Virus Corona
Waspadai Varian Covid-19 Delta Plus, Pemeriksaannya Tidak Bisa Gunakan Swab PCR Biasa
Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Indra Setiawan menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya varian delta plus
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTLIVE.COM, CIPAYUNG - Pemerintah Kota Jakarta Timur mewaspadai adanya varian Covid-19 delta plus yang dapat menyerang warga lebih cepat dibanding varian sebelumnya.
Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Indra Setiawan menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya varian baru tersebut.
"Untuk penularan varian delta memang ada, tapi untuk varian delta plus belum dapat informasi," kata dia, Jumat (6/8/2021).
Menurut Indra, pemeriksaan varian delta plus ini berbeda dengan varian sebelumnya.
Karena varian delta plus tidak bisa diperiksa melalui tes PCR biasa di laboratorium rujukan milik Pemerintah dan swasta.
Baca juga: Gara-gra Virus Corona Varian Delta Mewabah di Wuhan Cina, Warganya Jadi Panic Buying Hingga Lockdown
Indra memerangkan, untuk varian delta plus harus melalui pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) yang hanya bisa dilakukan di beberapa laboratorium saja.
Dengan pemeriksaan WGS, nantinya virus itu bakal diketahui variannya yaitu Alfa, Beta, Gama, Delta dan plus.
"Itu kan pemeriksaannya bukan PCR ya, pemeriksaan WGS," jelas dia.

Meski begitu, penanganan varian baru ini bakal sama seperti dengan varian seblumnya.
Ia mengimbau kepada warga Jakarta Timur tetap waspada dan selalui mematuhi protokol kesehatan.
Baca juga: Hasil Penelitian: Vaksin Covid-19 Covaxin Buatan India Efektif Melawan Varian Delta Plus
Dengan prokes yang ketat, maka dapat meminimalisir penyebaran Covid-19 varian baru.
"Sesuai dengan yang ada di berita-berita memang saat ini yang membuat sempat menjadi lonjakan itu kan varian delta, jadi cukup banyak, sepertinya tersebar di 10 Kecamatan Jakarta Timur," ucapnya.
Pertanyaan seputar varian delta plus
Kasus covid varian Delta kini menyebar ke hampir ke seluruh dunia, apalagi sekarang muncul
Setelah Covid-19 varian Delta, Varian Delta plus mulai menyebar di Turki, Israel, dan negara-negara lainnya di dunia.
Asosiasi Spesialis Penyakit Menular dari Pusat Kesehatan Anadolu, Dr. Elif Hakko mengatakan, dua dosis vaksin bisa melindungi diri dari mutasi, tetapi dua dosis vaksinasi belum cukup untuk kekebalan kelompok.
"Kita harus hati-hati dalam proses normalisasi ini," tambahnya.
Baca juga: China Laporkan Lonjakan Kasus Baru Covid-19 dari Varian Delta
Dilansir raillynews.com, ini 10 pertanyaan yang sering ditanyakan tentang varian Delta dan Delta plus.

1. Apa itu Varian Delta?
Varian Delta COVID-19 pertama kali ditemui di India.
Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa mutasi Delta menyebar jauh lebih cepat daripada COVID-19 asli.
2. Apa itu varian Delta plus?
Varian Delta Plus merupakan re-mutasi dari varian Delta dari India yang ditemukan di negara-negara luar India.
Varian Delta Plus pertama kali terlihat di Afrika Selatan.
Varian ini memiliki mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yang juga ada pada varian Beta.
Baca juga: Varian Delta Hancurkan Optimisme Pelaku Usaha yang Meyakini 2021 Jadi Tahun Pemulihan Ekonomi
3. Mengapa varian delta lebih berbahaya?
Varian delta lebih berbahaya karena menginfeksi lebih cepat daripada mutasi lainnya.
Menurut penelitian, varian Delta terutama mempengaruhi kaum muda, karena kaum muda lebih banyak terlibat dalam kehidupan sosial.
4. Apa saja gejala varian delta?
Gejala Covid-19 klasik didominasi oleh demam tinggi, batuk terus-menerus, serta kehilangan rasa dan/atau penciuman.
Di varian delta, gejala seperti sakit kepala, pilek, dan sakit tenggorokan terlihat lebih dominan dibandingkan dengan virus COVID-19 klasik.
Gejala-gejala ini seperti gejala pilek yang parah pada orang muda.
Namun, hilangnya rasa dan bau juga terlihat pada varian Delta.
5. Siapa yang lebih berisiko terinfeksi?
Mereka yang tidak divaksinasi, memiliki penyakit kronis dan orang berusia di atas 65 tahun lebih berisiko terpapar.
6. Bisakah individu yang divaksinasi menularkan varian Delta kepada orang lain?
Individu yang divaksinasi juga dapat terinfeksi dengan varian Delta.
Meskipun penyakit menjadi lebih ringan pada mereka yang divaksinasi, mereka tetap dapat menularkan varian virus.
Divaksinasi melindungi diri sendiri tapi tidak mencegah penyakit membawa dan menularkannya.
Untuk alasan ini, meskipun Anda divaksinasi, menerapkan protokol kesehatan tetap penting.
Baca juga: Gejala Flu Biasa dengan Flu Virus Corona Varian Delta, Apa Perbedaannya? Berikut Cara Mengatasinya
7. Bagaimana vaksin melindungi dari mutasi?
Menurut penelitian, dua dosis vaksin Pfizer/BioNTech memberikan perlindungan 79 persen terhadap mutasi Delta.
8. Kapan pandemi dapat dikendalikan dengan vaksin?
Setelah mencapai 60 persen dalam vaksinasi, kita bisa berharap tentang herd immunity.
Semakin cepat maka semakin baik.
9, 10. Selain varian Delta dan delta plus, ada pula "varian lambda" yang berasal dari Peru.
Haruskah kita takut dengan varian ini?
Benarkah lebih menular daripada varian delta?
Sementara ini, belum ada informasi yang lengkap mengenai varian-varian itu.
Namun, cara perlindungan dari wabah selalu sam, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul,10 TANYA JAWAB Terkait Varian Covid-19 Delta dan Delta Plus, Apa Saja Gejalanya?