Pilpres 2024

Ray Rangkuti: Perlombaan Menuju 2024 Ada Dua Varian, Capres Baliho dan Capres Kinerja

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai, langkah itu tetap tak menjadi jaminan dapat merebut hati pemilih di hajatan lima tahuna

Alija Berlian Fani
Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menyoroti manuver tokoh partai politik memasang poster besar di jalan-jalan jelang Pilpres 2024. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Para tokoh partai politik semakin masif memasang baliho, untuk mengerek elektabilitas dan popularitas jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai, langkah itu tetap tak menjadi jaminan dapat merebut hati pemilih di hajatan lima tahunan.

Menurutnya, manuver tokoh partai politik memasang poster besar di jalan-jalan supaya dapat memenangkan pilpres, dapat diprediksi kontestasi politik pada 2024 ada dua kelompok.

Baca juga: Moeldoko: Covid-19 Seperti Balon, Tekan di Sini Muncul di Sana

Yakni, capres baliho dan capres berbasis kinerja.

"Sulit menghentikan perlombaan pembuatan baliho ini, semuanya ingin menang."

"Untuk mendapatkan popularitas bisa dilakukan dengan dua hal."

Baca juga: Pimpinan KPK Tiga Kali Membangkang Soal Nasib Pegawai, Novel Baswedan Berharap Jokowi Tak Diam

"Pertama dengan memobilisasi iklan, sekarang baliho, nanti iklan di Medsos, elektronik, tinggal menunggu waktu itu akan muncul."

"Kedua, berbasis pada kinerja," kata Ray Rangkuti ketika dikonfirmasi Tribunnews, Jumat (6/8/2021).

"Saya menyebut perlombaan capres ini dalam dua varian, capres baliho dan capres berbasis kinerja," imbuh Ray.

Baca juga: Pinangki Dipecat, Fasilitas Negara yang Sempat Dipakai Ditarik Kejaksaan Agung

Ray lantas menjelaskan beda ciri-ciri capres baliho dan capres berbasis kinerja.

Menurutnya, capres baliho yang sering dilihat oleh masyarakat saat ini adalah para politikus yang sudah memasang baliho di sejumlah daerah.

"Umumnya datang dari parpol, ketua-ketua parpol, dan sebagian besar mereka ikut di dalam koalisi Pak Jokowi," tutur pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Baca juga: Sempat di Atas 90 Persen pada Juni, Kini BOR di RSDC Wisma Atlet Turun Drastis Jadi 25 Persen

Sedangkan capres berbasis kinerja datang dari para gubernur di Indonesia yang digadang-gadang bakal nyapres di 2024.

Selain itu, sambung tokoh pergerakan mahasiswa 1998 ini, capres berbasis kinerja juga datang dari para tokoh nasional yang akan maju lewat jalur independen pada pilpres nanti.

"Bahkan ada yang enggak punya partai, dan tokoh-tokoh nasional yang muncul dari pergulatan harian mereka dengan masyarakat."

Baca juga: Keberatan Atas Laporan dan Rekomendasi Ombudsman, Nurul Ghufron: Atasan KPK Langit-langit, Lampu

"Tokoh tersebut juga memiliki rekam jejak yang baik dan kinerja yang bagus saat menjadi pejabat. Sebut saja misalnya Rizal Ramli."

"Dua pergulatan ini akan mewarnai kompetisi pencapresan dalam 2024 yang akan datang."

"Capres baliho dan capres kinerja," ulas Ray.

Bergerilya Saat Pandemi 

Baliho bergambar politikus mulai banyak terpasang di sejumlah daerah di Tanah Air.

Ada tiga wajah politikus yang mulai kerap dilihat masyarakat.

Mulai dari Ketua DPR Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Baliho Puan digambarkan mengenakan kebaya merah khas warna PDIP, dengan penulisan statusnya sebagai Ketua DPR. Tulisan 'Kepak Sayap Kebhinekaan' juga disematkan dalam baliho.

Sementara baliho yang memuat Airlangga berlatar belakang warna kuning.

Airlangga sendiri mengenakan kemeja putih. Tagline 'Kerja untuk Indonesia' disematkan di sisi kiri atas baliho. Selain itu tertulis pula 'Airlangga Hartarto 2024'.

Beda lagi dengan baliho Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar.

