Virus Corona
Asprekeu DKI Jakarta Sri Haryati Terpapar Covid-19 dengan Gejala Tak Bisa Mencium Bau
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Sri Haryati positif Covid-19, indera peciumaan hilang
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dian Anditya Mutiara
Namun sebagai gantinya mereka dapat menunjukkan gejala kehilangan kemampuan untuk mencium bau dan mengecap rasa.
• Cerita Putri Dokter Bambang Sutrisna Korban COVID-19: Sesak Sendirian, Meninggal Tanpa Keluarga
Dalam sebuah pernyataan mereka mengatakan, bukti dari negara lain adalah bahwa titik masuk untuk virus corona sering di daerah mata, hidung dan tenggorokan.
"Kami juga telah mengidentifikasi gejala baru (kehilangan indera penciuman dan rasa) yang mungkin berarti bahwa orang tanpa gejala lain tetapi hanya dengan kehilangan indra ini mungkin harus mengisolasi diri - lagi untuk mengurangi penyebaran virus," kata peneliti dalam sebuah keterangan, seperti dikutip dari Daily Mail.
Diperkirakan para petugas medis 'kemungkinan besar' sudah terinfeksi dalam pekerjaan sehari-hari mereka, dari orang-orang yang tidak menunjukkan gejala biasa.
Di bawah pedoman saat ini, Kesehatan Masyarakat Inggris mengatakan siapa pun yang mengalami suhu tinggi atau batuk terus-menerus harus mengisolasi diri untuk menghentikan penyebaran penyakit baru.
• Tingkat Kematian Virus Corona Italia Lebih Tinggi Dibanding China, Profesor ini Jelaskan Penyebabnya
• Pilot Lion Air Meninggal Dunia karena Virus Corona, Kemenhub Minta Maskapai Periksa Kru Pesawat
Namun, President of the British Association of Otorhinolaryngology, Professor Nirmal Kumar mengatakan, orang muda mungkin lebih rentan terhadap gejala baru.
“Pada pasien muda, mereka tidak memiliki gejala yang signifikan seperti batuk dan demam tetapi mereka mungkin hanya kehilangan indera penciuman dan rasa, yang menunjukkan bahwa virus ini menginap di hidung,” ujarnya kepad Sky News.
Menteri Kesehatan Nadine Dorries yang menjadi anggota parlemen pertama yang dinyatakan positif Covid-19 awal bulan ini melaporkan kehilangan indra pengecap dan penciumannya.
Sedangkan pasien lain di New Jersey menggambarkan gejalanya mirip dengan 'flu yang benar-benar buruk', ia juga menambahkan bahwa ia mendadak kehilangan indra perasa dan indera penciuman.
Selain itu, dikutip Kompas.com dari Business Insider, di Korea Selatan, China, dan Italia, sekitar sepertiga pasien yang dites positif Covid-19 mengaku penciumannya terganggu atau hilang.
"Di Korea Selatan, di mana pengujian dilakukan sangat luas, 30 persen pasien yang dites positif Covid-19 memiliki anosmia (hilangnya penciuman)," kata Professor Nirmal Kumar.
Iran juga telah melaporkan peningkatan signifikan dalam kasus anosmia.
Selain itu, banyak pasien di Amerika Serikat dan Perancis yang juga memiliki pengalaman sama.
Dosen klinis di King's College London, Dr Nathalie MacDermott, mengatakan hilangnya kemampuan untuk mencium bau dan merasa, umum terjadi pada infeksi yang biasanya terjadi melalui 'hidung atau belakang tenggorokan'.
Namun, dia mengingatkan bahwa penelitian tentang gejala baru untuk Covid-19 tidak tersebar luas di komunitas medis.