Berita Nasional
Masih Dianggap Barang Mahal, Tingkat Konsumsi Susu Indonesia Jauh Tertinggal dengan Malaysia
Masih Dianggap Barang Mahal, Tingkat Konsumsi Susu Indonesia Jauh Tertinggal dengan Malaysia. Berikut Selengkapnya
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Dwi Rizki
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Susu merupakan salah satu sumber protein hewani yang dibutuhkan pada setiap fase kehidupan. Namun sayang konsumsi susu di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga apalagi negara maju.
Rerata konsumsi susu di Indonesia hanya 16,27 kg per kapita, di bawah negara ASEAN lainnya seperti Malaysia 36,2 kg per kapita, Myanmar 26,7 kg per kapita, dan Thailand 22,2 kg per kapita.
Bila dibandingkan dengan negara maju, lebih jauh lagi.
Belanda sudah mencapai 320,15 kg per kapita, Swedia 355,86 kg per kapita. Negara terbanyak minum susu adalah Finlandia dengan 351,6 kg per kapita.
Banyak faktor yang menyebabkan konsumsi susu di Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara lain.
Tim Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting)/TP2AK, Suprayoga Hadi mengatakan, rendahnya konsumsi susu terutama dilihat dari keterjangkauan. Susu masih dilihat sumber makanan mahal/ mewah (luxurious goods).
“Susu dilihat sebagai luxurious goods. Agak mahal dalam konteks ini dipersepsikan sama dengan daging. Tapi bagaimana pun perlu ada semacam kampanye, selain substitusi produk hewani lainnya,” kata Suprayoga dalam siaran pers yang diterima, Selasa (8/6/2021).
Menurutnya perlu waktu cukup panjang untuk bisa mengubah mind set bahwa susu produk yang mewah.
Baca juga: Rasio Kesembuhan Anak Penderita Kanker Meningkat, Pengobatan Justru Picu Efek Samping Jangka Panjang
Padahal, susu merupakan sumber gizi yang praktis, mudah diasup, transisi ke makanan padat lebih mulus, gizi relatif lebih lengkap, dan kualitas komplementari yang tidak bisa disubstitusi oleh pangan nabati.
Untuk menumbuhkan kesadaran minum susu masih harus terus dilakukan edukasi. Menurut Suprayoga, kampanye minum susu harus terus digulirkan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat.
“Perlu ada semacam kampanye, selain substitusi produk hewani lainnya yang bisa menggantikan susu atau ada public campaign mengenai susu dan produk turunannya,” ujar Suprayoga.
Baca juga: Sudah Punya Lima Anak, Kartika Putri Ingin Tambah Jadi 11, Yakin Habib Usman Bisa Wujudkan
Tinggi Badan
Sementara itu, Dokter Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak Prof Damayanti mengatakan Kasein yang terkandung dalam susu berpengaruh terhadap hormon pertumbuhan.
Artinya sumber protein yang terbaik untuk tinggi badan itu sebenarnya adalah susu. Lalu ada telur, itu setara dengan susu. Kemudian ayam dan ikan.
“Sebenarnya daging itu justru paling bawah, kalau kita bicara untuk tinggi badan ya,” ujarnya. Untuk tinggi badan yang paling bagus itu susu, telur, ikan. Urutannya seperti itu dari nilai biologis dari asam amino esensialnya, dan kemudahan diserap. “Susu lebih mudah diasup. Kalau daging harus dicacah dulu kalau anak belum bisa mengunyah,” katanya.
Baca juga: Jelang Liga 1 2021 Digelar, Persib Bandung dan Bali United Dipastikan Ikuti Piala Wali Kota Solo