Wajah tersenyumnya menghiasi baliho dengan tagline 'Padamu Negeri Kami Berbakti'. Di bawah wajah Cak Imin, tertulis 'Gus Muhaimin 2024'.

Politikus PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan baliho bergambar Puan dipasang secara spontan oleh masing-masing kader banteng.

"Yang bilboard itu gotong royong anggota DPR. (Billboard) yang lain spontanitas kader dan relawan," ujarnya kepada wartawan, Senin (2/8/2021).

Bantahan juga disampaikan Hendrawan bahwa baliho tersebut dipergunakan untuk kampanye Pilpres 2024. Sebab, kapasitas Puan dalam baliho adalah Ketua DPR.

"Tekanan narasi dalam billboard, dan lain-lain itu bukan kampanye politik, tetapi kampanye kebersamaan, persatuan dan kemanusiaan."

"Billboard, baliho, spanduk, dan sebagainya itu dalam kapasitas sebagai Ketua DPR," jelasnya.

Bertolak belakang dengan pernyataan Hendrawan, Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengungkap pemasangan baliho Puan di sudut Kota Solo bukan atas inisiatifnya.

Rudy bahkan mengaku tak tahu siapa yang memasang baliho bergambar putri Megawati Sukarnoputri itu, dan menegaskan tak ada instruksi.

"Itu langsung dari tim beliau, saya tidak memasang."

"Tidak ada komunikasi ke kami, tiba-tiba sudah ada yang memasang seperti itu. Tidak ada instruksi," aku Rudy, Rabu (4/8/2021).

Beda dengan PDIP, Partai Golkar justru membenarkan pemasangan baliho Airlangga Hartarto untuk menyongsong Pilpres 2024.

Bahkan, instruksi pemasangan baliho Airlangga dituangkan dalam Surat Perintah Partai Golkar Nomor: Sprin- 23 /DPP/GOLKAR/VII/2021 yang diterbitkan pada 3 Juli 2021.

"Ini merupakan hasil dari Rapimnas dan Rakernas Partai Golkar bulan Maret 2021 yang lalu."

"Dalam rapimnas dan rakernas itu disebutkan bahwa setiap jajaran struktural partai di berbagai tingkatan dan anggota Fraksi Partai Golkar di berbagai tingkatan."

"Berkewajiban untuk menyosialisasikan Ketua Umum Partai Golkar kepada masyarakat," terang Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily, ketika dihubungi Tribunnews, Kamis (5/8/2021).

Ace juga membantah Partai Golkar tidak peka terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Meski pandemi Covid-19 masih berlangsung, Ace menegaskan Partai Golkar sebagai partai politik harus terus bekerja mengonsolidasikan menuju 2024 nanti.

Tak sekadar bekerja menjalankan peran kenegaraan, menurutnya Partai Golkar harus turut menjalankan tugas kepartaian.

"Mengonsolidasikan kekuatan partai, melakukan pendidikan politik, merapatkan barisan dan memastikan agar kader-kader Partai Golkar agar lebih terkonsolidasi hingga ke bawah," paparnya.

Terkait dengan baliho Cak Imin, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menegaskan instruksi pemasangan baliho bukan dari Cak Imin.

Jazilul mengatakan dirinya justru tak tahu inisiatif pemasangan baliho tersebut datang dari siapa.

"Soal baliho, saya pastikan bukan intruksi Ketum PKB."

"Bahkan saya pun malah tidak tahu menahu itu inisiatif siapa, tujuannya apa dan siapa yang memasang," ucapnya ketika dihubungi Tribunnews, Kamis (5/8/2021).

Jazilul menyampaikan, Cak Imin justru mengeluarkan maklumat agar jajarannya fokus turun membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

Dia pun meminta seluruh kader PKB fokus pada instruksi Cak Imin.

"Gus Muhaimin Ketum PKB, mengeluarkan maklumat agar seluruh jajaran ikut turun membantu masyarakat terdampak pandemi Covid. Rakyat diutamakan."

"Hemat saya, agar jajaran PKB di setiap tingkatan konsisten pada instruksi Ketum PKB untuk melayani yang sedang kesulitan."

"Pilpres masih jauh, kita layani dulu masyarakat," tambahnya. (Vincentius Jyestha)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved