Tak Ada Ampun, Erick Thohir Pecat Direksi Kimia Farma Diagnostika, Buntut Kasus Alat Antigen Bekas
Buntut dari kasus penggunaan alat antigen bekas di Bandara Kualanamu, Menteri BUMN Erick Thohir memecat seluruh direksi PT Kimia Farma Diagnostik.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Buntut dari kasus penggunaan alat antigen bekas di Bandara Kualanamu, Medan, Menteri BUMN Erick Thohir memecat seluruh direksi PT Kimia Farma Diagnostik (KFD).
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, yang terjadi di Kualanamu adalah persoalan yang mesti direspons secara profesional dan serius.
Setelah melakukan penilaian secara terukur dan berlandaskan semangat good corporate governance, maka langkah tegas mesti diambil.
Baca juga: 5 Pegawainya Tersangka Tes Antigen Bekas, Kimia Farma Tak Kunjung Minta Maaf
"Setelah melakukan pengkajian secara komprehensif, langkah (pemberhentian) ini mesti diambil. Selanjutnya, hal yang menyangkut hukum merupakan ranah dari aparat yang berwenang," kata Erick dalam keterangan pers yang diterima, Minggu (16/5/2021).
Direksi yang dipecat adalah Direktur Utama KFD Adil Fadilah Bulqini dan Direktur Keuangan, Umum, dan SDM Ilham Sabariman.
Keduanya ditunjuk sebagai direksi PT Kimia Farma Diagnostik sejak rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 12 Maret 2015.
Sesaat setelah pengungkapan kasus tersebut oleh polisi, dalam keterangan pers di Medan, Adil menjelaskan pihaknya belum melontarkan permintaan maaf kepada publik karena kasus itu menurutnya belum terbukti.
Baca juga: Petugas Kimia Farma Gunakan Alat Rapid Test Antigen Bekas, Bagaimana Nasib Korban? Ini Bahayanya
"Kemudian, kami belum sampaikan permintaan maaf karena belum terbukti bersalah, masih dalam proses penyelidikan kepolisian," ujarnya.
Adil menambahkan, PT Kimia Farma Diagnostik selama ini menangani layanan uji rapid test di 5 bandara, di antaranya Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Soekarno Hatta di Terminal 1 dan 2, Bandara Internasional Minang Kabau.
Menurutnya, dalam 1 paket rapid test kit harga per unitnya sudah diperhitungkan dengan harga layanan.
Menurutnya, penggunaan secara berulang, secara material tidak bermakna.
Dalam 1 paket bisa digunakan untuk 20 pasien.
Dugaan penggunaan secara berulang, jika itu terjadi, menurutnya hal tersebut murni inisiatif oknum karyawan.
Baca juga: Kronologi Terungkapnya Kasus Penggunaan Alat Rapid Test Bekas di Bandara Kualanamu, Polisi Menyamar
Buntut dari kasus tersebut, Kementerian BUMN langsung memecat seluruh direksi Kimia Farma Diagnostika (KFD).
Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut atas kasus antigen bekas yang terjadi di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Erick Thohir menegaskan, seluruh BUMN terikat pada kesepakatan bersama untuk bertindak profesional sesuai dengan core value yang dicanangkan, yakni amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
Baca juga: Pegawai Kimia Farma Tersangka Kasus Alat Tes Antigen Bekas Raup Rp1,8 Miliar,Lagi Bangun Rumah Mewah
Apa yang terjadi di kasus Kualanamu dinilai bertentangan dengan core value tersebut. "Karena memang sudah tak sejalan dengan core value tersebut, maka tidak memandang siapa dan apa jabatannya, maka kami persilakan untuk berkarier di tempat lain," kata Erick.
Erick pun menjelaskan bahwa ada kelemahan secara sistem yang membuat kasus antigen bekas dapat terjadi.
Hal ini berdampak luas bagi kepercayaan masyarakat. Menurut Erick, sebagai perusahaan layanan kesehatan, rasa kepercayaan yang diperoleh dari kualitas pelayanan menjadi hal yang tak bisa ditawar.
Baca juga: Murkanya Erick Thohir, Kasus Test Antigen Bekas, Pecat Pegawai Kimia Farma, Tak ada Toleransi!
"Akumulasi dari seluruh hal tersebut membuat kami berkewajiban untuk mengambil langkah ini. Ini bukan langkah untuk menghukum, tapi langkah untuk menegakkan dan memastikan bahwa seluruh BUMN punya komitmen untuk melayani, melindungi, dan bekerja untuk kepentingan masyarakat," ucap Erick.
Saat ini, auditor independen sedang bekerja juga untuk memeriksa semua lab yang ada di bawah Kimia Farma.
Rombak direksi Kimia Farma
Sebelumnya, Erick Thohir juga sudah merombak susunan direksi dan komisaris PT Kimia Farma (Persero) Tbk yang merupakan induk dari PT Kimia Farma Diagnostika.
Baca juga: VIRAL Alat Rapid Test Antigen Bekas Dipakai di Bandara Kualanamu, PT Kimia Farma Enggan Minta Maaf
Perombakan jajaran direksi dan komisaris tersebut dilakukan di tengah sorotan publik kepada Kimia Farma, lantaran oknum karyawannya terlibat dalam kasus alat tes Antigen bekas di Bandara Kualanamu.
Meski begitu, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Mahendra Sinulingga membantah perombakan jajaran direksi dan komisaris Kimia Farma terkait dengan kasus alat tes Antigen bekas.
"Perubahan (susunan direksi dan komisaris) di Kimia Farma itu lebih kepada penyegaran saja," katanya kepada Kompas.com.
Baca juga: Pulang dari Kampung Halaman Warga RW 09 Kelurahan Ciputat Diminta Lakukan Dua Hal Penting Ini
Arya mengatakan, Menteri BUMN tengah mengevaluasi seluruh entitas anak usaha perusahaan Kimia Farma.
"Tapi, Pak Erick lagi melakukan evaluasi terhadap anak-anak perusahaannya Kimia Farma ini. Nanti hasil evaluasinya akan terlihat dalam waktu dekat," ujarnya.
Adapun terkait perombakan di Kima Farma, para pemegang saham sepakat memberhentikan dengan hormat Alexander K. Ginting dari posisi Komisaris Utama perusahaan.
Sebagai gantinya, Erick dan pemegang saham lain menujuk Abdul Kadir.
Baca juga: Saat Tiba di Jakarta, 244 Pemudik di Grogol Petamburan Wajib Ikut Swab Test
Tak hanya itu, dalam RUPST tersebut juga memutuskan untuk memberhentikan Nurrachman dari jabatan Komisaris Independen, Chrisma Aryani Albandjar dari posisi Komisaris dan Pardiman dari jabatan Direktur Keuangan Kimia Farma.
Sebagai gantinya, pemegang saham mengangkat Kamelia Faisal sebagai Komisaris Independen, Dwi Ary Purnomo sebagai Komisaris, dan Lina Sari sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Kimia Farma.
Dalam RUPST juga memutuskan mengubah nomenklatur direksi PT Kimia Farma Tbk yaitu Direktur Keuangan menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.
Sebagaimana diketahui, kasus pemalsuan alat rapid test antigen yang terjadi di Bandara Kualanamu Medan, merembet ke anak usaha KAEF yakni PT Kimia Farma Diagnostik selaku operasionalnya.
Baca juga: Aurel Hermansyah Selama Bedrest Tak Mau Ditinggal Atta Halilintar Meski Hanya untuk Urus Kerjaan
Kini, Kimia Farma Diagnostik melalui keterbukaan informasi sedang melakukan investigasi dengan pihak Kepolisian terhadap oknum petugas yang diduga melakukan praktik penggunaan kembali alat bekas pakai rapid test antigen.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo dalam penjelasan tertulisnya tersebut yang ditujukan kepada Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 PT Bursa Efek Indonesia mengatakan, saat ini pihaknya berupaya membenahi prosedur pelayanan serta sumber daya manusianya (SDM).
Dengan harapan, kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Baca juga: Irjen Fadil Imran Temukan Dua Orang Positif Covid-19 saat Tes Antigen di KM 34 Tol Japek
Pegawai Kimia Farma Tersangka
Sebelumnya Pegawai Kimia Farma, PC (45) telah ditetapkan tersangka oleh pihak Polda Sumatera Utara.
PC ditetapkan sebagai tersangka kasus penggunan alat rapid tes antigen bekas kepada penumpang di Bandara Kualanamu Medan, Selasa (27/4/2021) lalu.
Pria tersebut menjabat Business Manager Laboratorium Kimia Farma untuk wilayah Medan.
PC satu dari lima orang yang ditetapkan polisi menjadi tersangka.
Seperti apa sosok tersangka PC di kampung halamannya?
Berikut dirangkum Tribunnews.com, Sabtu (1/5/2021):
Baca juga: Arafah Rianti Jalani Isolasi Mandiri Setelah Dinyatakan Positif Covid-19 Usai Bertemu Fatin Shidqia
1. Bangun rumah mewah
Dikutip dari Sripoku.com (Tribunnews.com Network), saat ini PC tengah membangun rumah baru dua lantai tepat diseberang jalan rumah lamanya di Kelurahan Simpang Periuk Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.
Pembangunan rumah megah tersebut saat ini dalam tahap closing, kayu-kayu penyangga coran bangunan rumah masih terlihat terpasang belum di lepas oleh para tukang.
Sementara di bagian dalam sebagian relief rumah telah terpasang, termasuk pagar besi di depan rumah telah dipasang dan sudah selesai dilakukan pengecatan.
Menurut informasi warga sekitar pembangunan rumah mewah PC tersebut dimulainya sejak setahun terakhir dan saat ini pembangunannya dihentikan sementara semenjak PC tersandung kasus alat antigen bekas.
"Kami tukang Purwakarta tugasnya cuma membuat relief saja, sementara yang lainnya kami tidak tahu," kata Antoni dan Cecep tukang yang bekerja membangun rumah milik PC, Jumat (30/4/2021).
Ia menuturkan mereka terakhir bekerja Kamis (29/4/2021) lalu secara tiba-tiba ibu Picandi datang menemui mereka dan meminta untuk berhenti bekerja sementara waktu.
"Kamis pagi kemarin kami tiba-tiba di stop oleh nenek (ibu PC) alasannya ada musibah, sekarang kami mau mengambil alat yang masih tinggal," ungkapnya.
Mereka mengungkapkan terakhir melihat istri PC saat perayaan ulang tahun anaknya, kemudian setelah itu mereka tidak melihat lagi, informasinya telah pergi.
Baca juga: Ahmed Zaki Iskandar Bubarkan Kerumunan di Pantai Tanjung Pasir karena Takut Penyebaran Virus Corona
"Istrinya sudah pergi katanya ke Padang tapi kami juga tidak tahu kemana," paparnya.
Sementara terakhir mereka bertemu dengan PC dua pekan lalu saat ulang tahun anaknya, selama bekerja dengan PC tidak ada masalah, termasuk pembayaran gaji selalu lancar.
"Kalau tidak salah hari Sabtu kami (tukang) diajak makan bersama terakhir ketemu ulang tahun anaknya, untuk gaji tidak pernah ada masalah karena sistem transfer," ungkapnya.
2. Mobilnya ada 4
Selama 11 tahun tinggal di wilayah perumahan Griya Pasar Ikan, PC sudah dikenal warga sekitar bekerja di Kimia Farma.
Namun, warga sekitar jarang bertemu secara langsung karena PC pulang ke Lubuklinggau paling lama hanya dua sampai tiga hari dan kemudian kembali pergi bekerja.
"Kami tahunya bekerja di Kimia Farma, tapi sejak kapan dia (PC) bekerja kami tidak tahu, paling bertemu lebaran saat silaturahmi ke rumahnya," ungkapnya No warga sekitar pada wartawan, Sabtu (30/4/2021).
Menurutnya selama ini PC dikenal warga sekitar sebagai keluarga yang berkecukupan, yang diketahui warga saja kendaraan pribadinya saja ada empat dengan berbagai jenis.
"Kami taunya memang orang kaya kerja di Kimia Farma, mobilnya saja kalau tidak salah ada empat, tapi kami tidak tahu jenisnya apa saja, taunya memang kaya," tambahhnya.
Baca juga: Ramai Dikabarkan Meninggal Dunia, Yunarto Wijaya Pastikan Dirinya Masih Hidup: Saya Segar Bugar
3. Rumahnya sepi
Pantauan Tribunsumsel.com di lapangan pasca kejadian rumah PC di perumahan kawasan Pasar Ikan Jalan Lohan Lubuklinggau Selatan II terlihat sepi tanpa penghuni.
Tak ada aktifitas apapun di rumahnya, rumah ini terlihat dalam keadaan kosong, informasi dari warga sekitar seluruh keluarga sudah pergi meninggalkan rumah.
Termasuk aktifitas para pekerja yang sedang membangun rumah baru PC diseberang rumahnya pun telah distop, semua tukang yang bekerja sudah di rumahkan sementara.
Antoni dan Cecep tukang yang bekerja membangun rumah milik PC menuturkan, mereka distop bekerja Kamis (29/4/2021) pagi kemarin oleh ibu PC.
"Kamis pagi kemarin kami tiba-tiba di stop oleh nenek (ibu PC) alasannya ada musibah, sementara istrinya sudah pergi sejak beberapa waktu lalu," ungkapnya pada Tribunsumsel.com, Jumat (30/4/2021).
Ia menuturkan sudah bekerja membangun rumah milik PC sejak dua pekan lalu, terakhir mereka bertemu dengan Picandi dua pekan lalu saat ulang tahun anaknya.
"Kalau tidak salah hari Sabtu kami (tukang) diajak makan bersama terakhir ketemu ulang tahun anaknya," ujarnya.
Baca juga: VIDEO Warga Pilih Jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor Setelah Wisata ke Puncak Dibatasi
4. Penjelasan Ketua RW
Sementara, Ketua RTsetempat mengatakan mendapat informasi kalau warganya itu ditangkap dua hari lalu.
"Tau dapat cerita dari kemarin dari warga hari ini baru jelas, sebagian warga memberi tahu saya, saya tanya tahu apa? kemudian memberi tahu melalui WA," ujarnya.
Ia menuturkan PC sudah tinggal sejak 11 tahun lalu, selama tinggal dilingkungan ia memang sudah diketahui bekerja di Kimia Farma.
"Tinggal disini sudah lama, kami berbarengan sejak perumahan dibangun, warga sekitar sini mengenalnya sudah lama bekerja di Kimia Farma untuk wilayah Medan, Pekan Baru," ungkapnya.
Ia menuturkan selama ini PC dikenal baik oleh warga sekitar setiap dia pulang ke rumah, namun setiap pulang tidak pernah lama, paling lama hanya dua hari.
"Sebulan sekali pergi terus, kalau libur balik ke Linggau kadang dua hari kadang tiga hari, kalau ada kegiatan kemasyarakatan dia ada kalau pulang," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Buntut Kasus Antigen Bekas, Erick Thohir Pecat Seluruh Direksi Kimia Farma Diagnostika", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/05/16/10213051/buntut-kasus-antigen-bekas-erick-thohir-pecat-seluruh-direksi-kimia-farma?page=all#page2.