Virus Corona

Penting Punya Kamar Mandi Dalam Saat Isoman, Baju dan Alat Makan Harus Direndam Pakai Sabun 3 Jam

Jendela dipastikan tidak dekat dengan jendela tetangga untuk menghindari penyebaran virus.

Istimewa
Lokasi isolasi mandiri bagi pasien OTG di kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Ketua Bidang Penanganan Kesehatan STPC-19 Brigjen TNI (Purn) dr Alexander Kaliaga Gintings mengatakan, standar ruang isolasi mandiri bagi orang positif Covid-19, penting untuk diperhatikan. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan STPC-19 Brigjen TNI (Purn) dr Alexander Kaliaga Gintings mengatakan, standar ruang isolasi mandiri bagi orang positif Covid-19, penting untuk diperhatikan.

Ia mengatakan, jika masyarakat ingin melakukan isolasi mandiri di rumah, harus dipastikan memiliki ruang yang memiliki kamar mandi dalam atau di dekat ruangan.

Dokter Alex menggarisbawahi pentingnya ruang isoman yang memiliki kamar mandi dalam, dan tidak bercampur penggunaannya dengan anggota keluarga yang lain.

Baca juga: 5 Hal Soal Varian Delta Ini Penting Diketahui, Salah Satunya 20 Persen Lebih Menular

“Kenapa ini harus ada? Karena kalau mandi orang akan membuka baju termasuk masker."

"Sehingga kemungkinan virus akan menyebar di sekitar situ."

"Kecuali apabila setelah mandi, kamar mandi itu dibersihkan, disemprot dan dicuci pakai sabun."

Baca juga: Jumlah Pasien Menurun, Keterisian Tempat Tidur di RSDC Wisma Atlet Sudah di Bawah Standar WHO

"Begitu orang itu keluar, orang berikutnya belum bisa langsung masuk."

"Dia harus menunggu 30 menit sampai satu jam baru bisa mandi disana,” ujar Alex, Selasa (27/2/2021).

Saat memberikan penyuluhan kepada kepala desa secara virtual, dr Alex mengatakan ruang isolasi mandiri harus ada jendela dan ventilasi.

Baca juga: Aturan Santap di Tempat Maksimal 20 Menit, Anies Baswedan: Makan Secukupnya, Jangan Nongkrong

Jendela dipastikan tidak dekat dengan jendela tetangga untuk menghindari penyebaran virus.

“Jika dua-duanya dibuka, maka virusnya berpindah ke sebelah,” jelasnya.

Kamar untuk pasien isolasi mandiri diusahakan terkena sinar matahari, sehingga pasien yang melakukan isolasi mandiri bisa berjemur terkena matahari setiap pagi.

Baca juga: Selain Medan Berat, Kendala Utama Tumpas Teroris MIT Poso Adalah Simpatisan

Alat-alat seperti alat makan, baju, dan seprai pasien isoman, harus disendirikan.

Jika tiba waktu mencuci, pasien isoman harus merendam peralatan tersebut secara mandiri sekitar 3 jam, sebelum diserahkan kepada keluarga di luar.

“Caranya apabila habis makan gelas, piring dan sebagainya direndam pakai sabun selama 3 jam, selesai baru diserahkan kepada keluarga yang di luar," terang Alex.

Baca juga: Tak Direkomendasikan Kementerian Kesehatan, Vaksinasi Anak Kota Bekasi Tak Jadi Pakai Astrazeneca

Selain itu, perlu menyiapkan termometer dan memiliki oksimeter, untuk melihat penyerapan oksigen dalam paru-paru bagi pasien isoman.

Dokter Alex tidak merekomendasikan pasien isolasi mandiri dibesuk, kecuali ruang bagi pasien isoman dipastikan sama seperti ruang isolasi yang ada di rumah sakit.

“Jika ingin membesuk keluarga yang melakukan isolasi mandiri, dipastikan tidak boleh ada udara dari dalam yang keluar, dan bisa mengenai orang yang ada."

Baca juga: Bisnis Jual Beli Mobil Rolls-Royce Sepi Gegara Pandemi, Akam Kini Jadi Petugas Kremasi di Tegal Alur

"Makanya di rumah sakit, tempat isolasi dikasih kaca penutup dari jauh, sehingga tidak mungkin virus itu bisa berterbangan.”

“Artinya tidak boleh dibesuk kalau tidak memiliki sistem yang seperti itu,” paparnya.

Pasien isolasi mandiri juga dianjurkan makan dengan gizi tinggi.

Baca juga: PDIP Bakal Bangun Monumen Tragedi Kudatuli, Hasto Kristiyanto: Perjuangan Kita Belum Selesai

Juga, mengurangi asupan yang mengandung karbohidrat dan lebih banyak makan protein, sayur, dan ikan-ikanan.

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 556.281 orang per 27 Juli 2021, dan sebanyak 86.835 orang meninggal.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 27 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 798.505 (24.6%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 582.027 (18.0%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 363.148 (11.2%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 286.594 (8.8%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 110.177 (3.4%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 109.815 (3.4%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 107.045 (3.3%)

RIAU

Jumlah Kasus: 90.670 (2.8%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 78.859 (2.4%)

BALI

Jumlah Kasus: 71.103 (2.2%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 67.212 (2.1%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 54.503 (1.7%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 44.547 (1.4%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 42.604 (1.3%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 42.537 (1.3%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 35.829 (1.1%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 33.258 (1.0%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 32.316 (1.0%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 30.970 (1.0%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 25.778 (0.8%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 23.975 (0.7%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 22.483 (0.7%)

ACEH

Jumlah Kasus: 22.110 (0.7%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 20.138 (0.6%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 19.289 (0.6%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 18.629 (0.6%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 18.362 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 17.586 (0.5%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 16.150 (0.5%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 15.626 (0.5%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 13.152 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 9.555 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 7.902 (0.2%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 7.347 (0.2%). (Larasati Dyah Utami)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved