Virus Corona
Naik Signifikan, Pemerintah dan Orangtua Harus Berperan Aktif Redam Kasus Covid-19 Terhadap Anak
Naik Signifikan, Pemerintah, Orangtua, dan Masyarakat Harus Berperan Aktif Redam Kasus Covid-19 Terhadap Anak. Berikut Selengkapnya
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, PAMULANG - Meningkatnya jumlah kasus covid-19 terhadap anak dalam beberapa pekan belakangan disoroti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
KPAI pun meminta seluruh pihak, mulai lapar pemerintah, masyarakat hingga orangtua berperan aktif dalam menekan angka penularan covid-19 terhadap anak.
Hal tersebut disampaikan Komisioner KPAI, Jasra Putra merujuk data kasus covid-19 terhadap anak per tanggal 22 Juli 2021.
Dalam data milik Satgas Covid-19 Nasional, tercatat ada sebanyak 388.267 orang anak usia 0 sampai 17 tahun terinfeksi covid-19.
Jumlah tersebut katanya sangat mengkhawatirkan, mengingat kasus covid-19 terhadap anak mencapai 12,8 persen dari total kasus covid-19 di Indonesia.
Baca juga: Tawuran Antar Pengamen Pecah di Alam Sutera, Korban dan Pelaku Lapor Polisi Bareng di Polres Tangsel
Dari total kasus tersebut, anak yang sembuh tercatat ada sebanyak 317.302 atau sebesar 13,3 persen, sedangkan anak yang meninggal dunia ada sebanyak 814 anak atau sebesar 1 persen.
Banyaknya jumlah anak yang terpapar covid-19 dijelaskannya merupakan tantangan tersendiri bagi para orangtua.
Tak hanya mengajarkan kepada anak untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, orangtua pun dituntut untuk menjaga ketahanan fisik dan psikis anak selama masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Rendahnya Kedisiplinan Masyarakat Jadi Alasan Pemkot Tangsel Perpanjang Masa PPKM Darurat
"Daya tahan fisik terkait pemberian nutrisi dan gizi seimbang yang diberikan kepada anak dan mendorong aktivitas pisik terbatas di rumah, sehingga anak-anak tidak mengalami kelebihan berat badan," ungkap Jasra Putra, Jumat (23/7/2021)
Ia menambahkan, guna menjaga psikis anak, orangtua harus terus diberikan semangat dan motivasi.
Tujuannya agar anak bisa beradaptasi dalam menjalani tatanan hidup baru di tengah Pandemi.
Baca juga: Kisah Rizal, Pedagang Sate Padang di Panglima Polim yang Merintis Usaha di Awal Pandemi Covid-19
"Anak juga diajak berdialog dan mendengarkan keluhan serta pendapat anak, hal ini dilakukan untuk mengurangi stress anak yang bisa naik dan turun dimasa pandemi," terangnya.
Lebih lanjut, semua anak, baik langsung maupun tidak langsung diyakininya merasakan dampak pandemi covid-19.
Terlebih bagi anak-anak yang termasuk dalam kategori usia aktif.
Mereka yang semula dapat menjelajahi lingkungan rumah sebelum pandemi diungkapkannya sekarang ruang geraknya dibatasi.