Tugasnya di KSP Berakhir, Donny Gahral Adian: Saya akan Tetap Mengabdi kepada Jokowi dan NKRI

Donny pun menyampaikan ucapan terima kasih atas penugasan yang telah diberikan kepada dirinya selama ini.

TRIBUNNEWS/FRANSISKUS ADHIYUDA
Donny Gahral Adian pamit usai tuganya sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), berakhir per 1 Juli 2021. 

"Menurut pandangan saya Pak Presiden hebat, tapi tim komunikasinya bermasalah."

Baca juga: Bakal Diperiksa Polisi Soal Mendukung Aksi Mogok Nasional, Ahmad Yani Bilang Itu Pernyataan KAMI

"Ide, gagasan, Pak Jokowi bagus," tutur Emrus.

Di era demokrasi ini, dengan melonjaknya pengguna sosial media, maka komunikasi menjadi kekuatan utama.

Hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi haruslah dihadapi dengan komunikasi.

Baca juga: ICW Bilang KPK Bukan Tak Mampu Meringkus Harun Masiku, tapi Memang Tidak Mau

"Misal ada propaganda negatif atau propaganda hitam, ya lawan dengan propaganda positif atau propaganda putih."

"Komunikasi pemerintah harus dikelola proaktif, antisipatif, prediktif, jadi yang duduk di komunikasi harus tepat dan terampil," ujar Emrus.

Menurut Emrus, jika manajemen komunikasi bagus, komunikasi pemerintah tidak akan seperti komunikasi pemadam kebakaran.

Baca juga: Pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor Tambah 34 Orang per 22 Oktober 2020, Jasinga Jadi Zona Oranye

Pemerintah dinilai baru mencerahkan masyarakat ketika isu itu menjadi liar dan timbul gejolak.

"Padahal konsep dan teori komunikasi mengatakan bahwa kalau manajemen komunikasi bagus, kita bisa proaktif sebelum isu datang."

"Bisa antisipatif, bisa duga ada hoaks, bisa duga siapa sumber, kalau sudah antisipasi, kita lakukan tindakan komunikasi sebelum muncul hoaks," ulas Emrus.

Baca juga: Ini Identitas 5 Korban Tewas Akibat Kebakaran Rumah di Tangerang, Suami Istri dan Tiga Anak

Sehingga, masyarakat sudah mendapatkan informasi yang baik terlebih dahulu, untuk mengantisipasi isu liar atau hoaks. Emrus mengistilahkan 'imunisasi' komunikasi.

"Jadi begitu virus hoaks masuk, hate speech, kita sudah kasih imunisasi komunikasi, mereka akan menolak, karena sudah tahu ciri-ciri hoaks dan ujaran kebencian," tutur Emrus.

"Kalau orang komunikolog mereka bisa memprediksi, tetapi lihat itu di Istana latar belakangnya komunikasi tidak?"

Baca juga: Wasekjen KSPSI Ajak Buruh Ikut Bahas RPP UU Cipta Kerja Ketimbang Terus Demonstrasi Tanpa Ujung

"Sehingga tidak bisa memprediksi."

"Menteri Komunikasi kita orang komunikasi tidak? Berikutnya banyak Kepala Biro Humas bukan orang komunikasi," bebernya. (Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved