Virus Corona Jabodetabek
KISAH Awak Bus Sekolah Evakuasi Pasien Covid-19, Dehidrasi dan Kurang Oksigen karena Pakai APD
Selama mengevakuasi pasien Covid-19, mereka harus memakai alat pelindung diri (APD) lengkap berupa hazmat, untuk melindungi diri.
Penulis: Junianto Hamonangan |
Penjemputan pasien Covid-19 juga tidak lebih dari dua titik.
Agus mengaku memiliki trik untuk mengatasi kendala seperti lapar dan haus ketika memakai hazmat.
Ia terlebih dahulu makan sesaat sebelum bertugas mengevakuasi pasien Covid-19.
Baca juga: GorryWell Luncurkan Fitur Wellness Coach, Bisa Konsultasi Gizi Hingga Psikologi
“Persiapannya pagi itu sarapan, sampai tempat evakuasi minimal mau berangkat buang air kecil dulu walau belum pengin,” sambungnya.
Sukoco (31), awak bus sekolah lainnya, mengaku pernah merasakan pengalaman tidak menyenangkan ketika memakai hazmat untuk mengevakuasi pasien Covid-19.
Peristiwa itu terjadi beberapa bulan silam ketika mengantarkan pasien Covid-19 ke Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Baca juga: Mardani Ali Sera: Tidak Bisa Ditawar, Penanganan Covid-19 Mesti Ketat dan Kejam
Sukoco mengalami dehidrasi parah karena terik matahari.
“Waktu itu lagi tunggu antrean di Wisma Atlet."
"Itu posisinya lagi panas banget, pake hazmat pula."
Baca juga: Politikus Demokrat Ungkap Ada Lobi-lobi Masa Jabatan Presiden dan DPR Diperpanjang Hingga 2027
"Itu saya pake hazmat udah empat jam."
"Jadi bener-bener dehidrasi,” ungkapnya.
Mata Sukoco mulai berkunang-kunang karena kurangnya asupan oksigen ke otak.
Baca juga: Tepis Wacana Jabatan Presiden 3 Periode, Pimpinan MPR: Isu Itu Munculnya dari Warung Kopi
Sukoco yang tidak kuat dengan kondisi tubuhnya saat itu, memberanikan diri membuka hazmat lalu tertidur.
“Udah enggak mikir panjang, copot (hazmat), tidur buat rebahan."
"Itu tidurannya di lapangan rumput, menjauh dari pasien-pasien Covid-19,” ceritanya.
Baca juga: Akurasi Rendah, YLKI Minta Penggunaan GeNose untuk Deteksi Covid-19 Disetop