Berita Jakarta
PTM Sudah Dipersiapkan Matang, Disdik DKI Utamakan Izin dari Orangtua
Nahdiana menyampaikan, dalam pembelajaran tatap muka, peserta didik tidak serta merta bisa langsung masuk sekolah
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR -- Sebanyak 610 sekolah di Jakarta dari jenjang SD hingga SMK, melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas mulai Senin (30/8/21) kemarin.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana menyampaikan, dalam pembelajaran tatap muka, peserta didik tidak serta merta bisa langsung masuk sekolah.
Sebab salah satu persyaratannya adalah mengantongi izin dari orang tua.
"Kalau orang tua belum mengizinkan, kami juga layani pembelajaran daring," ucap Nahdiana saat menjadi narasumber dalam webinar yang digelar Forum Pemuda Peduli Jakarta (FPPJ) bertajuk 'Pembelajaran Tatap Muka Pada Kenormalan Baru Bertahap di Provinsi DKI Jakarta', Selasa (31/8/21).
Baca juga: PTM Digelar, Siswi SDN 04 Lebak Bulus Akui Lebih Senang Belajar Tatap Muka di Sekolah Ketimbang PJJ
Baca juga: Ajang Balap Formula E 2022 di Jakarta Berpotensi Boroskan Anggaran Rp 4,48 triliun
Lanjutnya, selain izin dari orang tua, dengan mengadakan PTM terbatas diimbau untuk para orangtua agar mengajak anaknya untuk divaksinasi.
"Tentunya dalam hal ini kami mengimbau untuk para orangtua yang belum antar anaknya vaksinasi kami berharap untuk ajak anaknya melakukan vaksinasi," ujarnya.
Kata Nahdiana, pembelajaran tatap muka secara terbatas ini telah dipersiapkan secara matang dan melewati sejumlah tahapan.
Baca juga: Setelah PTM Kemarin, SDN 02 Kelapa Dua Wetan Semprot Disinfektan Hari Ini
"Prinsipnya pendidikan kita selenggarakan dengan mengutamakan keselamatan," ujarnya.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta bahkan telah menyiapkan skema rem darurat atau emergency break jika hal-hal yang tidak diinginkan misalnya muncul kasus Covid-19 di sekolah.
"Dinas Pendidikan turut mengapresiasi FPPJ yang menyelenggarakan webinar ini karena jadi sarana untuk menyambangi masyarakat," ucapnya.
Baca juga: Tuding Anies Bermanuver Agar Interpelasi Tak Terlaksana, Tsamara Amany: Mengapa Takut, Pak Gubernur?
Diketahui, webinar tersebut dibuka Plt Asisten Kesra Pemprov DKI Jakarta Uus Kuswanto dan dihadiri pembicara Sylviana Murni (Anggota DPD RI dan Ketua Komisi III DPD RI Dapil DKI Jakarta), Putri Khairunnisa (aktivis perempuan) dan M.Ridwan (tokoh muda Betawi).
Anak sambut gembira
Amelia Asti Zefanya Sinaga (9) siswa kelas V SDN Lebak Bulus 04 Pagi, mengaku lebih senang menjalani sekolah tatap muka di sekolahnya, dibanding belajar secara online.
Amelia sudah menjalani pembelajaran tatap muka, Senin (29/8/2021).
Kini ia bersiap kembali untuk menjalani sekolah tatap muka, Rabu (1/9/2021).
"Lebih enak belajar tatap muka dibanding online. Kalau tatap muka kami lebih mengerti, tapi kalau online, kadang gak jelas, apalagi kalau internetnya lagi jelek. Jadi putus-putus suara guru dan belajarnya," kata Amelia kepada Wartakotalive.com, Selasa (31/8/2021).
Karenanya ia mengaku sangat antusias untuk mengikuti PTM kedua, Rabu (1/9/2021).
"Waktu belajar di sekolah hari Senin, saya sama temen-temen sudah tahu kok, gak salaman, gak peluk-pelukan, meskipun kangen. Lalu pake masker terus, sampai pulang dijemput mama," katanya.
