Berita Bekasi

Wali Kota Bekasi Usulkan Bantuan Sosial Disalurkan Sesuai Alamat KPM Agar Tepat Sasaran

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengusulkan agar distribusi dilakukan dengan cara mengantarkan ke alamat keluarga penerima manfaat (KPM).

Penulis: Rangga Baskoro |
warta kota/yolanda putri dewanti
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi saat ditemui di Stadion Patriot Candrabhaga, Senin (26/07/21). 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI SELATAN - Banyaknya kejadian pemotongan bantuan sosial membuat Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengusulkan agar distribusi dilakukan dengan cara mengantatkan ke alamat masing-masing keluarga penerima manfaat (KPM).

Dengan demikian, diharapkan bantuan sosial baim berbentuk uang maupun beras, lebib tepat sasaran dan terhindar dari pemotongan beberapa pihak.

"Kalau menurut data, saya kan sudah bilang by name by address, bahkan pada saat kita terima di tiga kelurahan Margamulya, Harapan Baru, Perwira," ungkap Rahmat saat dikonfirmasi, Sabtu (31/7/2021).

Baca juga: Cek Peneriman Bansos Beras dari Pemprov DKI Lewat corona.jakarta.go.id/id/informasi-bantuan-sosial

Apabila terdapat warga yang tak berhak atau bahkan pindah domisili maupun telah meninggal, bisa langsung dicatat petugas sehingga lebih memudahkan dalam pembaruan DTKS di kemudian hari.

"Saya bilang itu bikin saja by name by address itu per RT, ini tanda terima, buatkan berita acara, nanti mana orangnya yang meninggal mana yang pindah diberitaacarakan," ujarnya.

Namun, Rahmat menyadari bahwa menyalurkan bantuan sosial dari rumah ke rumah, bukan lah cara yang mudah bahi petugas.

Baca juga: Kakek 72 Tahun di Bekasi Merasa Bahagia Terima Bantuan Sosial Tunai Rp 600.000

Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa pemotongan bantuan sosial tak dibenarkan sehingga ia meminta agar pendistribusian dilakukan sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan.

"Saya juga sudah tanyain kemarin, kenapa ya terutama ada yang dibagi bagi kebijakannya beras bisa jadi 5 kg, karna ini gak dapat, itu kan seharusnya gak boleh. Kalau data orang 10 kg trs dapatnya 5 kg, ini dipotong, itu gak bener. Makanya datanya harus dinamis, terus berputar, biar yang enggak dapat, nantinya bisa dapat kalay sudah didata," ungkap Rahmat.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved