Berita Nasional
Effendi Simbolon Dukung Andika Perkasa jadi Panglima TNI, Ferdinand Protes: Anda Mewakili Siapa?
Ferdinand menilai, sebagai anggota DPR RI mewakili PDI Perjuangan, dukungan terbuka yang disampaikan tersebut terkesan tidak etis.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Pegiat media sosial (medsos) Ferdinan Hutahean ikut menyoroti terkait dukungan Anggota DPR Fraksi PDIP, Effendi Simbolon kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI.
Tidak hanya mendukung Jenderal Andika Perkasa, Effendi juga mendukung Letnan Jenderal (Letjen) Dudung Abdurachman sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Ferdinand menilai, sebagai anggota DPR RI mewakili PDI Perjuangan, dukungan terbuka yang disampaikan tersebut terkesan tidak etis.
Baca juga: Kiprah Letjen Dudung yang Disebut Calon Kuat KASAD, Pernah Jadi Loper Koran hingga Basmi Baliho HRS
"Jika secara pribadi, Efendi Simbolon menyatakan dukungan kepada KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI maka biasa saja dalam politik. Tapi jika pernyataan Effendi Simbolon sebagai anggota Komisi I DPR atau mewakili PDIP tentu tidak boleh. Karena Komisi I DPR terdiri dari berbagai fraksi atau partai," ujar Ferdinand di Jakarta, Senin (6/9/2021).
Ferdinan menilai, jika pun pernyataan Effendi Simbolon mendukung Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI untuk mewakili PDIP, maka patut dipertanyakan juga.
Sebab, selama ini Effendi Simbolon juga bukan sosok yang bisa dikategorikan mewakili sikap - sikap PDIP secara partai.
Baca juga: KNPI Minta Presiden Jokowi Tunjuk Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI
Baca juga: Soroti Kekayaan Dua Kandidat Kuat Calon Panglima TNI, GIAK: Calon Pejabat Publik Harus Transparan
Ferdinand pun menduga dukungan Effendi Simbolon untuk Jenderal Andika hanya bersifat pribadi.
"Jadi dukungan kepada Jenderal Andika Perkasa hanya pernyataan pribadi Effendi Simbolon saja," ujarnya.
Menurut Ferdinand, dukungan Effendi Simbolon kepada Jenderal Andika Perkasa juga lumrah.
Karena saat ini banyak juga politisi yang mendukung Jendela Andika sebagai calon Panglima untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Namun Effendi Simbolon sebagai anggota PDIP mestinya bisa membedakan posisinya apakah sebagai DPR, sebagai anggota partai maupun pribadi.
Baca juga: Laksamana Yudo Margono Disebut Calon Terkuat Panglima TNI, Ubedilah Badrun Beberkan Analisanya
"Kalau perlu pernyataan tersebut dilapisi sebagai pernyataan pribadi. Itu lumrah saja. Tapi kalau bicara sikap lembaga Komisi I DPR maupun PDIP, maka Edfendi Simbolon tidak bisa mewakilinya. Jadi saya lihat ini hanya perrnyataan pribadi. Jadi ya sah-sah saja. Namanya dukung mendukung," paparnya.
Terkait apakah Effendi Simbolon patut diberikan sanksi karena pernyataannya bisa dikatakan offside, Ferdinand menuturkan, jika bicara sanksi maka sesuai aturan partai saja.
Ia mengaku tidak begitu mengetahui bagaimana aturan internal PDIP.
Tapi sepanjang pernyataan Effendi Simbolon secara pribadi maka tidak masalah dan tidak bisa diberikan sanksi.
Namun, jika pernyataannya mewakili dan merasa mewakili partai atau Komisi I DPR maka pernyataan Effendi Simbolon bisa dikategorikan offside.
Oleh karena itu pernyataan Effendi Simbolon itu patut diklarifikasi, apakah pernyataannya sebagai penyataan pribadi atau sikap partai atau DPR.
Baca juga: Hadi Tjahjanto Segera Pensiun, Elsam: Calon Panglima TNI Harus Berkomitmen Tuntaskan Pelanggaran HAM
Ferdinand pun mengimbau, sebagai anggota partai, Effendi Simbolon harus menahan pernyataan - pernyataan yang belum tentu nanti bisa seirama dengan sikap partai.
"Karena itu akan membuat friksi dan perbedaan internal," tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengatakan, kegiatan dukung mendukung terhadap sosok calon Panglima TNI merupakan sesuatu yang absurd.
Karena pemilihan dan pengangkatan Panglima TNI adalah sebuah rutinitas organisasi belaka. Selain itu pergantian Panglima TNI juga bukan kompetisi politik layaknya pemilihan terbuka.
"Semua ada aturannya, dipilih oleh Presiden sebagai hak prerogatif Presiden," ujar Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono dalam keterangannya, Minggu (5/9/2021).
Dalam kesempatan ini Julius juga mengungkapkan, sepanjang dua bulan terakhir sudah ada dua kelompok yang membuat acara untuk mendukung KSAL Laksamana TNI Yudo Margono sebagai calon Panglima TNI.
Baca juga: Ketua PA 212 Slamet Maarif Prihatin Tes Keperawanan Calon Kowad-Istri Prajurit Dihapus
Ternyata, setelah ditelusuri, kedua acara tersebut dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Kedua acara tersebut jelas merugikan marwah institusi TNI AL dan KSAL secara pribadi.
"Karena kami adalah institusi negara yang loyal tegak lurus kepada Presiden RI, tidak berpolitik apalagi menggalang dukungan," tegasnya.
Baca juga: Pakar Psifor: Saipul Jamil Bukan Pedofilia, Melainkan Ephebophilia Atau Homoseksual Fakultatif
Selain Jenderal Andika Perkasa, nama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono juga menguat untuk menggantikan posisi Hadi.
Jika merujuk pada matra, saat ini Angkatan Laut yang mendapat giliran memegang tongkat komando TNI.
Namun semua keputusan tetap berada di tangan Jokowi selalu presiden.