Ruth, orangtua Amelia, mengaku anaknya lebih senang belajar tatap muka di sekolah dibanding online.
Baca juga: Kolaborasi Edufecta dan Educampus Hadirkan Sistem Informasi Manajemen Kampus Terintegrasi Digital
"Ya mungkin karena interaksi mereka secara langsung, lebih mudah dipahami dibanding secara online. Kalau online memang, cukup sering keganggu jaringan internet," katanya.
Sebelumnya Amelia terlihat gembira menyiapkan sejumlah buku pelajaran ke dalam tasnya, untuk dibawa ke sekolah pada Senin.
"Senang bisa lihat dan ketemu temen-temen sama guru. Kan sudah lama belajar online, sekarang bisa tatap muka, jadi senang," kata Amelia polos saat ditemui Wartakotalive.com di rumahnya di Tangsel, Minggu (29/8/2021).
Baca juga: Ajang Balap Formula E 2022 di Jakarta Berpotensi Boroskan Anggaran Rp 4,48 triliun
Dari kedua orang tuanya, Amelia mengaku tahu tidak diperkenankannya sekolah tatap muka selama ini karena ancaman Covid-19.
Karenanya Amelia mengaku akan tetap waspada saat di sekolah dan mengikuti pesan orang tuanya untuk tidak membuka masker dan selalu menjaga jarak.
"Rasa takut sih ada, tapi terus waspada aja biar terhindar, gitu pesen mama. Pakai masker terus selama di sekolah dan jangan peluk-pelukan dan jangan salaman sama temen dulu, lalu jaga jarak," kata Amelia lugas.
Baca juga: Optimalkan Pelayanan, BPJS Kesehatan Jakarta Barat Giat Sosialisasikan Layanan Non Tatap Muka
Amelia mengaku semua persiapan untuk sekolah tatap muka sudah dilakukan bersama kedua orang tuanya.
"Aku siapain seragam sekolah, alat tulis, buku tulis, buku pelajaran, juga masker dan hand sanitizer," katanya.
Menurut Amelia, dari informasi sekolah, nantinya juga disediakan masker di sekolah.
"Pokoknya pake masker terus aja selama di sekolah. Doaian ya supaya gak terkena dan gak tertular corona," kata Amelia.
Baca juga: Dua Kelompok Bertikai di Depan Kampus UNKRIS Pondok Gede, Polisi Masih Selidiki Pemicu Perkelahian
Untuk teman-temannya yang masih belajar online, Amelia mengajak untuk tetap semangat. "Untuk temen-temen yang sekolah online tetap semangat ya, dan yang tatap muka juga semangat," katanya.
Ruth, orangtua Amelia, mengatakan juga turut senang, akhirnya sekolah anaknya menggelar pembelajaran tatap muka.
"Saya percaya protokol kesehatan di sekolah. Dan juga saya sudah ingatkan terus Amel, supaya tetap pakai masker dan jaga jarak sama temen-temennya," katanya.
Baca juga: Begini Kronologi Bentrokan 2 Ormas di Kampus Unkris Kota Bekasi Versi Polisi
Orangtua Siswa Setuju
Berdasarkan hasil survey melalui google forms, sebagian besar atau mayoritas orang tua siswa di SDN Lebak Bulus 04 Pagi, di Jalan Puskesmas, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan menyatakan setuju dengan pembelajaran tatap muka di sekolah, asalkan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Hal itu diungkapkan Dudung Dulfikar, Guru sekaligus Ketua Satgas Covid-19 SDN Lebak Bulus 04 Pagi, saat ditemui Wartakotalive.com, Minggu (29/8/2021) sore.
"Sudah berulang kali, kami lakukan survey lewat google forms dan selalu mayoritas ortu siswa setuju dan mendukung sekolah tatap muka," kata Dudung.
Namun ia mengakui masih ada ortu siswa yang kurang setuju dengan berbagai alasan. "Yang tak setuju biasanya karena anaknya sakit atau di luar kota. Tapi mayoritas dari google forms yang masuk, ortu siswa hampir semuanya setuju sekolah tatap muka," kata Dudung.
