Kekerasan Anak

Khairati Abaikan Kritik Kak Seto Soal Kekerasan Anak di Wilayahnya yang Mencoreng Citra Kota Tangsel

Kepala DPMP3AKB Kota Tangsel, Khairati, cuek pada kritik Kak Seto, yang menyatakan kasus kekerasan anak di wilayahnya bisa mencoreng citra.

Editor: Valentino Verry
Warta Kota
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangsel, Khairati mengabaikan kritik yang dilontarkan Ketua LPAI, Kak Seto, bahwa kekerasan pada anak bisa berdampak buruk bagi citra Kota Tangsel. 

Menurutnya, penurunan akitivitas Satgas PPA tingkat RW/RT ditengarai kasus penularan dan penyebaran infeksi covid-19 yang terus terjadi. 

Terlebih pengawasan terhadap anak yang berada dalam keluarga yang notaben terkategori tidak mampu. 

"Aktivasi Satgas dalam pandemi ini agak berkurang karena mereka tidak bisa mobile jadi memang dalam kondisi pandemi ini Satgas tidak banyak bisa terlalu bergerak," katanya.

Khairati menjelaskan, sejak pandemi covid-19 melanda pihaknya hanya melakukan sosialisasi secara virtual terhadap Satgas PPA tingkat RW/RT. 

Hal tersebut tanpa adanya pengawasan praktik di lapangan secara langsung mengingat aktivitas Satgas PPA yang menurun sejak pandemi covid-19 melanda. 

"Tapi secara virtual untuk penambahan sosialisasi segala macam kita sudah lakukan. Cuman untuk menyentuh ke keluarga-keluarga di marginal itu Satgas agak terbatas dengan kondisi pandemi ini," jelasnya. 

Ia pun mengimbau agar masyarakat dapat memantau perkembangan anak pada lingkungan kediamannya. 

"Tentu kami mengimbau ke semua lapisan masyarakat, ke media massa, tidak hanya pemerintah termasuk pengusaha duni usaha untuk membantu mensosialisasikan kekerasan terhadap anak. Kemudian juga mendeteksi dini jika terjadi kasus kekerasan terhadap anak hingga melaporkan sesegera mungkin," pungkasnya. 

Diwartakan sebelumnya, aksi kekerasan anak oleh ayah kandung sekaligus tersangka Wahyu Hadoko (35) terhadap putri kandungnya berusia lima tahun banyak disoroti kalangan masyarakat. 

Baca juga: Polisi Buru Akun Media Sosial Pengunggah Video Kekerasan Anak di Serpong Utara

Aksi tersebut viral setelah sejumlah akun media sosial (medsos) mengunggah video kekerasan anak di bawah umur itu pada 20 Mei 2021.

Diketahui, aksi kekerasan itu terjadi di tempat kos, Living Kost Kampung Dongkal, Pondok Jagung Timur, Serpong Utara, Kota Tangsel.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati yang menyambangi Polres Tangerang Selatan (Tangsel), akhir pekan ini, justru memuji kinerja Polres Tangsel.

Menurutnya, kondisi bocah perempuan berusia lima tahun itu berangsur membaik usai kekerasan yang dialaminya. 

"Kalau saya melihat anak korban, sepertinya ini adalah pendampingan atau healing atau pendampingan psikososial yang luar biasa. Tadi saya sampaikan juga kepada Pak Kapolres beserta teman-teman kami Deputi demikian juga Dinas PPA ini juga menjadi inspirasi. Ketika kita pendampingan psikososial ini di samping pendampingan oleh psikolog mungkin sangat tepat sekali ketika itu kita dampingan dengan seusianya," tuturnya.

Bintang mengaku dirinya terkejut melihat perkembangan pesat sang korban setelah sepekan aksi kekerasan tersebut.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved