Berita Jakarta
PTM Sudah Dipersiapkan Matang, Disdik DKI Utamakan Izin dari Orangtua
Nahdiana menyampaikan, dalam pembelajaran tatap muka, peserta didik tidak serta merta bisa langsung masuk sekolah
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Feryanto Hadi
Setelah mengantar siswa hingga gerbang sekolah, para ortu diimbau untuk keluar dari lingkungan sekolah dan tidak diperkenankan menunggu di ruang tunggu yang sebelumnya ada.
Baca juga: Begini Kronologi Bentrokan 2 Ormas di Kampus Unkris Kota Bekasi Versi Polisi
Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya kerumunan ortu siswa di lingkungan sekolah, agar tidak ada penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
"Jadi ortu siswa hanya mengantar sampai pintu gerbang pertama saja. Setelah siswa dites thermo gun dan dinyatakan aman, siswa akan diantar guru kami sampai ke kelas, sementara orang tua siswa atau yang mengantar, kami imbau pulang," kata Dudung Dulfikar, Guru sekaligus Ketua Satgas Covid-19 SDN Lebak Bulus 04 Pagi, saat ditemui Wartakotalive.com, Minggu (29/8/2021) sore.
"Tidak diperkenankan menunggu ini untuk mencegah adanya kerumunan di lingkungan sekolah," tambah Dudung.
Menurutnya, ortu siswa diperkenankan kembali datang ke sekolah, saat jam PTM selesai atau jam pulang sekolah, untuk menjemput siswa.
Baca juga: Persiapan PTM Besok, 65 Sekolah di Jakarta Utara Disemprot Disinfektan
"Saat jam pulang sekolah, baru ortu siswa boleh datang menjemput," katanya.
Dudung menjelaskan persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Lebak Bulus 04 Pagi di Jalan Puskesmas, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, rampung dan sudah cukup maksimal sampai Minggu (29/8/2021).
Ia memastikan telah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka kepada siswa secara terbatas, Senin (30/8/2021).
"Semua sarana dan prasarana di sekolah untuk prokes, sudah kami siapkan semua. Sampai mekanismenya, mulai dari saat siswa datang sampai ke dalam kelas. Kami para guru sudah siap melaksanakan mekanismenya," kata Dudung.
Ia mengatakan untuk pembelajaran tatap muka ini, hanya dilakukan paling 2,5 jam untuk kelas tinggi dan dua jam untuk kelas rendah.
"Kelas rendah, yakni kelas 1 sampai kelas 3, maksimal hanya 2 jam. Untuk kelas tinggi, yakni kelas 4 sampai kelas 6, paling lama 2,5 jam. Jadi tidak boleh lebih dari waktu itu, dan tidak ada jam istirahat," kata Dudung.
Menurutnya mulai dari wastafel dan hand sanitazer, sudah disiapkan.
"Juga ruang kelas yang akan digunakan, sudah disterilkan dengan disemprot disinfektan," katanya.
Dudung mengatakan sejak siswa datang di pintu gerbang pertama masuk, dipastikan mengenakan masker. Lalu akan dites thermo gun dan suhunya tidak boleh lebih 37,5 derajat celsius.
"Siswa yang lolos atau dinyatakan aman, akan diantar guru melewati gerbang berikutnya, lalu diminta mencuci tangan bergantian di 3 wastafel yang disiapkan pintu masuk gerbang sekolah," katanya.
Setelah itu, guru akan mengarahkan siswa ke ruang kelas yang dituju.
"Jadi gak boleh bergerombol atau ketemu teman-temannya beramai-ramai, tapi langsung masuk kelas, dan memulai pembelajaran tatap muka," katanya.
Ia mengatakan pihak sekolah menganjurkan ke orangtua menyiapkan masker cadangan ke anak-anak mereka yang PTM.
"Tapi kami tetap menyiapkan masker cadangan, mengantisipasi kalau-kalau orangtua atau siswa lupa," kata Dudung.
Dudung menjelaskan untuk PTM, Senin (30/8/2021), ada 7 ruangan kelas yang akan digunakan dari sekitar 21 ruang kelas yang ada.
"Tujuh ruang kelas yang digunakan itu, juga tidak bersebelahan langsung, tapi dijarak satu ruangan kosong yang tidak dipakai," katanya.
Setiap kelas kata Dudung, paling banyak hanya 15 orang siswa saja. "Jadi hanya 50 persen saja dari jumlah siswa perkelas. Di sekolah kami satu kelas ada yang siswanya 30 dan ada yang 28. Jadi paling banyak nanti hanya 15 siswa di satu kelas yang tatap muka," katanya.
Pantauan Warta Kota di SDN Lebak Bulus 04 Pagi, Minggu sore, tampak ada 3 wastafel alumunium dijejerkan di depan pintu gerbang masuk lengkap dengan sabun cuci tangan.
Selain itu di setiap ruangan kelas dan ruang lainnya juga ada wastafel buatan lengkap dengan cairan cuci tangan.
Di ruang kelas yang akan digunakan, di setiap meja dan bangku untuk dua orang, satu sisinya diberi tanda silang. Ini berarti meja dan bangku itu hanya dapat digunaka untuk satu siswa.
Selain itu handsanitizer ada di setiap meja guru di ruang kelas yang akan dipakai untuk PTM. Bukan itu saja pihak sekolah juga menyediakan ruang isolasi sementara, mengantisipasi jika ada siswa yang sakit atau mengalami keluhan kondisi kesehatan.
Di beberapa ruang kelas yang akan dipakai PTM juga disediakan proyektor untuk online langsung dengan siswa yang ada di rumah.
"Jadi saat pembelajaran tatap muka, di beberapa kelas, sekaligus juga belajar online bersamaan dengan siswa lain yang di rumah," katanya.
Dudung memastikan para guru yang mengajar dan berjaga di sekolah saat PTM, sudah divaksin covid-19 sebanyak dua kali.
"Jadi guru yang mengajar dan ada di lapangan besok untuk mengarahkan siswa, semuanya sudah divaksin dua kali," kata Dudung. (Yolanda/bum)