Ekonomi
DKI Urutan ke-31 dari 90 Kota yang Alami Inflasi, Ini Tiga Faktor Penyumbang Inflasi
Berdasarkan data dari BPS DKI Jakarta, Perguruan Tinggi menjadi komoditas utama penyumbang inflasi.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Agus Himawan
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tingkat inflasi DKI Jakarta pada bulan September 2020 berada di peringkat ke-31. Hal itu terungkap berdasarkan penelitian yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta.
“Dari 90 kota yang kami survei (indeks harga konsumen/IHK), inflasi DKI Jakarta berada di urutan 31 dari seluruh kota yang mengalami inflasi,” kata Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta Buyung Airlangga. Hal itu dikatakan Buyung saat jumpa pers melalui kanal YouTube BPS DKI Jakarta pada Kamis (1/10).
Dia membeberkan, ada tiga faktor yang menjadi penyumbang tingkat inflasi pada September 2020. Pertama, adanya iuran untuk masuk ke perguruan tinggi yang naik sebesar 0,11 persen. Kedua, adanya kenaikan perhiasan dan emas sebesar 0,03 persen, ketiga karena adanya kenaikan komiditi bawang putih sebesar 0,01 persen.
• Organisasi Konferensi Islam Puji Keberhasilan RI Tanggulangi Kemiskinan
• Dukung Pertumbuhan Bisnis UMKM, Toko Online Beri Diskon untuk Pembayaran Digital dengan Kartu Visa
Berdasarkan data dari BPS DKI Jakarta, Perguruan Tinggi menjadi komoditas utama penyumbang inflasi. Ini merupakan hal yang wajar. Setiap pergantian tahun ajaran baru, hampir seluruh jenjang pendidikan akan terjadi kenaikan biaya yang ditetapkan. Tidak terkecuali biaya pada tingkat Akademi/Perguruan Tinggi.
Pada jenjang Pendidikan dasar dan menengah, pergantian tahun ajaran baru terjadi pada bulan Juni dan akan mengalami kenaikan tarif Pendidikan pada bulan Juli. Sedangkan pada Akademi/Perguruan Tinggi pergantian tahun ajaran baru terjadi di bulan Agustus dan akan mengalami peningkatan biaya Pendidikan di bulan September.
Komoditi selanjutnya yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah emas perhiasan sebesar 0,03 persen. Emas memiliki andil kedua tertinggi setelah pendidikan. Kondisi perekonomian global yang tidak menentu akhir-akhir ini karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan nilai mata uang juga tidak stabil.
• Tanggapi Aksi Vandalisme di Musala Darusalam, Gubernur Banten Wahidin Halim: Jangan Dibesar-besarkan
• Dandim 0604/Karawang Sebut Ada 3 Pelanggaran Penyebab Meluasnya Penularan Corona di Kawasan Industri
Emas menjadi pilihan jaminan untuk masa depan karena cenderung selalu meningkat nilainya. Ini menyebabkan permintaan emas sebagai alat investasi atau alat konsumsi makin meningkat dan akhirnya mempengaruhi fluktuasi harga emas.
Selain pendidikan dan emas, bawang putih juga memiliki andil yang cukup tinggi pada inflasi bulan ini sebesar. 0,01 persen. Tidak seimbangnya persediaan/stok bawang putih dengan permintaan kebutuhan bawang putih yang menyebabkan harga bawang putih mengalami kenaikan.
“Lalu komoditi yang menyumbang inflasi terendah bahkan sampai deflasi, pertama telur ayam ras angka deflasi -0,02 persen, daging ayam ras turun -0,04 persen, dan angkutan udara turun sebesar -0,07 persen,” ungkapnya.