Vaksinasi Covid19
Mahfud MD: Ada Orang Provokasi Masyarakat Jangan Mau Divaksin, Ternyata Dia Sudah Divaksin Duluan
Mahfud menyampaikan video yang dibuat pelaku sempat viral di media sosial dan sampai ke telinganya.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Seorang wanita mengaku bertemu Tuhan untuk memprovokasi gerakan anti-vaksin Covid-19 di media sosial.
Setelah diselidiki, ternyata M diam-diam sudah divaksin duluan.
Cerita ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD, saat menggelar diskusi secara daring, Sabtu (31/7/2021).
Baca juga: 191 Orang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Hingga 2020, dari Kaltara dan Kaltim Belum Ada
Mahfud menyampaikan video yang dibuat pelaku sempat viral di media sosial dan sampai ke telinganya.
"Kemarin itu ada orang dia membuat provokasi yang viral."
"Itu saya baru bertemu Tuhan, tidak ada gunanya itu vaksin, intinya tuh jangan mau divaksin."
Baca juga: Menaker Terima Data 1 Juta Calon Penerima BSU Tahap Pertama, Ini Variabel yang Bakal Diperiksa
"Untuk apa. Saya (pelaku) sudah bertanya kepada Tuhan tidak ada gunanya. Berarti seperti dia bertemu Tuhan begitu," beber Mahfud.
Mahfud menyebut pernyataan pelaku tidak disangka dipercaya oleh sejumlah masyarakat.
Sebab, gaya dan pembawaan bicara pelaku dinilai meyakinkan.
Baca juga: Dukung Jadi Pahlawan Nasional, Ganjar Pranowo: Siapa Sih yang Tidak Kenal Ali Sastroamidjojo?
Mahfud pun langsung mendalami profil pelaku. Usut punya usut, ternyata pelaku justru diam-diam telah divaksin Covid-19 duluan.
"Ternyata sudah sejak awal, dia vaksin dulu."
"Kemudian memprovokasi orang agar tidak vaksin. Ada tanda sertifikasinya," ungkap Mahfud.
Baca juga: Kemenlu dan Pemprov Jateng Usulkan Ali Sastroamidjojo Jadi Pahlawan Nasional
Mahfud menduga pelaku sengaja memprovokasi masyarakat jangan mau divaksin, agar dia mendapatkan vaksin duluan.
Namun, Mahfud tidak menjelaskan rincian identitas pelaku.
"Orang-orang seperti itu masih banyak."
Baca juga: Interpol Sudah Terbitkan Red Notice, KPK Berharap Bisa Segera Tangkap Harun Masiku
"Memprovokasi agar orang tidak taat kepada pemerintah agar tidak divaksin."
"Tetapi dia diam-diam mencari jalur untuk vaksin duluan, itu ada," paparnya.
Update Vaksinasi
Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 47.014.920 (22,57%) penduduk hingga Jumat (30/7/2021).
Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 20.302.847 (9,75%) orang.
Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 208.265.720 penduduk yang berumur mulai dari 12 tahun.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 30 Juli 2021: 41.168 Orang Jadi Pasien Baru, 44.550 Sembuh, 1.759 Wafat
Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).
Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.
Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Baca juga: Antibodi Vaksin Covid-19 Menurun Setelah 6 Bulan, tapi Tetap Bisa Melindungi Jika Diserang
Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 30 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 811.329 (24.1%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 604.824 (17.9%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 376.850 (11.2%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 303.732 (9.0%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 116.311 (3.4%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 115.848 (3.4%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 111.360 (3.3%)
RIAU
Jumlah Kasus: 95.709 (2.8%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 82.445 (2.4%)
BALI
Jumlah Kasus: 75.039 (2.2%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 69.984 (2.1%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 59.104 (1.8%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 47.280 (1.4%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 46.133 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 44.282 (1.3%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 38.459 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 34.300 (1.0%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 34.089 (1.0%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 32.795 (1.0%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 26.771 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 25.290 (0.7%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 23.836 (0.7%)
ACEH
Jumlah Kasus: 22.818 (0.7%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 22.404 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 20.871 (0.6%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 19.955 (0.6%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 19.317 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 18.214 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 17.297 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 16.212 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 13.356 (0.4%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 10.016 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 8.203 (0.2%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 7.805 (0.2%). (Igman Ibrahim)