Virus Corona
BOR RSDC Wisma Atlet Kemayoran Turun Drastis Bisa Jadi Pertimbangan Turunkan Level PPKM
Untuk menentukan laju penularan Covid-19, ada tiga aspek yang dipertimbangkan, yaitu jumlah kasus konfirmasi, jumlah perawatan rumah sakit, dan kemati
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Tingkat keterisian tempat tidur alias bed occupancy rate (BOR) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta, turun signifikan menjadi sekitar 25 persen.
Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan, meski BOR RSDC Wisma Atlet turun, belum tentu pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 di Jawa-Bali akan dilonggarkan atau dihentikan.
"Jadi tidak serta merta satu indikator begitu mudah mengubah suatu kebijakan," kata Moeldoko di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (6/8/2021).
Baca juga: Pedagang di Terminal Kampung Rambutan: Baru Kali Ini Saya Benar-benar Merasakan Susah Cari Uang
Meskipun demikian, kata mantan Panglima TNI tersebut, turunnya BOR akan menjadi pertimbangan pemerintah dalam menentukan level PPKM di suatu daerah.
"Sekali lagi indikator-indikator itu menjadi pertimbangan untuk menentukan leveling, level empat menuju level tiga dan seterusnya. Sampai dengan level 1," jelas Moeldoko.
Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penentuan level PPKM dilakukan berdasarkan asesmen mingguan dengan memperhatikan dua indikator.
Baca juga: Moeldoko: Covid-19 Seperti Balon, Tekan di Sini Muncul di Sana
"Yakni, laju penularan dan respons kesehatan per daerah," jelasnya dalam konferensi pers virtual yang disiarkan YouTube BNPB, Kamis (5/8/2021).
Untuk menentukan laju penularan Covid-19, ada tiga aspek yang dipertimbangkan, yaitu jumlah kasus konfirmasi, jumlah perawatan rumah sakit, dan kematian.
Begitu juga untuk menentukan indikator respons kesehatan, terdapat tiga aspek yang dipertimbangkan, yaitu besarnya positivity rate, yaitu jumlah hasil positif dari total testing yang dilakukan.
Baca juga: Karena Alasan Ini, Jusuf Kalla Bilang Target Herd Immunity Terbentuk pada Akhir 2021 Sulit Tercapai
Kemudian, kemampuan tracing atau penelusuran kontak erat, dan terakhir bed occupancy rate atau tingkat keterisian tempat tidur.
"Selanjutnya kombinasi kedua nilai akhir tersebutlah yang menentukan level setiap kabupaten/kota," terang Wiku.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 507.375 orang per 6 Agustus 2021, dan sebanyak 102.375 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 6 Agustus 2021, dikutip Wartakotalive dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 827.845 (22.9%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 631.728 (17.5%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 405.112 (11.2%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 331.294 (9.2%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 127.848 (3.5%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 127.108 (3.5%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 119.422 (3.3%)
RIAU
Jumlah Kasus: 105.397 (2.9%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 89.786 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 83.989 (2.3%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 76.450 (2.1%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 69.042 (1.9%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 52.394 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 50.859 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 47.586 (1.3%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 46.273 (1.3%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 38.512 (1.1%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 37.520 (1.0%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 36.536 (1.0%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 28.591 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 28.487 (0.8%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 27.893 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 26.620 (0.7%)
ACEH
Jumlah Kasus: 24.590 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 24.421 (0.7%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 22.275 (0.6%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 21.025 (0.6%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 19.820 (0.5%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 19.610 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 17.498 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 13.618 (0.4%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 10.486 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 9.207 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 9.018 (0.2%). (Taufik Ismail)