Vaksinasi Covid19

Setelah Disuntik Vaksin Sinopharm, Karyawan Daihatsu Mendapat Vaksin Gotong Royong untuk Tahap Kedua

Setelah sukses menyuntikkan vaksin Sinopharm pada karyawannya di tahap pertama, kini karyawan Daihatsu mendapat jatah vaksin Gotong Royong.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Karyawan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menjalani vaksinasi Covid-19 tahap pertama, untuk tahap kedua para karyawan itu akan disuntik vaksin Gotong Royong. 

Terdapat 62 titik lokasi vaksinasi yang disediakan RS Siloam untuk pelaksanaan program Vaksinasi Gotong Royong.

Soal harga, Kadin sendiri sebelumnya telah melakukan survei kepada anggotanya dan para pelaku usaha lain.

Sekitar 78 persen perusahaan, memilih satu dosis dibandrol di bawah Rp 500.000, sedangkan sisanya sanggup membayar di kisaran Rp 1 juta - Rp 1,5 juta.

“Range ini adalah sesuai dengan kemampuan dan survei yang kami lakukan ketika mereka mendaftar,” ungkapnya.

“Kami pernah dikumpulkan juga oleh pak Menteri BUMN (Erick Thohir) untuk seluruh perusahaan dan rumah sakit agar memberikan masukan. Berapa masukannya untuk supaya nanti ditetapkan atas masukan Bio Farma dan kami kepada Kemenkes,” jelasnya.

Seperti diketahui, harga Vaksin Gotong Royong sebesar Rp 321.660 dan ditambah tarif maksimal pelayanan vaksin Rp 117.910 per dosis. Total harga vaksin sebesar Rp 879.140 per orang untuk dua kali vaksin.

Baca juga: Harga Vaksin Gotong Royong Belum Ditetapkan, WNA Boleh Ikut Asal Kantongi Syarat Ini

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani, menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk membahas kondisi perekonomian terkini. 

Sri Mulyani menyebutkan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 8,1 persen di kuartal II 2021 dan terus berharap mampu akselerasi sampai akhir tahun. 

"Jadi, kisaran di kuartal II, kita perkirakan 7,1 persen sampai 8,3 persen. Keseluruhan tahun mungkin masih akan lebih rendah karena kuartal 1 kemarin sempat mengalami koreksi karena Covid-19 masih meningkat, kita berharap untuk kuartal III dan IV masih akan terakselerasi," ujarnya. 

Sri Mulyani mengatakan, instrumen program pemulihan ekonomi memang APBN, tapi ini adalah kebijakan dari seluruh kabinet atau pemerintahan. 

"Kita melihat dampak positif dari pemulihan ekonomi, terlihat dari penurunan untuk tingkat pengangguran terbuka. Kalau bulan Agustus mencapai tujuh persen, bulan Februari tahun 2021 sudah turun ke 6,26 persen," katanya. 

Artinya, eks direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, terjadi penurunan pengangguran dari 9,7 juta ke 8,7 juta orang. 

"Pemulihan ekonomi ini telah menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru dalam kurun waktu kurang dari setahun yaitu September 2020 hingga Februari 2021," pungkasnya. (Lita Febri)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved