Bisnis

Cara Pengusaha Tas di Penggilingan Cakung Bisa Bertahan selama Masa Pandemi Covid-19

DeMour Collection khusus melayani pembuatan tas berbagai keperluan dan kegiatan mulai dari tas seminar, tas promosi, ransel, dan koper.

Penulis: Junianto Hamonangan |
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Adi Putra, pemilik DeMour Collection berusaha bertahan dengan bisnis pembuatan tas saat tengah pandemi Covid-19. 

WARTAKOTALIVE.COM, CAKUNG - Pandemi Covid-19 sudah berlangsung lebih dari satu tahun telah memukul berbagai sektor seperti sektor ekonomi.

Termasuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Salah UMKM di PIK Penggilingan yakni DeMour Collection milik Adi Putra.

DeMour Collection khusus melayani pembuatan tas untuk berbagai keperluan dan kegiatan mulai dari tas seminar, tas promosi, tas ransel hingga koper.

Adi Putra mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 bisa melayani puluhan biro travel dan umrah dengan ratusan permintaan setiap tahunnya.

“Sebelum pandemi satu tahun itu bisa punya langganan sampai 30 travel satu tahun, dari satu tahun itu bisa 500-5.000 jamaah (berangkat),” kata Adi Putra.

Dia mengatakannya saat berbincang dalam Ngelapak Bareng Bang Ir, Sabtu (31/7/2021).

Baca juga: Sandiaga Uno Ungkap Kunci Wirausaha agar Generasi Muda Kreatif dan Ciptakan Lapangan Kerja

Bahkan omzet yang didapat sebelum pandemi Covid-19 bisa mencapai lebih dari Rp 500 juta per bulan.

Namun sekarang, pencapaian tersebut hanya tersisa 10 persen karena  pandemi.

“Sekarang yang pelanggan lama sisa 10 persen. Jadi sekarang gimana bisa bertahan, targetnya itu dulu,” ucap Adi.

Bukan itu saja, pandemi Covid-19 juga membuat karyawan yang tadinya ada 35 orang menjadi berkurang drastis.

Pengurangan karyawan itu sebagai bagian dari upaya efisiensi akibat merosotnya order pembuatan tas.

Meski begitu, Adi tidak putus asa dan berpangku tangan menerima kenyataan.

Dia memutuskan utnuk berjualan melalui media sosial seperti Instagram demi mempromosikan bisnisnya.

“Kan sekarang rata-rata orang belanja online, jadi kita harus menangkap peluang ini dengan ikut memperkenalkan produk kita,” tuturnya.

Baca juga: Bidik Peluang Usaha di Tengah Pandemi, Sandiaga Uno Fokus Pengembangan Digitalisasi Wirausaha Muda

Selain itu, dia biasa membuat tas dalam jumlah besar kini menyasar permintaan dalam jumlah lebih sedikit.

Sedangkan bahannya bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

“Intinya tergantung customer, mau bahannya apa, modelnya apa, harganya mau range berapa. Kita sesuai permintaan saja,” ucap Adi.

Dalam menjalankan bisnisnya, Adi berprinsip agar mengutamakan kualitas, ketepatan waktu, harga maupun pelayanan.

Bahkan tidak segan untuk mengantar pesanan dengan mobil mewahnya.

“Pelayanan ditingkatkan, pesanan bisa kita antar sendiri. Saya saja pernah antar pesanan dengan mobil saya pribadi."

"Saya nggak takut mobil saya kenapa-napa, yang penting pelanggan puas,” katanya.

Sebagai seorang pengusaha, sekecil apa pun peluang harus dijemput untuk mendapatkan rezeki.

Peran pemerintah juga perlu untuk menolong para pelaku UMKM.

“Yang penting pemerintah perhatikan UMKM. Banyak harapan kami, pemerintah perhatikan, berikan akses seperti pelatihan dan modal,” tutur Adi.

Baca juga: Ingin Wirausaha Bertanam dan Beternak Ikan Warga Jakut Bisa Minta Modal ke Sudin KPKP, Ini Syaratnya

Berdiri 2005

Adi menuturkan bahwa usaha DeMour Collection tersebut sudah dirintisnya sejak tahun 2005.

Ketika itu, dia memutuskan untuk keluar dari perusahaan asal Taiwan.

Sebelumnya, Adi memang sudah tertarik bisnis tas yang dirintis saudaranya.

Dia menilai, bisnis tas yang dilakoni saudaranya itu memberikan hasil memuaskan dan maksimal.

“Belajar sama saudara setahun, jadi saya dapat ilmu gimana cara bikin tas, bahannya apa aja dan lain-lain,” ucap Adi.

Kemudian, ayah tiga anak itu memutuskan untuk berdiri sendiri.

Berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, dia menawarkan bisnis tas yang baru dirintisnya tersebut.

“Kita cari orderan, datang ke kantor untuk bikin tas buat seminar atau pelatihan,” ucapnya.

Nama DeMour Collection, kata Adi, ada dua filosofi. Kualitas tas dan asal usulnya.

DeMour pertama, terkait keinginannya membuat tas berkualitas terbaik tapi tetap menawarkan harga terjangkau.

“De itu artinya mode, mour itu artinya glamor. Jadi saya ingin bikin model tas yang lebih bagus dan berkualitas,” katanya.

Baca juga: Gandeng WhatsApp, Femina Gaungkan Inovasi bagi Wanita Wirausaha Indonesia via Cerita Bisnisku

Makna lain DeMour perihal asal usulnya.

Tak ingin melupakan asal usul meski sudah sukses dan jauh dari  kampung halaman.

“Satu lagi DeMour itu artinya Desa Maur untuk ingatkan asal kita dari Sumatera Barat, adanya di Kabupaten Limapuluhkota,” tuturnya.

Selama lebih dari 15 tahun menjalankan bisnis pembuatan tas, Adi merasakan pahit manis usahanya.

Seperti pada tahun 2008 silam atau saat awal-awal bisnisnya berdiri.

Saat itu, terjadi krisis ekonomi membuat orderan pembuatan tas menurun karena banyak instansi pemerintah harus efisiensi.

“Karena banyak melakukan efisiensi seperti biaya listrik, air, otomatis orderan juga kurang. Tapi disitu saya masih bisa cari alternatif lain,” katanya.

Ketika itu sektor swasta seperti biro travel dan umrah memberikan alternatif.

Bahkan jumlah dari orderan untuk tas melebihi apa yang didapat dari perusahaan saat ada pelatihan.

“Itu bedanya dulu sama sekarang. Kalau dulu masih ada alternatifnya, kalau sekarang semua kena, nggak bisa ke mana-mana,” ujarnya.

Adi kerap memproduksi tas perusahaan besar seperti Pertamina hingga Indofood itu pernah berhadapan dengan pelanggan bermasalah.

Beberapa kali pernah menjadi korban penipuan alias tidak membayar uang hasil produksinya.

Mereka umumnya beralasan akan membayar biaya hasil produksi setelah barang habis terjual.

“Tapi habis itu nggak balik balik, biasanya mereka yang kayak begitu yang mohon-mohon."

"Kan kita juga nggak tega, akhirnya kita izinkan tapi malah begitu. Kalau udah begitu kita ikhlasin,” ujarnya mengenang.

Meski pernah didera berbagai masalah mulai dari krisis hingga pandemi seperti sekarang, dia tetap bertekad tetap meneruskan usahanya.

Adi tak pernah terpikirkan untuk beralih menekuni bisnis lain saat pandemi sekarang meski usaha sedang lesu.

Dia percaya cobaan ini akan dapat dilalui maksimal.

“Ada yang karena bisnisnya lagi lesu jadi pindah ke bisnis lain, kalau saya sih nggak. Saya tetap sama usaha saya bikin tas, nggak ada yang lain,” ujar Adi Putra.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved