Bansos

Miris! Warga Curug Cimanggis Depok Mengeluh, Terima BST Rp 600 Ribu Dipotong Rp 200 Ribu per KK

Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan pihaknya sedang malakukan penyelidikan atas kasus pemotongan BST

Penulis: Vini Rizki Amelia | Editor: Dedy
Dok. Humas Kemensos
ILUSTRASI BST --- Warga penerima manfaat tengah mencairkan Bantuan Sosial Tunai (BST), baru-baru ini. 

WARTAKOTALIVE.COM, CIMANGGIS --- Kasus pemotongan bantuan sosial tunai (BST) bagi warga terdampak pandemi Covid-19 masih terus terjadi di Kota Depok. 

Setelah sebelumnya terjadi di wilayah Beji, Sawangan, dan Cilangkap, kali ini pemotongan dialami warga di RT 01/10, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok pada Jumat, 6 Agustus 2021 lalu.

Kasus ini pun kemudian memicu pergolakan dari warga yang mengalami potongan tersebut.

Sebab, potongan tak tanggung-tanggung yakni mencapai Rp 200.000-Rp 400.000 per Kepala Keluarga (KK).

Salah satu warga yang dipotong dana BST-nya berinisial Dd.

Namun saat Wartakotalive.com menyambangi kediamannya, Dd tak ada di rumah lantaran sedang bekerja.

Seorang tetangga Dd berinisial Bd mengakui adanya kabar pemotongan BST tersebut yang diduga dilakukan oleh pengurus warga.

"Iya itu memang setiap warga yang dapat BST itu dapat potongan dari RT yang katanya infonya untuk diberikan kepada warga yang tidak menerima BST, potongannya setiap warga yang terima BST sebesar Rp 200.000," kata Bd saat ditemui Wartakotalive.com di RT 01/10, Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Senin (9/8/2021).

Namun untuk kasus Dd yang mengaku mendapat potongan hingga Rp 400.000, Bd mengatakan dirinya dan sejumlah warga sekitar kaget dengan besarnya potongan yang dialami Dd.

"Karena sejauh ini yang saya tahu potongannya hanya Rp 200.000 tapi ini gede banget ya sampe Rp 400.000," tutur Bd.

Bd mengatakan, jikapun pemotongan dilakukan benar-benar untuk subsidi silang bagi warga yang tak menerima bantuan, akan lebih adil bila dilakukan pemaparan atau laporan transparan dari RT mengenai siapa warga yang di subsidi tersebut.

"Kalau RT melaporkan misal dapatnya (hasil pemotongan) berapa lalu buat siapa-siapa saja, itu mungkin bisa lebih fair, lebih enak lah kitanya kan jadi jelas memang buat siapa, gitu kan,"

"Tapi kan hal itu enggak dilakukan jadi kita juga enggak tahu potongan itu dapatnya berapa, lalu siapa saja yang dapat," paparnya.

Selama ini, sejak awal diberikan BST, warga kerap mengalami pemotongan dari RT.

Sebab, di lingkungan RT/RW tempat Dd tinggal, BST tidak dilakukan oleh pihak Pos Indonesia melainkan diberikan langsung dari pengurus RT.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved