Vaksinasi Covid19
Apa Alasan Terawan Agus Putranto Melibatkan Amerika Serikat dalam Pengembangan Vaksin Nusantara?
Eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengungkap alasan terkait melibatkan Amerika Serikat, dalam pengembangan Vaksin Nusantara.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengungkap alasan terkait melibatkan Amerika Serikat, dalam pengembangan Vaksin Nusantara.
Diketahui, beberapa waktu lalu vaksin besutan eks menteri kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi polemik.
Satu diantara yang menjadi sorotan adalah keterlibatan Amerika Serikat dalam pengembangan vaksin tersebut.
Maka itu, purnawiran bintang dua dihadapan anggota komisi VII DPR RI mengungkapkan alasan adanya pihak luar dalam riset Vaksin Nusantara.
Baca juga: Disuntik Vaksin Nusantara, Adian Napitupulu: Sudah 54 Hari Sampai Saat Ini Kondisinya Baik-baik Saja
Baca juga: Terawan Gandeng AS untuk Kembangkan Vaksin Nusantara Supaya Standarisasinya Sama
Baca juga: Setelah Disuntik Vaksin Nusantara, Adian Napitupulu Mengaku Ketampanannya Tak Berkurang
"Yang paling penting adalah ethical etiknya memenuhi syarat dan harus diingat kami tidak bekerja sendiri.
Sengaja saya menggandeng Amerika supaya standarisasinya sama," ujar Terawan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (16/6/2021).
Ia mengatakan hal itu bertujuan, saat vaksin bisa digunakan untuk masyarakat umum maka telah terstandarisasi di tingkat global.
"Kemudian hari bahwa apa yang kita kerjakan di Indonesia ini bukan sekedar standar Indonesia," ungkap dia.
Terawan pun enggan menanggapi lebih jauh saat disinggung vaksin Nusantara merupakan buatan negara Paman Sam itu.
"Dikatakan bahwa ini bikinan Amerika dan sebagainya ya selama ini diam saja, untuk apa dijawab. Kan mereka berpendapat," kata Terawan
"Semua bahannya di Indonesia, ada beberapa yang dibuat di Amerika seperti larutan antigen protein harus impor dulu dan media diferensiasi masih impor," lanjutnya.
Kondisi Adian Napitupulu Setelah Disuntik Vaksin Nusantara
Menjadi salah satu orang disuntik Vaksin Nusantara, Adian Napitupulu ungkap kondisi kesehatannya.
Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, menurut Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini, kondisinya baik-baik saja.
Diketahui, penggunaan Vaksin Nusantara gagasan Terawan Agus Putranto sempat jadi polemik dan perdebatan di Tanah Air.
"Saya mungkin satu dari yang sudah disuntik vaksin Nusantara dan sudah 53 atau 54 hari sampai saat ini kondisinya baik-baik saja, pimpinan" ujar Adian dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan Terawan, Rabu (16/6/2021).
Politikus PDI Perjuangan itu juga mengungkap tak ada efek samping atau keluhan setelah dirinya menjalani vaksinasi.
Adian justru kemudian berkelakar. Dia mengatakan vaksin Nusantara tak membuat ketampanannya berkurang.
"Istri bahagia, kita bahagia, tidak ada gangguan medis yang sama alami. Ketampanan tidak berkurang sama sekali. Semua masih dalam rangka normal," kata Adian.
Rekomendasi Komisi VII DPR
Dalam kesimpulan rapat itu, Komisi VII DPR RI menyetujui agar Vaksin Nusantara dilanjutkan risetnya atau masuk ke uji klinis fase III.
"Komisi VII DPR RI mendukung penuh pengembangan vaksin imun Nusantara oleh Dokter Terawan Agus Putranto dan mendesak lanjutan uji klinis fase III yang sesuai dengan kaidah uji klinis"
"Sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno saat membacakan kesimpulan hasil rapat di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6/2021).
Kesimpulan lain, Eddy memaparkan, pihaknya mendukung agar Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ismunandar memasukkan riset Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik sebagai salah satu pengembangan riset vaksin pihaknya.
Berikutnya, Komisi VII DPR turut mendukung pengembangan segala jenis pengembangan Vaksin Covid-19 yang ada di Tanah Air.
Sebab, kata Eddy, itu adalah bentuk inovasi anak bangsa untuk menuju kemajuan dan kemandirian Indonesia.
Kesimpulan terakhir, Komisi VII menyepakati Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 untuk segera merampungkan pengembangan vaksin Merah Putih.
Dengan demikian, lanjutnya, vaksin Merah Putih dapat segera diproduksi secara masif dan digunakan masyarakat.
"Dengan tetap memperhatikan standar uji klinis keamanannya agar produksinya dapat segera digunakan untuk masyarakat luas," kata Eddy.
Alasan Terawan Gandeng AS
Dalam kesempatan itu, Terawan Agus Putranto mengaku sengaja menggandeng Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan Vaksin Nusantara.
Pernyataan itu muncul setelah Anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu menanyakan mengapa riset vaksin Nusantara penting untuk dihentikan.
Adian menanyakan apakah itu perlu dihentikan karena perihal anggaran yang besar atau adanya potensi bahaya usai disuntik vaksin Nusantara.
"Dalam kasus Vaksin Nusantara apa sih yang dikhawatirkan dari proses riset ini? Apa sih kekhawatiran negara jika riset dilakukan?" tanya Adian dalam rapat.
"Misalnya ada kerugian negara yang sangat besar di situ, membahayakan negara, membahayakan penduduk?"
"Atau apa yang membuat sepertinya ada sesuatu yang sangat penting membuat ini harus dihentikan," lanjut Adian.
Namun, Terawan menjelaskan alasan dirinya menggandeng AS, dalam hal ini perusahaan Aivita Biomedical, yang diketahui memproduksi antigen SARS CoV-2 yang digunakan dalam proses pengembangan vaksin Nusantara.
Dia mengatakan sengaja menggandeng AS agar standar vaksin Nusantara juga mengacu pada negara luar.
Sehingga nantinya dapat diakui pula oleh negara lain.
"Sengaja saya menggandeng Amerika, supaya standarisasinya sama," ujar Terawan.
"Dan tujuannya apa di kemudian hari, bahwa apa yang kita kerjakan di Indonesia ini bukan sekedar standar Indonesia, tapi standarnya juga mengacu pada luar sehingga nantinya juga diakui."
"Untuk pendapat-pendapat yang lain, saya tidak mengerti karena saya dalam lingkup seorang peneliti," tandasnya.
Update Vaksinasi Covid-19 RI 16 Juni 2021
Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 21.448.774 (51,81%) penduduk hingga Selasa (15/6/2021).
Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 11.815.618 (28,99%) orang.
Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.
Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).
Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.
Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 15 Juni 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 452.295 (23.4%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 332.265 (17.2%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 218.742 (11.3%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 159.961 (8.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 72.896 (3.8%)
RIAU
Jumlah Kasus: 66.214 (3.4%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 62.721 (3.3%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 51.597 (2.7%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 49.617 (2.6%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 48.039 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 47.857 (2.5%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 35.319 (1.8%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 33.626 (1.7%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 26.463 (1.4%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 23.904 (1.2%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 20.686 (1.1%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 20.616 (1.1%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 19.820 (1.0%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 19.701 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 17.697 (0.9%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 17.248 (0.9%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 15.901 (0.8%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 13.098 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 12.670 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 12.499 (0.7%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 12.446 (0.6%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 11.247 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 10.610 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 9.489 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 8.717 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 7.906 (0.4%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.619 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 5.575 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 4.647 (0.2%)
(Tribunnews.com/Rina Ayu Panca Rini/Vincentius Jyestha Candraditya/Wartakotalive.com/PEN)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Alasan Terawan Libatkan Amerika Serikat dalam Pengembangan Vaksin Nusantara"