PPKM Darurat

Wajib Tunjukkan STRP Jika Ingin Naik Transjakarta, Pedagang Asongan: Tapi Saya kan Bukan Pegawai

“Alasannya tadi harus ada surat pengantar atau keterangan dari tempat bapak kerja. Tapi saya bukan pegawai hanya pedangang asongan,” kata Empuh. 

Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Calon penumpang gagal menggunakan bus Transjakarta karena tidak membawa STRP dari Halte Terminal Tanjung Priok, Rabu (14/7/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, TANJUNGPRIOK --- Setiap calon penumpang bus Transjakarta wajib membawa surat tanda registrasi pekerja (STRP) selama PPKM Darurat terhitung mulai Rabu (14/7/2021). 

Namun kenyataan di lapangan, tidak semua calon penumpang membawa persyaratan itu.

Alhasil di antara mereka ada yang harus mengurungkan niat naik Transjakarta. 

Setiap calon penumpang bus Transjakarta akan dimintai STRP oleh petugas di halte.

Apabila tidak dapat menunjukkan STRP, maka mereka harus mencari alternatif transportasi lain.  

Salah satunya, Empuh Supriatna (50) yang tidak bisa naik bus Transjakarta dari Halte Terminal Tanjung Priok untuk pulang ke rumahnya yang berada di Jembatan Besi, Tambora. 

“Iya (dilarang), katanya nggak ada surat (STRP),” ungkapnya kesal. 

Ketika itu oleh petugas dirinya diwajibkan punya STRP agar dapat memanfaatkan layanan bus Transjakarta.

Padahal pekerjaan yang dilakoni bukan sektor formal. 

“Alasannya tadi harus ada surat pengantar atau keterangan dari tempat bapak kerja. Tapi saya bukan pegawai hanya pedangang asongan,” kata Empuh. 

Rasa kesal Empuh karena tidak bisa naik bus Transjakarta yang berkecamuk di dada semakin menjadi tatkala sebelumnya ia juga sempat menggunakan moda transportasi massal itu. 

“Padahal tadi pagi saya naik ini (Transjakarta) bisa,” ujar Empuh. 

Nasib serupa juga harus dialami Lina (38), calon penumpang yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu gagal naik bus Transjakarta karena tidak membawa STRP. 

“Saya kan enggak tahu, jadi saya enggak punya. Enggak bawa apa-apa, baru lihat tulisannya tadi tuh di sana,” ucapnya. 

Alhasil ia harus naik transportasi lain untuk bisa pulang ke rumahnya usai bekerja di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved