memang beliau itu sangat menikmati, meskipun tidak mudah untuk beliau rapat-rapat secara virtual dengan DPR. Namun kemudian itu tadi, penyakit paru-paru kronis ini yang membuat beliau harus dirawat di RS,”
Upacara Kematian Adat Batak
Dalam adat Batak, pelaksanaan adat bagi orang meninggal, berbeda-beda sesuai dengan tingkat
hagabeon dari orang yang meninggal.
Hagabeon merupakan kehormatan karena tunainya tanggungan dan lengkapnya keturunan.
Dikutip dari hetanews.com, saur matua adalah dimana seseorang meninggal setelah mencapai umur yang tinggi dan semua anaknya sudah menikah secara adat Batak lengkap.
Di beberapa daerah di tanah Batak, tidak cukup hanya menjadi tua dan semua anaknya sudah menikah.
Tetapi semua anaknya sudah berketurunan; itu berarti ia sudah memiliki cucu dari semua anak-anaknya.
Anak-anaknya yang sudah menikah juga sudah melakukan adat yang penuh atau mangadati dalam pernikahannya.
Jadi tidak sembarangan untuk masuk ke dalam tingkat saur matua.
Setelah acara marria raja atau acara saat meminta nasehat dan petunjuk dari seluruh pihak keluarga, maka esok harinya akan melakukan adat dan mompo yaitu orang meninggal akan dimasukkan ke rumah yang tidak dibuat oleh tangannya atau jabujabu na so pinature ni tanganna.
Dalam bahasa yang lebih konkret, jenazah itu akan dimasukkan ke dalam peti mati.
Tentang jenis-jenis kematian bagi orang Batak dibagi menjadi beberapa bagian dan setiap bagian berbeda nilainya.
Dalam adat Batak, orang mati bukan hanya jenazah yang siap untuk dikuburkan.
Tetapi jauh dari situ kematian orang Batak mempunyai makna, melibatkan sistem kekerabatan dan harapan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Untuk anak yang meninggal disebut tilaha dan termasuk pemuda yang belum kawin ini belum masuk adat.