Baca juga: VIDEO Gerombolan Curanmor Sadis yang Tak Segan Tembak Korbannya Diringkus Polisi
Sementara para guru katanya semuanya juga setuju sekolah tatap muka. "Apalagi guru, setuju semua sekolah tatap muka," katanya.
Dudung menjelaskan, SDN Lebak Bulus 04 Pagi memperbolehkan para siswa yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM), Senin (30/8/2021), membawa air minum sendiri di dalam tumbler masing-masing ke kelas.
Tapi para siswa dilarang saling berbagi air minum di tumbler dan juga dilarang saling pinjam alat tulis.
"Kalau makanan tidak boleh membawa. Orang tua murid dianjurkan beri sarapan siswa sebelum datang ke sekolah. Kalau minum iya boleh, masing-masing bawa tumbler. Karena anak-anak apalagi yang kelas 1 itu, baru satu jam saja sudah haus. Jadi minum boleh," kata Dudung.
Meski begitu katanya guru akan melarang mereke jika saling berbagi minum dengan tumbler yang sama. "Juga tidak boleh saling pinjam alat tulis atau barang lainnya, apalagi saling bagi air minum dari tumbler," ujarnya.
Baca juga: Dua Kelompok Bertikai di Depan Kampus UNKRIS Pondok Gede, Polisi Masih Selidiki Pemicu Perkelahian
Hal itu kata Dudung dilakukan untuk mencegah adanya penyebaran Covid-19 antar siswa.
"Untuk siswa yang saat belajar tatap muka, ada keluhan sakit atau apapun, kami siapkan ruang isolasi sementara di ruang UKS. Mereka akan di sana sampai orang tua menjemput, atau jika memang darurat kita bawa ke puskesmas, karena sekolah kita dekat dengan puskesmas. Ini untuk mengantisipasi semua kemungkinan," katanya.
Ia menjelaskan saat pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) Senin (30/8/2021), pihak SDN Lebak Bulus 04 Pagi, melarang orang tua siswa yang mengantar, menunggu di sekolah.
Setelah mengantar siswa hingga gerbang sekolah, para ortu diimbau untuk keluar dari lingkungan sekolah dan tidak diperkenankan menunggu di ruang tunggu yang sebelumnya ada.
Baca juga: Begini Kronologi Bentrokan 2 Ormas di Kampus Unkris Kota Bekasi Versi Polisi
Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya kerumunan ortu siswa di lingkungan sekolah, agar tidak ada penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
"Jadi ortu siswa hanya mengantar sampai pintu gerbang pertama saja. Setelah siswa dites thermo gun dan dinyatakan aman, siswa akan diantar guru kami sampai ke kelas, sementara orang tua siswa atau yang mengantar, kami imbau pulang," kata Dudung Dulfikar, Guru sekaligus Ketua Satgas Covid-19 SDN Lebak Bulus 04 Pagi, saat ditemui Wartakotalive.com, Minggu (29/8/2021) sore.
"Tidak diperkenankan menunggu ini untuk mencegah adanya kerumunan di lingkungan sekolah," tambah Dudung.
Menurutnya, ortu siswa diperkenankan kembali datang ke sekolah, saat jam PTM selesai atau jam pulang sekolah, untuk menjemput siswa.
Baca juga: Persiapan PTM Besok, 65 Sekolah di Jakarta Utara Disemprot Disinfektan
"Saat jam pulang sekolah, baru ortu siswa boleh datang menjemput," katanya.
Dudung menjelaskan persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Lebak Bulus 04 Pagi di Jalan Puskesmas, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, rampung dan sudah cukup maksimal sampai Minggu (29/8/2021).
Ia memastikan telah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka kepada siswa secara terbatas, Senin (30/8/2021).
"Semua sarana dan prasarana di sekolah untuk prokes, sudah kami siapkan semua. Sampai mekanismenya, mulai dari saat siswa datang sampai ke dalam kelas. Kami para guru sudah siap melaksanakan mekanismenya," kata Dudung.
Ia mengatakan untuk pembelajaran tatap muka ini, hanya dilakukan paling 2,5 jam untuk kelas tinggi dan dua jam untuk kelas rendah.
"Kelas rendah, yakni kelas 1 sampai kelas 3, maksimal hanya 2 jam. Untuk kelas tinggi, yakni kelas 4 sampai kelas 6, paling lama 2,5 jam. Jadi tidak boleh lebih dari waktu itu, dan tidak ada jam istirahat," kata Dudung.
Menurutnya mulai dari wastafel dan hand sanitazer, sudah disiapkan.
"Juga ruang kelas yang akan digunakan, sudah disterilkan dengan disemprot disinfektan," katanya.
Dudung mengatakan sejak siswa datang di pintu gerbang pertama masuk, dipastikan mengenakan masker. Lalu akan dites thermo gun dan suhunya tidak boleh lebih 37,5 derajat celsius.
"Siswa yang lolos atau dinyatakan aman, akan diantar guru melewati gerbang berikutnya, lalu diminta mencuci tangan bergantian di 3 wastafel yang disiapkan pintu masuk gerbang sekolah," katanya.
Setelah itu, guru akan mengarahkan siswa ke ruang kelas yang dituju.
"Jadi gak boleh bergerombol atau ketemu teman-temannya beramai-ramai, tapi langsung masuk kelas, dan memulai pembelajaran tatap muka," katanya.
Ia mengatakan pihak sekolah menganjurkan ke orangtua menyiapkan masker cadangan ke anak-anak mereka yang PTM.
"Tapi kami tetap menyiapkan masker cadangan, mengantisipasi kalau-kalau orangtua atau siswa lupa," kata Dudung.
Dudung menjelaskan untuk PTM, Senin (30/8/2021), ada 7 ruangan kelas yang akan digunakan dari sekitar 21 ruang kelas yang ada.
"Tujuh ruang kelas yang digunakan itu, juga tidak bersebelahan langsung, tapi dijarak satu ruangan kosong yang tidak dipakai," katanya.
Setiap kelas kata Dudung, paling banyak hanya 15 orang siswa saja. "Jadi hanya 50 persen saja dari jumlah siswa perkelas. Di sekolah kami satu kelas ada yang siswanya 30 dan ada yang 28. Jadi paling banyak nanti hanya 15 siswa di satu kelas yang tatap muka," katanya.
Pantauan Warta Kota di SDN Lebak Bulus 04 Pagi, Minggu sore, tampak ada 3 wastafel alumunium dijejerkan di depan pintu gerbang masuk lengkap dengan sabun cuci tangan.
Selain itu di setiap ruangan kelas dan ruang lainnya juga ada wastafel buatan lengkap dengan cairan cuci tangan.
Di ruang kelas yang akan digunakan, di setiap meja dan bangku untuk dua orang, satu sisinya diberi tanda silang. Ini berarti meja dan bangku itu hanya dapat digunaka untuk satu siswa.
Selain itu handsanitizer ada di setiap meja guru di ruang kelas yang akan dipakai untuk PTM. Bukan itu saja pihak sekolah juga menyediakan ruang isolasi sementara, mengantisipasi jika ada siswa yang sakit atau mengalami keluhan kondisi kesehatan.
Di beberapa ruang kelas yang akan dipakai PTM juga disediakan proyektor untuk online langsung dengan siswa yang ada di rumah.
"Jadi saat pembelajaran tatap muka, di beberapa kelas, sekaligus juga belajar online bersamaan dengan siswa lain yang di rumah," katanya.
Dudung memastikan para guru yang mengajar dan berjaga di sekolah saat PTM, sudah divaksin covid-19 sebanyak dua kali.
"Jadi guru yang mengajar dan ada di lapangan besok untuk mengarahkan siswa, semuanya sudah divaksin dua kali," kata Dudung. (Yolanda/bum)