PPKM Darurat

Kisah Jasa Permak di Sentra Jahit Manggarai Coba Bertahan dengan Modal Harapan dan Mesin Jahit Jadul

“Selama penerapan PPKM, kantor pada tutup. Pekerja kantorannya nggak ada. Imbasnya ada di kita,” keluh Nursalim.

Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Nursalim, seorang penjahit baju saat ditemui di Sentra Jahit Manggarai Tebet Jakarta Selatan, pada Rabu (11/8/2021), sore. 

Selama menjalani profesi sebagai tukang permak, Nursalim mengaku pernah melayani orderan dari sejumlah artis dan anggota pejabat, namun ia lupa dengan paras maupun nama orang yang ia maksud.

“Artis pernah, tapi yang gak begitu terkenal. Anggota DPRD juga pernah,” klaim Nursalim. 

Selain pernah dikunjungi oleh figur publik, Nursalim juga punya pengalaman tidak menyenangkan. Ia beberapa kali pernah kena omel pelanggan karena hasil kerja yang tidak rapi.

“Pernah lah. Kalau saya lagi buru-buru. Tapi bisa ditambal, sih,” ujarnya

Ditengah proses pengerjaan rompi ojek online, Nursalim kembali menerima orderan dari sepasang suami istri yang membawa sebuah kasur ukuran tanggung.

Mereka meminta Nursalim untuk membuat kasur tersebut menjadi dua bagian.

Nursalim kemudian menyingkirkan sementara rompi-rompi tersebut untuk kemudian mengalihkan fokus kepada kasur yang telah ia pegang.

Dengan cekatan, ia membelah kasur tersebut dengan gunting dan menjahit sisi bekas guntingan. Hal ia kerjakan kurang dari lima menit dengan upah Rp 40.000.

Usut punya usut, di tengah situasi sulit, Nursalim tidak menerima jatah Bantuan Sosial dari Pemerintah.

“Boro-boro, di sini gak dapat, di kampung juga gak dapat. Kalau di kampung dikira orang kaya,” ucap Nursalim, dengan tawa. 

Berdialog dengan Nursalim bisa mengarah ke segala hal, dari yang sekadar gurauan sampai hal yang serius. Ia cukup paham dengan kondisi politik dan ekonomi Indonesia. Bahkan, ia sempat menyinggung ekonomi Indonesia yang naik 7 persen. “Yang ekonominya naik itu ya orang-orang yang memang sudah kaya, kita yang di bawah ini gak naik-naik,” kata Nursalim.

Di tengah keadaan yang tak pasti, keinginan Nursalim tidak muluk-muluk. Ia hanya ingin terus diberi kesehatan agar bisa terus bekerja untuk anak dan istri di rumah.

Jam menunjukkan pukul 16.30 WIB, Nursalim masih mengerjakan rompi-rompi ojek online yang sempat ia singkirkan sejenak.

Tangan kanannya meraih botol hijau berisi pelumas dan dengan segera menuangkan tetes demi tetes minyak ke bagian dalam mesin jahit yang sudah menemani hidupnya selama 15 tahun terakhir.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved