Virus Corona
Pemerintah Diminta Terapkan PSBB Ketat di Jawa Selama Dua Pekan Agar Sistem Kesehatan Tak Kolaps
Penumpukan pasien dan antrean panjang juga terjadi di banyak Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, terutama di kota-kota besar
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Tim mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan organisasi profesi dokter, meminta pemerintah memberlakukan PSBB ketat serentak, terutama di Pulau Jawa, minimal elama 2 minggu.
Hal tersebut didasari atas kasus Covid-19 yang melonjak pesat.
Tercatat per 17 Juni 2021, ada 12.624 kasus, dan menjadi di atas 20 ribu kasus pada 26 Juni 2021.
Baca juga: DAFTAR Lengkap Lokasi Vaksinasi Covid-19 Tanpa Surat Domisili di Indonesia, Cukup Bawa KTP
Jika dibandingkan data 15 Mei 2021, terjadi peningkatan kasus pada 17 Juni 2021 sekitar lebih dari 500 persen, diikuti peningkatan kasus kematian akibat Covid-19.
Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI dr Adib Khumaidi SpOT menuturkan, bed occupation rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU telah mencapai di atas 90 persen.
Lebih dari 24 kabupaten/kota melaporkan keterisian ruang isolasinya di atas 90 persen.
Baca juga: Agar Tak Ketergantungan Luar Negeri, Muhadjir Effendy Dorong Percepatan Produksi Vaksin Nasional
BOR untuk ICU dari berbagai RS mendekati, bahkan ada yang melebihi angka 100 persen.
"Kami tidak ingin sistem kesehatan Indonesia menjadi kolaps," kata Adib lewat keterangan pers virtual, Minggu (27/6/2021).
Selain itu, penumpukan pasien dan antrean panjang juga terjadi di banyak Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, terutama di kota-kota besar.
Baca juga: 24 Pegawai KPK yang Tak Lulus TWK Bakal Dibina Kementerian Pertahanan Selama 30 Hari Mulai 22 Juli
"Bertambahnya kasus pada dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga perlu menjalani perawatan atau isolasi mandiri."
"Kondisi ini menyebabkan keterbatasan tenaga untuk melakukan pelayanan, keterbatasan fasilitas dan SDM yang menyebabkan RS kolaps," tuturnya.
Perhimpunan dokter-dokter spesialis juga menyarankan hal yang sama.
Baca juga: PSBB dan PPKM Mikro Tak Sukses Redam Covid-19, Satgas Singgung Warga yang Marah-marah dan Ajak Duel
Mereka terdiri dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Juga, Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI).
"Agar pemerintah atau pihak yang berwenang memastikan implementasi serta penerapan PSBB yang maksimal," ucap Adib.
949 Tenaga Medis Meninggal
Data yang dihimpun oleh Tim Mitigasi IDI berdasarkan laporan masing-masing organisasi profesi, terdapat 949 tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19, dari Maret 2020 hingga 26 Juni 2021.
Mereka terdiri dari Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, dan Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia.
Para tenaga kesehatan tersebut terdiri dari 401 dokter (umum dan spesialis), 43 dokter gigi, 315 perawat, 150 bidan, 15 apoteker, dan 25 tenaga laboratorium medik.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 27 Juni 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 520.061 (23.4%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 368.303 (17.2%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 246.529 (11.3%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 169.684 (8.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 75.882 (3.8%)
RIAU
Jumlah Kasus: 69.641 (3.4%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 63.760 (3.3%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 57.858 (2.6%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 55.623 (2.7%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 50.457 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 49.546 (2.5%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 35.891 (1.8%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 35.729 (1.7%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 28.177 (1.4%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 25.301 (1.2%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 24.694 (1.1%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 21.191 (1.0%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 20.888 (1.1%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 20.843 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 18.911 (0.9%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 18.035 (0.9%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 16.142 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 14.133 (0.6%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 13.452 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 12.869 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 12.818 (0.7%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 12.585 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 11.239 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 10.320 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 9.747 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 8.347 (0.4%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 5.819 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.766 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 5.063 (0.2%). (Rina Ayu)