Virus Corona

PSBB dan PPKM Mikro Tak Sukses Redam Covid-19, Satgas Singgung Warga yang Marah-marah dan Ajak Duel

PSBB dan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, kata Alex, pun terbukti tidak maksimal meredam Covid-19.

Editor: Yaspen Martinus
Dok Polsek Cempaka Putih
Presiden Joko Widodo saat melakukan inspeksi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (26/6/2021). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-​19 Alexander Ginting mengatakan, langkah karantina wilayah atau lockdown tidak berhasil menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

Skema Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, kata Alex, pun terbukti tidak maksimal meredam Covid-19.

"Kalau kita mau lockdown secara besar, kita sudah PSBB tapi enggak berhasil juga."

Baca juga: Rekor Baru 20.574 Kasus Covid-19 per Hari, Moeldoko Bilang Indonesia Masuk Gelombang Kedua Pandemi

"10 April sampai 10 Januari 2021 kita sudah melaksanakan PSBB di 20 wilayah, enggak maksimal juga."

"Kemudian 11 sampai 25 Januari 2021 kita PPKM tidak juga maksimal," ujar Alex dalam diskusi daring Polemik Trijaya, Sabtu (26/6/2021).

Menurut Alex, selama ini masyarakat masih abai terhadap perilaku 3M dan protokol kesehatan.

Baca juga: 154 Orang di Kompleks Parlemen Positif Covid-19, Sekjen Pastikan Gedung DPR Bukan Klaster Baru

Dirinya mencontohkan sikap masyarakat yang marah-marah saat diperiksa petugas terkait Covid-19.

Padahal, menurut Alex, masyarakat tersebut orang berpendidikan.

"Ya masyarakatnya, lihat saja kemarin orang yang marah-marah di mobil siapa?"

Baca juga: Sudah Sebulan, Keluarga Belum Terima Hasil Autopsi Jenazah Trio yang Wafat Usai Divaksin AstraZeneca

"Ibu-ibu kan. Kalau sudah ibu marah, ya bapaknya yang nyopir emosi juga, dan mereka yang naik mobil ini kan orang yang sudah berpendidikan."

"Sudah mempunyai aset, jadi bukan sembarang orang," ungkap Alex.

Alex juga mencontohkan penolakan masyarakat terhadap tes swab antigen di Jembatan Suramadu, Jawa Timur, beberapa saat lalu.

Baca juga: Tiga RS di Jakarta Ini Khusus Tangani Pasien Covid-19, Hanya Terima yang Bergejala Sedang dan Berat

"Kemudian kita lihat di Jembatan Suramadu, kita mau cegat mereka dikasih swab yang gratis saja bisa ngajak kita duel, iya kan?"

"Padahal itu kalau dihitung harganya bisa Rp 80 ribu, Rp 75 ribu per unit, lihat cost-nya," ucap Alex.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved