Virus Corona
Jokowi: Covid-19 Sangat Sulit Diduga dengan Kalkulasi Apapun, karena Barangnya Enggak Kelihatan
Salah satu langkah penanganan yang harus dilakukan yakni memindahkan mereka yang isolasi mandiri ke tempat isolasi terpusat.
"Pak Ini kalau tidak bisa dihentikan, Agustus akan muncul di 80 ribu (kasus), September itu di 160 ribu (kasus)."
Baca juga: Kasus Kepemilikan Senjata Api dan Amunisi Ilegal, Kivlan Zen Dituntut 7 Bulan Penjara
"Kalau enggak bisa menghentikan, bisa di atas india, kita," ungkap Jokowi menirukan masukan dari timnya tersebut.
Jokowi tidak menyebutkan siapa timnya yang dimaksud itu.
Setelah mendapat masukan tersebut, Jokowi langsung memerintahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, untuk fokus menekan lonjakan Covid-19.
Baca juga: Aturan Makan di Tempat 30 Menit, Warga Jaksel: Enggak Efektif, Penyebaran Droplet Sangat Cepat
"Saat itu saya sampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri, tidak ada pekerjaan lain, yang ada menghentikan ini."
"Jangan sampai melompat ke 80 ribu kasus, melompat ke 160 ribu. Sekali lagi hati-hati mengenai ini," tuturnya.
Oleh karena itu, kepala negara meminta seluruh pihak selalu waspada dengan lonjakan kasus Covid-19.
Baca juga: Moeldoko Bilang TWK Pegawai KPK Tak Perlu Diurus Jokowi, ICW: Baca Dulu Baru Komentar
Karena, kata Presiden, Covid-19 sulit diprediksi.
Salah satu langkah penanganan yang harus dilakukan yakni memindahkan mereka yang isolasi mandiri ke tempat isolasi terpusat.
"Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran," ucapnya.
Penyebab Angka Kematian di Jatim Tinggi
Presiden Jokowi mengungkapkan penyebab tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Jawa Timur.
Pertama, kata Presiden, karena keterlambatan penderita Covid-19 masuk ke tempat isolasi terpusat (isoter) ataupun ke rumah sakit.
“Penyebabnya menurut saya kemungkinan yang isoman tidak segera masuk ke isoter."
Baca juga: Kompolnas: Polisi Terlalu Reaktif Tindak Pengkritik Bisa Rusak Citra Polri dan Jokowi
"Sehingga selalu dibawa ke rumah sakit sudah pada posisi terlambat."