Berita Nasional

KLHK Kolaborasi Pihak Swasta Kejar Target Nol Emisi Karbon Global dan Ekonomi Hijau

KLHK Kolaborasi Pihak Swasta Kejar Target Nol Emisi Karbon Global dan Ekonomi Hijau. Berikut Paparannya

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Webinar bertajuk Collaborative Contribution for Climate and Green Economy yang diinisiasi oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) pada Kamis (3/6/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Peran multishakeholder dalam mendukung pencegahan perubahan iklim dan mendorong pembangunan ekonomi hijau diyakini menjadi salah satu kunci tercapainya target nol emisi karbon atau net zero emission global pada 2050.

Menuju Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-26 (COP 26 UNFCCC) yang akan diselenggarakan pada 1-12 November 2021, komitmen dunia terhadap Paris Agreement 2015 akan kembali disorot demi mencapaitarget bersama di bidang pencegahan perubahan iklim. 

Empat tujuan utama COP 26 di antaranya mengamankan global net zero emission di tahun 2050, beradaptasi untuk melindungi komunitas dan habitat alami.

Selanjutnya mobilisasi dukungan finansial, dan bekerja sama, mempercepat setiap aksi untuk menghadapi perubahan iklim melalui kolaborasi dan ko-operasi antara pemerintah, bisnis, dan masyarakat. 

Pertemuan petinggi dunia itu pun akan menyorot pencapaian sebelumnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim tanggal 22 April 2021, secara virtual

Presiden Jokowi menegaskan keseriusan Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim dengan melakukan aksi nyata melalui memajukan pembagunan hijau. 

Baca juga: Tingkatkan Kenyamanan Warga Beribadah, GB Sanitaryware Renovasi Musalah Al-Barkah Babelan

Selain itu, terus memperkuat kemitraan global dalam mencapai net zero emission tahun 2050 yang dijalankan dengan pemenuhan komitmen Nationally Determined Contribution (NDC) tahun 2030.

Mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Direktur Jenderal Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi menyampaikan kolaborasi menjadi kata kunci untuk menjawab tantangan di perubahan iklim. 

Termasuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca nasional sesuai komitmen NDC sebesar 29% dengan sumber daya sendiri dan 41% dengan dukungan dari internasional pada 2030.

Hal tersebut disampaikan Laksmi dalam webinar bertajuk Collaborative Contribution for Climate and Green Economy yang diinisiasi oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) pada Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Bangkitkan Parekraf Nasional, Sandiaga Uno Bakal Gelar Virtual Food Expo Indonesia-New Zealand

“Pencegahan perubahan iklim merupakan tanggung jawab kita semua dan kolaborasi adalah elemen penunjang untuk mencapai target bersama ini. Sebagaimana yang sudah disampaikan Presiden Jokowi, green economy menjadi salah satu yang kita dorong, bagaimana konteks pembangunan dengan mengutamakan prinsip lingkungan ini bisa terselenggara di Indonesia,” jelas 

Laksmi menjelaskan pemerintah telah mengembangkan beberapa strategi untuk mendukung ekonomi hijau, misalnya meningkatkan anggaran yang mendukung transformasi hijau, mendorong performa Indonesia di sektor hijau untuk menarik lebih banyak investor. 

Selanjutnya mendorong berbagai pendanaan inovatif dan memanfaatkan akses pendanaan di tingkat global.

Tak hanya peran penting dari pemerintah, dunia industri juga terus menggiatkan upaya demi terciptanya bisnis yang berkelanjutan melalui berbagai aksi, mengingat sektor swasta merupakan salah satu pemain kunci dalam mencapai target penurunan emisi. 

Baca juga: Bukan Hanya Tanpa IMB, Kepala UPPTSP Jaksel Beberkan Sejumlah Pelanggaran Gedung Tinggi di Fatmawati

Kontribusi sektor bisnis dapat terlihat dari berbagai komitmen, misalnya menerapkan praktek efisiensi energi, mengukur dan memberikan solusi untuk mencapai nol emisi hingga memanfaatkan energi terbarukan dalam proses produksi.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved