Warta Ekonomi

Di Depan Anggota DPR, Sri Mulyani Sesumbar Ekonomi Bisa Tumbuh 8,3 Persen di Kuartal II

Sri Mulyani mengatakan, instrumen program pemulihan ekonomi memang APBN, tapi ini adalah kebijakan dari seluruh kabinet atau pemerintahan.

Editor: Feryanto Hadi
Antara
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani pada siang ini menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk membahas kondisi perekonomian terkini. 

Sri Mulyani menyebutkan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 8,1 persen di kuartal II 2021 dan terus berharap mampu akselerasi sampai akhir tahun. 

"Jadi, kisaran di kuartal II, kita perkirakan 7,1 persen sampai 8,3 persen. Keseluruhan tahun mungkin masih akan lebih rendah karena kuartal 1 kemarin sempat mengalami koreksi karena Covid-19 masih meningkat, kita berharap untuk kuartal III dan IV masih akan terakselerasi," ujarnya di Gedung DPR, Senin (24/5/2021)

Baca juga: Sri Mulyani Berduka, 67 Pegawai Kemenkeu Meninggal Terpapar Covid-19 

Baca juga: Gus Ulil Heran Ada yang Kepanasan dan Nyinyiri Bantuan Rakyat Indonesia ke Palestina

Sementara itu, Sri Mulyani mengatakan, instrumen program pemulihan ekonomi memang APBN, tapi ini adalah kebijakan dari seluruh kabinet atau pemerintahan. 

"Kita melihat dampak positif dari pemulihan ekonomi, terlihat dari penurunan untuk tingkat pengangguran terbuka. Kalau bulan Agustus mencapai 7 persen, bulan Februari tahun 2021 sudah turun ke 6,26 persen," katanya. 

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Indonesia Alami Kerugian Rp 1.356 Triliun Akibat Pandemi Covid-19

Artinya, eks direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, terjadi penurunan pengangguran dari 9,7 juta ke 8,7 juta orang. 

"Pemulihan ekonomi ini telah menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru dalam kurun waktu kurang dari setahun yaitu September 2020 hingga Februari 2021," pungkas Sri Mulyani.

Langkah BI hadapi inflasi

Sebelumnya, Bank Indonesia bersama Pemerintah sepakati lima langkah strategis untuk memperkuat pengendalian inflasi di tahun 2021.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, terdapat lima langkah strategis yang bertujuan untuk menjaga inflasi dalam kisaran sasaran 3,0%±1%.

Langkah pertama, menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3,0% - 5,0%.

Baca juga: DKI Urutan ke-31 dari 90 Kota yang Alami Inflasi, Ini Tiga Faktor Penyumbang Inflasi

Upaya tersebut dilakukan dengan memperkuat empat pilar strategi yang mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

"Implementasi strategi difokuskan untuk menjaga kesinambungan pasokan sepanjang waktu dan kelancaran distribusi antardaerah, antara lain melalui pemanfaatan teknologi informasi dan penguatan kerja sama antardaerah," jelas Erwin dalam keterangannya kepada Wartawan, Jumat (12/2/2021).

Langkah kedua adalah memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengendalian inflasi melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dengan tema 'Mendorong Peningkatan Peran UMKM Pangan melalui Optimalisasi Digitalisasi untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Harga Pangan'.

Baca juga: Di Luar Dugaan Jakarta Alami Inflasi Meski Mengalami Kasus Corona Tertinggi di Indonesia

Ketiga, memperkuat sinergi antar Kementerian/Lembaga dengan dukungan Pemerintah Daerah dalam rangka menyukseskan program kerja Tim Pengendali Inflasi Pusat.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved