Vaksinasi Covid19
Anies Baswedan Koordinasi ke Kemenkes Soal Kematian Trio Fauqi Virdaus Setelah Divaksin AstraZeneca
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan koordinasi dengan Kemenkes soal kematian Trio Fauqi Virdaus setelah divaksinasi Covid-19 pakai AstraZeneca.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: PanjiBaskhara
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Kematian Trio Fauqi Virdaus (23), warga Jakarta yang meninggal dunia setelah divaksin Covid-19 AstraZeneca, membuat heboh warga DKI Jakarta.
Mendengar kematian Trio Fauqi Virdaus ini membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak tinggal diam.
Anies Baswedan langsung koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terkait kasus kematian Trio Fauqi Virdaus setelah divaksin AstraZeneca.
Menurut Anies Baswedan, kasus Trio Fauqi Virdaus tewas setelah divaksin AstraZeneca merupakan insiden yang menjadi perhatian amat serius.
Baca juga: Tadinya Sehat dan Bugar, Trio Fauqi Meninggal Sehari setelah Menerima Vaksin AstraZeneca
Baca juga: Pemuda di Buaran Meninggal Dunia Usai Menerima Vaksin Covid-19 Merek AstraZeneca
Baca juga: Warga 98 RW di Jakarta Pusat Mendapatkan Vaksin Covid-19 Merek AstraZeneca
Diketahui, Trio Fauqi Virdaus meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021) setelah divaksinasi memakai AstraZeneca sehari sebelumnya, Rabu (5/5/2021).
Dalam koordinasi dengan Kemenkes, Anies Baswedan meminta bahwa kematian Trio jadi perhatian yang amat serius.
Sebab, kata Anies Baswedan pemerintah tengah membangun kepercayaan publik agar mau divaksinasi Covid-19.
“Saya sudah berkoordinasi tadi siang jam 1, kami sampaikan kepada Pak Wakil Menteri Kesehatan, bahwa kejadian ini perlu menjadi perhatian amat serius"
"karena kita sedang membangun kepercyaaan masyarakat untuk mau melakukan vaksinasi,” kata Anies di Balai Kota DKI pada Senin (10/5/2021).
Anies mengatakan, di beberapa negara eropa ada pembatasan usia bahwa vaksin AstraZeneca lebih diutamakan bagu mereka yang berusia di atas 40 tahun, bahkan ada yang di atas 60 tahun.
Anies mengusulkan agar dibuat tambahan ketentuan di dalam screening demi mencegah terjadinya risiko fatalitas sebagai efek samping dari vaksinasi.
“Karena kita ketahui laporannya ada risiko pembekuan (darah) kalau dilakukan vaksinasi pada orang-orang yang berusia relatif muda."

"Ini sudah disampaikan, lalu dari Kemenkes akan membahas nanti kami tunggu arah kebijakannya,” ujar Anies.
Karena itu, Anies tak menjelaskan rencana kebijakan yang akan dikeluarkan Pemprov DKI terkait kasus ini.
Soalnya program vaksinasi Covid-19 pada umumnya kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan RI.
Dalam kesempatan itu, Anies juga tak bisa memastikan apakah Pemprov DKI Jakarta tetap memakai vaksin AstraZeneca dari Kementerian RI atau tidak.

Hingga kini, Pemprov DKI masih menunggu keputusam selanjutnya dari Kemenkes.
“Sedang ditelit (soal kematian Trio) jadi pada fase ini kami belum tahu. Kami tunggu hasilnya, tapi dari perisitwa ini kita harus memiliki kesimpulan dan harapannya memiliki arah kebijakan seperti apa,” imbuh Anies.
“Kami smeua menunggu kesimpulan dari sana, kan vaksinasi tidak bisa berjalan sendiri. Jadi kami tunggu arah dari Kemenkes"
Ia menambahkan "karena sampai dengan saat ini belum ada arah kebijakan yang berubah,” lanjutnya Anies.
Dengan demikian, Pemprov DKI Jakarta kemungkinan bakal tetap menyuntikan vaksin AstraZeneca kepada warganya.
Seperti diketahui, Kemenkes RI menjanjikan 1,5 juta dosis vaksin tersebut pada awal Mei 2021 lalu untuk tiga kategori.
Pertama, untuk usia 18 tahun ke atas di permukiman padat penduduk yang kumuh, kedua di daerah terdapat atau berpotensi terjadinya kasus Covid-19 dengan variant of concern (VOC).
Ketiga, di zona paling berisiko terhadap penularan Covid-19 selama kebijakan PPKM berbasis mikro berlangsung.
“Pokoknya sampai dengan sekarang belum ada perubahan arah kebijakan, seperti itu,” ucapnya.
Seperti diketahui, seprang pemuda bernama Trio Fauqi Virdaus (23) meninggal dunia, Kamis (6/5/2021), setelah memperoleh vaksin Covid-19 merek AstraZeneca yang dilakukan sehari sebelumnya.
Hal itu diungkapkan oleh kakak korban, Sabbihis Fathun Vickih.
Peristiwa bermula saat Trio ikut kegiatan vaksinasi yang dilaksanakan di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (5/5/2021).
Sepulangnya dari kegiatan vaksinasi, korban yang tiba di rumahnya di Jalan Buaran III RT 03 RW 015, Duren Sawit, Jakarta Timur, sekitar pukul 15.30 WIB mengeluhkan badannya yang mendadak sakit.
“Dia cerita ke ibu, baru selesai vaksin di GBK. Dia ngerasa badan nggak enak seperti sakit kepala luar biasa terus pegal linu luar biasa,” ungkapnya, Senin (10/5/2021).
Tadinya Sehat dan Bugar
Pemuda bernama Trio Fauqi Virdaus (23) yang meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021) setelah peroleh vaksin AstraZeneca diketahui dalam keadaan sehat dan bugar pada hari sebelumnya, Rabu (5/5/2021).
Menurut abang korban, Sabbihis Fathun Vickih, adiknya tersebut berangkat ke kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, pada Rabu (5/5/2021) kemarin dalam keadaan sehat.
“Sehat walafiat, bugar masih kerja seperti biasa, masih jalani hobi,” ujar Vickih, Senin (10/5/2021).
Namun tiba-tiba saja, sepulangnya Trio mengikuti vaksinasi, dirinya malah mengeluhkan sakit yang teramat sangat.
Bahkan pada keesokan harinya nyawa Trio tidak dapat terselamatkan.
Padahal Vickih menegaskan adiknya tersebut tidak memiliki riwayat penyakit tertentu. Kalau pun ada sakit, korban yan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara itu hanya mengalami sakit ringan.
“Kita nggak pernah tahu ada penyakit apapun, nggak pernah tahu. Biasanya sakit pilek, flu, kalau sakit kanker nggak ada, nggak tahu,” tuturnya.
Sementara itu Vickih mengaku tidak mengetahui apakah korban juga mengeluhkan hal serupa ketika masa observasi selama 30 menit setelah memperoleh Vaksin AstraZeneca.
“Kita tidak tahu sama sekali kalau hal itu karena dia pulang sudah sore dan bercerita nggak enak badan. Vaksinnya jam berapa kurang tahu, harinya doang tahu, jamnya kurang tahu,” ujar Vickih.
Hingga saat ini juga belum ada komunikasi antara keluarga dengan pihak terkait seperti puskesmas, kelurahan Dinas Kesehatan DKI hingga Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
“Kalau komunikas telepon mungkin ada ke adik, itu nggak tahu siapa yang nelepon. Yang jelas ke saya langsung nggak ada dan ke rumah nggak ada sama sekali,” ujarnya.
Vaksin impor kembali tiba di Indonesia
Sementara itu, sebanyak 1.389.600 dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca dalam bentuk jadi tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/5/2021) pagi.
“Pada hari ini, kita patut bersyukur bahwa Indonesia dapat kembali menerima batch ketiga vaksin dari jalur multilateral, yaitu dari COVAX Facility."
"Jumlah vaksin AstraZeneca dalam bentuk vaksin jadi yang tiba pada pagi ini adalah sebesar 1.389.600 dosis,” ujarnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyambut kedatangan vaksin tersebut, dikutip dari laman setkab.go.id.
Sebelumnya pada Kamis (6/5/2021) lalu, telah tiba sebanyak 55.300 dosis vaksin jadi AstraZeneca.
Sehingga, jumlah total vaksin batch ketiga yang diterima dari COVAX Facility pada minggu ini adalah sebesar 1.444.900 dosis vaksin jadi AstraZeneca.
“Jika kita hitung secara keseluruhan dengan ketibaan vaksin pada pagi hari ini, Indonesia telah mengamankan 75.910.500 dosis vaksin."
"Dengan rincian sebagai berikut; Sinovac 68.500.000 dosis, AstraZeneca dari COVAX 6.410.500 dosis, kemudian Sinopharm sebesar 1.000.000 dosis,” terang Menlu.
Berikut ini rincian kedatangan vaksin Covid-19 di Tanah Air:
– Pada tanggal 6 Desember 2020, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin jadi Sinovac
– Pada tanggal 31 Desember 2020, sebanyak 1,8 juta dosis vaksin jadi Sinovac
– Pada tanggal 12 Januari 2021, sebanyak 15 juta bahan baku vaksin Sinovac, ditambah 1 juta overfill dalam bentuk setengah jadi
– Pada tanggal 2 Februari 2021, sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Sinovac, ditambah 1 juta overfill dalam bentuk setengah jadi
– Pada tanggal 2 Maret 2021, sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Sinovac
– Pada tanggal 8 Maret 2021, sebanyak 1.113.600 dosis vaksin jadi AstraZeneca
– Pada tanggal 25 Maret 2021, sebanyak 16 juta bahan baku vaksin Sinovac
– Pada tanggal 18 April 2021, sebanyak 6 juta bahan baku vaksin Sinovac
– Pada tanggal 26 April 2021, sebanyak 852.000 dosis vaksin jadi AstraZeneca
– Pada tanggal 30 April 2021, sebanyak 6 juta bahan baku vaksin Sinovac dan 400 dosis vaksin jadi Sinopharm
– Pada tanggal 1 Mei 2021, sebanyak 500 ribu dosis vaksin jadi Sinopharm
– Pada tanggal 6 Mei 2021, sebanyak 300 dosis vaksin jadi AstraZeneca
– Pada tanggal 8 Mei 2021, sebanyak 1.389.600 dosis vaksin jadi AstraZeneca
Update Vaksinasi
Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 13.136.686 (31,16%) penduduk hingga Jumat (7/5/2021).
Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 8.456.259 (19,46%) orang.
Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.
Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).
Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.
Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.
(Wartakotalive.com/FAF/JHS)