Pernah Kesulitan Cari Tempat Kremasi, Pengelola HBT Gandeng Pemprov DKI Dirikan Krematorium Gratis
Ketua Umum Himpunan Bersatu Teguh Andreas Sopian mengenang masa sulit saat kerabatnya meninggal dunia dan kesulitan mencari tempat kremasi.
WARTAKOTALIVE.COM, KALIDERES – Ketua Umum Himpunan Bersatu Teguh (HBT), Andreas Sopian mengenang masa sulit saat kerabatnya meninggal dunia.
Saat itu, ia bersama anggota HBT yang lain kesulitan mencari tempat kremasi.
“Saya cari tempat kremasi untuk teman saya sampai ke Cirebon, Jawa Barat. Kemudian dengan harga yang tidak pantas, dengan harga sampai Rp 40 juta hingga Rp. 80 juta. Itu menyakitkan saya,” ujar Andreas pada Rabu (4/8/2021), sore.
Baca juga: Antrean Kremasi Terus Terjadi di Krematorium Pemakaman Tegal Alur, Tiap Hari Bakar Tujuh Jenazah
HBT merupakan Perkumpulan Sosial Masyarakat Tionghoa yang ada di daerah Sumatra Barat dan Riau. HBT berpusat di Padang dan mempunyai cabang di Padang Panjang, Payakumbuh, Bukittinggi, dan Pekanbaru.
Pada awalnya perkumpulan ini bernama Heng Beng Tong, yang merupakan lafal hokkian dari nama mandarinnya sendiri, tetapi seiring peraturan pemerintah indonesia yang mengharuskan semua nama asing dijadikan ke dalam Bahasa Indonesia, maka kemudian perkumpulan ini menjadi Himpunan Bersatu Teguh.
Dari pengalaman tersebut, Andreas bersama para anggota HBT berinisiatif untuk mendirikan krematorium gratis.
Baca juga: Permintaan Kremasi Jenazah Covid-19 di Krematorium Dr Aggi Tjetje SH Melandai
“Kami ini tidak menarik bayaran. Apakah dia orang mampu maupun kurang mampu. Kenapa orang kaya kami gratiskan? Karena ini perlakuan dengan ketentuan yang berlaku umum. Karena yang meninggal itu pasti butuh pelayanan,” jelas Andreas.

Guna merealisasikan inisiatif tersebut, HBT berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Andreas menyebut Krematorium Pemakamam Tegal Alur bersifat sementara. Krematorium tersebut adalah hasil kolaborasi antara Himpunan Bersatu Teguh (HBT) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Saat itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum memiliki alat krematorium.
Baca juga: Krematorium Cilincing Layani Kremasi Jenazah Covid-19 dengan Harga Spesial
HBT yang memiliki alat pembakar mayat bekerja sama dengan pihak Pemrov DKI yang kemudian menyediakan lahan untuk dimanfaatkan sebagai tempat kremasi.
“Pemprov DKI belum punya alatnya, kami sediakan mesin kemudian Pemprov menyediakan lahan,” ujar Andreas
Andreas mengaku ia memiliki beberapa mesin pembakar mayat.
Baca juga: Demi Melawan Kartel Kremasi Jenazah Covid-19 di Jakarta, Alat Ini Batal Diangkut ke Pekanbaru
Di daerah Padang ada dua unit mesin, Pekanbaru satu unit, dan DKI Jakarta satu unit.
Mesin yang digunakan sebagai media pembakaran mayat di TPU Tegal Alur mampu menghasilkan panas sebesar 1.000 derajat celcius.

“Mesin kami mampu menyelesaikan pembakaran dengan waktu 75 menit per jenazah,” jelas Andreas.
Baca juga: Polisi Duga Ada Makelar Kremasi di Tengah Pandemi Usai Periksa Tiga Orang Saksi
Sejak diresmikan pada Sabtu (24/7/2021), Krematorium Pemakamam Unit Kristen Tegal Alur sudah mengkremasi 82 jenazah.
“Untuk hari kamis tanggal 5 besok, ada 5 antrean jenazah yang akan dikremasi,” tutur Andreas.