Diskusi Karya Cetak Karya Rekam
Syarif Bando: Satu Buku dan Karya Rekam yang Digitalkan Bisa Bermanfaat Untuk Banyak Orang
Ia berharap kepada masyarakat Indonesia dan dunia, bahwa karya-karya yang dihasilkan oleh orang-orang intelektual itu bisa dimanfaatkan dengan baik
Penulis: Ign Agung Nugroho |
Laporan Wartawan WARTA KOTA, Ign Agung Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Perpustakaan merupakan institusi yang bisa menjadi jembatan pengetahuan masa lampau, masa kini, dan masa datang dari semua karya yang dihasilkan penulis.
Oleh karena itu, dengan menyerahkan koleksi Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR), menurut Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI Muhammad Syarif Bando, para penulis, penerbit dan produsen karya rekam merupakan sosok istimewa, karena menjadi sumber jembatan ilmu pengetahuan bagi bangsa Indonesia.
"Satu buku yang sudah didigitalkan, satu karya rekam yang sudah didigitalkan, akan menjadi sumber informasi bagi banyak orang," kata Syarif Bando di acara talkshow dengan tema 'Melalui Kepatuhan SS KCKR Karya Bangsa Lestari Indonesia Tangguh dan Tumbuh’ yang berlangsung secara virtual pada Selasa (24/8/2021).
Ia pun berharap kepada masyarakat Indonesia dan dunia, bahwa karya-karya yang dihasilkan oleh orang-orang intelektual itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Indonesia dan dunia.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman menyatakan akses merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi terjadinya aktifitas literasi.
"Kami mendukung upaya untuk memberdayakan sumber daya agar masyarakat dapat memanfaatkan sumber-sumber literasi, seperti perpustakaan, toko buku, dan media massa," kata Arys Hilman.
Ikapi mencatat jumlah buku elektronik yang didaftarkan ke Perpusnas untuk mendapatkan International Standard Book Number (ISBN) terus bertambah setiap tahun.
Pada 2017, sebanyak 2.819 judul buku elektronik yang diajukan mendapatkan ISBN, dan meningkat pada 2019 menjadi 17.141.
General Manager Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (Asiri) Braniko Indhyar menjelaskan sejak 2018, pihaknya dipercaya Perpusnas untuk membuat dan mengembangkan sistem yang membantu para produsen karya rekam menyerahkan karya rekamnya ke Perpusnas.

Melalui layanan daring, Asiri membuat sistem permintaan ISRC (seperti nomor induk lagu) yang terintegrasi dengan sistem deposit Perpusnas.
"Total konten yang sudah diserahkan ASIRI ke Perpusnas adalah 14.500 konten. Saat ini ASIRI sudah mengupayakan asosiasi produser lain dan perwakilan musik tradisional agar bisa menyerahkan salinan karya rekamnya ke Perpusnas,” ungkap Braniko.
Mengingat perkembangan teknologi karya rekam, dia berharap Perpusnas memperhatikan infrastruktur, terutama storage, jaringan, maintenance, dan format baru penyimpanan di masa mendatang.
"Harapan ASIRI adalah dapat menjadi bagian dalam menjaga dan melestarikan karya anak bangsa, khususnya di bidang lagu dan musi," kata Braniko. (ign)