Berita Nasional
Buwas Bongkar Utang Pemerintah ke Bulog Tembus Rp 1,27 Triliun, Minta Bantuan DPR untuk Tagih
Menurut Buwas, piutang pemerintah sebesar Rp 1,27 triliun terdiri dari pelepasan stok turun mutu sebesar Rp 173,83 miliar
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Piutang pemerintah terhadap Perum Bulog hingga Mei 2021 mencapai Rp 1,27 triliun.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR, Selasa (18/5/2021).
"Kami sangat mengharapkan dukungan agar pelunasan piutang pemerintah kepada Perum Bulog dapat segera dilakukan," kata Buwas.
Menurut Buwas, piutang Rp 1,27 triliun terdiri dari pelepasan stok turun mutu sebesar Rp 173,83 miliar, cadangan beras pemerintah ketersediaan pasokan dan stabilitas harga (CBP KPSH) senilai Rp 872,81 miliar.
Baca juga: Ekonom INDEF Sarankan Sri Mulyani Kejar Pajak Tinggi ke Orang Kaya ketimbang Naikkan PPN
Kemudian, CBP bencana alam sebesar Rp 36,75 miliar, cadangan stabilitas harga pangan (CHSP) gula senilai Rp 11,23 miliar, dan kekurangan penagihan CHSP gula mencapai Rp 184,60 miliar.
Mendengar total piutang pemerintah kepada Perum Bulog, Ketua Komisi IV Sudin mempertanyakan total utang yang dimiliki Bulog dari pinjaman perbankan atau pihak ketiga.
"Total piutang pemerintah Rp 1,27 triliun, Perum Bulog utang ke perbankan berapa?," tanya Sudin.
"Utang kami Rp 14 triliun lebih," jawab Buwas.
Baca juga: Sindiran Pedas Rizal Ramli Soal Utang Negara, Sebut Sri Mulyani SPG Bank Dunia: Ekonomi Makin Hancur
Sudin pun meminta kepada Anggota Komisi IV DPR untuk mengingatkan penagihan piutang pemerintah ke Bulog masuk dalam kesimpulan RDP.
"Kalau begitu, nanti dalam kesimpulan rapat dimasukkan, pemerintah segera melunasi piutang terhadap Perum Bulog," ucap Sudin.
Baca juga: Sebut Dukungan RI ke Palestina Tak Banyak Berpengaruh, Rocky Gerung: Nggak Ada yang Kenal Pak Jokowi
Stok beras aman
Pada kesempatan sebelumnya, perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menegaskan stok beras per 28 Maret 2021 telah mencapai satu juta ton.
Hal itu disampaikan Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat menutup Rapat Koordinasi Internal bersama Pimpinan Wilayah Bulog seluruh Indonesia terkait strategi penyerapan gabah beras petani.
Menurut Buwas, demikian dia disapa, stok beras nasional kini sudah berada di batas aman cadangan beras Pemerintah (CBP).
“Setelah berminggu-minggu semua Direksi Bulog turun ke sawah untuk memantau dan memastikan penyerapan produksi petani dalam negeri, perhari ini stok beras Bulog sudah tembus satu juta ton”, kata Budi Waseso, Minggu (28/3/2021).
Baca juga: Banyak Pegawai Negeri Pensiun, Program Gerakan ASN Beli Beras Petani Baru Berhasil 847,5 Ton
Baca juga: Bela Mendag Lutfi soal Impor Beras, Arief Poyuono Sebut Kepala Bulog Budi Waseso Bikin Gaduh Saja
Mantan Kabareskrim itu juga menjelaskan bahwa realisasi penyerapan yang dilakukan Bulog sampai dengan akhir maret tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya.
"Penyerapan sudah lebih dari 180 ribu ton setara beras produksi dalam negeri dari seluruh Indonesia," imbuh Buwas.
Buwas mengatakan, serapan harian Bulog tahun ini rata-rata sudah mencapai 10 ribu ton per hari, dan ini akan cenderung meningkat lagi dalam beberapa minggu ke depan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa hingga Juni 2021 tidak akan ada impor beras.
"Saya pastikan bahwa sampai bulan Juni 2021 tidak ada beras impor yang masuk ke negara kita, Indonesia. Kita tahu sudah hampir 3 tahun ini kita tidak mengimpor beras," kata Jokowi dalam pernyataanya yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Jumat, (26/3/2021).

Presiden membenarkan memang ada nota kesepahaman dengan Thailand dan Vietnam dalam rencana impor beras tersebut.
Namun kata Jokowi, itu hanya untuk berjaga-jaga dalam menghadapi situasi Pandemi Covid-19.
"Itu hanya untuk berjaga-jaga, mengingat situasi pandemi yang penuh dengan ketidakpastian," katanya.
Presiden berjanji bahwa rencana impor beras tersebut tidak akan mengganggu penyerapan beras petani lokal oleh Bulog.
Dia akan memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk membantu proses penyerapan beras petani.
"Saya tegaskan sekali lagi berasnya belum masuk, saya pastikan beras petani akan diserap oleh Bulog dan saya akan segera memerintahkan Menteri Keuangan agar membantu terkait anggaran nya. Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan," kata Presiden.
Oleh karena itu Presiden meminta perdebatan soal rencana impor beras tersebut dihentikan. Karena perdebatan justru akan membuat harga gabah menjadi turun.
"Saya minta segera hentikan perdebatan yang berkaitan dengan impor beras, ini justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok," pungkasnya.
Pakai data
Dirut Perum Bulog Budi Waseso mempertanyakan pihak yang meragukan kemampuan Bulog dalam menyerap beras petani secara baik.
“Yang menganggap Bulog tidak mampu melakukan penyerapan itu apa indikatornya? Mari bicara pakai data dan menggunakan pola berpikir ‘system thinking’ bukan fatalistis," kata Budi Waseso, Minggu (28/3/2021).
Buwas, begitu dia biasa disapa, meminta pihak yang tak yakin dengan kinerja Bulog agar membuat kesimpulan secara utuh.
"Jadi melihat suatu persoalan itu harus secara menyeluruh dan saling terkait. Jangan jumping conclusion,” ujarnya.
Baca juga: Sepeda Brompton di Penerbangan Sri Mulyani Kembali Dipermasalahkan LP3HI, Ada Apa Sebenarnya?
Budi Waseso mengatakan bahwa Bulog siap melaksanakan tugas yang diamanahkan pemerintah kepada institusinya.
Dia juga menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Joko Widodo yang memberikan dukungan dalam melakukan penyerapan beras untuk stok pangan nasional.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengaku akan berhenti dari jabatannya apabila keputusan impor beras satu juta ton keliru.
Menurut Mendag, langkah impor beras sudah dihitung secara sangat matang terkait ketersediaan beras atau iron stock di gudang Bulog.
"Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan, saya mesti mengambil keputusan yang tidak populer, saya hadapi. Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah,” katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (22/3/2021).
Baca juga: Dilempar Batu, Alasan Israel Serang Jamaah Al Aqsa, Habiburokhman: Persis Belanda Bantai Rakyat Dulu
Mendag menekankan bahwa tugasnya memikirkan apa yang tidak dipikirkan dewan legislatif.
“Contohnya sekarang harga cabai naik apakah petani mendapatkan support? Tidak. Salah siapa? Salah saya juga. Bagaimana, orang Indonesi mau makan cabainya, cabai segar,” imbuhnya.
Mendag memastikan saat ini iron stock Bulog sudah sangat rendah, bahkan terendah sepanjang sejarah di bawah level 500 ribu ton.
Baca juga: Demo Kecam Israel Digelar Jumat,Taufik Minta Khatib Salat Jumat Serukan kepada Umat untuk Ikut Aksi
Sedangkan penyerapan Bulog terhadap produksi petani sangat rendah yakni hanya 85 ribu ton dari target yang seharusnya 500 ribu ton di musim panen raya.
“Bukan salahnya Bulog, karena gabah hasil panen petani itu basah dan Bulog memiliki ketentuan untuk menyerapkan gabah yang kering sesuai ketentuan untuk disimpan di gudang,” tutur Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut.
(Seno Tri Sulistiyono/fha)