Virus Corona
Pasien Covid-19 Terus Bertambah, Kemenperin dan AGII Pastikan Tabung Oksigen Tak Langka
Ketersediaan tabung untuk oksigen bagi rumah sakit terus dipastikan jumlahnya agar mencukupi.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Kasus Covid-19 di Indonesia terus melonjak setiap hari.
Berbagai upaya untuk mengatasi peningkatan kasus Covid-19 terus dilakukan pemerintah, terutama memastikan ketersediaan oksigen medis bagi pasien Covid-19.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) dan para pelaku industri terkait, terus mendukung penyediaan oksigen medis untuk kebutuhan perawatan pasien Covid-19.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Turun Jadi 20, Jateng Terbanyak, Jakarta Masuk Lagi
Ketersediaan tabung untuk oksigen bagi rumah sakit terus dipastikan jumlahnya agar mencukupi.
"Saat melakukan persiapan bantuan oksigen ke India, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mengantisipasi dan menjamin kebutuhan dalam negeri terpenuhi, kalau ada peningkatan kasus Covid-19."
"Bantuan yang diberikan sebanyak 3.400 tabung, atau hanya 0,05 persen dari stok tabung nasional."
Baca juga: LIVE STREAMING Sidang Vonis Rizieq Shihab, Hakim Tolak Permintaan Terdakwa Dihadirkan Sekaligus
"Jadi tabung oksigen cukup tersedia," kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri, Kamis (24/6/2021).
Saat ini, Kemenperin sudah melakukan pertemuan-pertemuan dengan asosiasi, untuk menyiapkan ketersediaan oksigen beserta tabungnya.
"Intinya tidak ada kelangkaan tabung oksigen, karena tabung oksigen cukup dan tersedia."
Baca juga: BREAKING NEWS: Rizieq Shihab Divonis 4 Tahun Penjara di Kasus Hasil Tes Swab
"Mengantisipasi lonjakan permintaan akibat meningkatnya kasus Covid-19 di dalam negeri," tuturnya.
Sekarang, para distributor tabung juga masih memiliki stok, sehingga apabila kebutuhan tabung gas oksigen di rumah sakit terus meningkat, bisa langsung digunakan.
Selain itu, guna memastikan jumlah kebutuhan di rumah sakit yang menangani Covid-19, Kemenperin juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait pemutakhiran data kebutuhannya di daerah.
Baca juga: Jatuhkan Vonis Lebih Rendah dari Tuntutan, Hakim Bilang llmu Agama Rizieq Shihab Masih Dibutuhkan
"Hal ini diharapkan bisa memastikan agar pasokan tabung gas oksigen untuk medis sesuai dengan kebutuhan daerah dan rumah sakit setempat, dan tepat sasaran," jelas Febri.
Ketua Umum Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) Arief Harsono menyampaikan, pihaknya masih memiliki ketersedian stok 2.000 tabung gas oksigen untuk medis.
Jumlah tersebut bisa digunakan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan akibat meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air.
Baca juga: Sama Seperti dengan GAM, Pemerintah Diminta Ajak Kelompok Pro Kemerdekaan Papua Berdialog
"Pada Bulan Juli, akan datang lagi tambahan tabung gas, sehingga kami pastikan ketersediaan tabung gas oksigen untuk medis tercukupi," papar Arief.
AGII juga terus memastikan stok regulator tabung, karena merupakan komponen penting yang ketersediaannya harus selalu dijaga dalam mengantisipasi lonjakan jumlah kasus Covid-19.
"Kami juga terus cek regulator, karena merupakan komponen penting bagi tabung oksigen," ucap Arief.
UPDATE Covid-19 di Indonesia 24 Juni 2021: Rekor Baru Pasien Positif Tambah 20.574 Orang
Jumlah pasien Virus Corona (Covid-19) di Indonesia bertambah 20.574 orang, per Kamis (24/6/2021).
Sehingga, hari ini total ada 2.053.995 kasus positif. Hal itu seperti dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 9.201 orang, sehingga total pasien sembuh ada 1.826.504 orang.
Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Turun Jadi 20, Jateng Terbanyak, Jakarta Masuk Lagi
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 355 orang, sehingga total ada 55.949 pasien Covid-19 yang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 23 Juni 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 486.957 (23.4%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 353.629 (17.2%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 235.434 (11.3%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 165.886 (8.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 74.296 (3.8%)
RIAU
Jumlah Kasus: 68.484 (3.4%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 63.290 (3.3%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 54.672 (2.6%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 53.747 (2.7%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 49.500 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 48.750 (2.5%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 35.684 (1.8%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 35.015 (1.7%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 27.496 (1.4%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 24.666 (1.2%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 22.989 (1.1%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 20.757 (1.1%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 20.534 (1.0%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 20.426 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 18.595 (0.9%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 17.539 (0.9%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 16.055 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 13.522 (0.6%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 13.293 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 12.828 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 12.791 (0.7%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 12.274 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 10.878 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 9.812 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 9.285 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 8.130 (0.4%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 5.723 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.714 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 4.770 (0.2%). (*)
om, Lita Febriani
--