Larangan Mudik

KA Bandara Soekarno-Hatta dan Kualanamu Hentikan Operasional saat Larangan Mudik 2021

Sebagai tindak lanjut SE Satgas Covid-19 No.13 Tahun 2021, Kereta Bandara Railink tak beroperasi.

Editor: Valentino Verry
Istimewa
Sebagai tindak lanjut SE Satgas Covid-19 No.13 Tahun 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Udara Dalam Masa Pandemi, Kereta Bandara Railink tak beroperasi. 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sebagai tindak lanjut SE Satgas Covid-19 No.13 Tahun 2021 tentang  Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Udara Dalam Masa Pandemi, Kereta Bandara Railink tak beroperasi.

KA Bandara yang dihentikan operasinya saat masa pelarangan mudik Idul Fitri pada 6-17 Mei adalah KA Bandara Soekarno Hatta dan KA Bandara Kualanamu Medan.

Pengumuman penghentian operasinal dua KA Bandara ini juga diumumkan di laman media sosial railink.

"Hi Travelers, KAI Bandara Soekarno Hatta dan KAI Bandara Kualanamu Medan akan berhenti beroperasi sementara mulai tanggal 6-17 Mei 2021. Hal ini dilakukan Sebagai Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah dan telah diterbitkannya Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah," tulis pengumuman akun resmi kabandararailink, Senin (3/5/2021).

Baca juga: Polri Siapkan 166.734 Personel Gabungan untuk Operasi Ketupat Larangan Mudik

Baca juga: Jasa Marga Catat Penurunan Lalu Lintas pada Akhir Pekan Terakhir Sebelum Masa Larangan Mudik

Dua KA Bandara tersebut bakal beroparasi normal setelah masa pelarangan mudik berakhir. KAI Bandara Soekarno-hatta dan KAI Bandara Kualanamu akan beroperasi kembali secara normal pada tanggal 18 Mei 2021, dan tiket bisa diperoleh melalui channel di website resmi Railink dan mitra resmi pembayaran.

Sementara itu, alat tes Covid-19 yang variatif membuat produksi Genose C19 karya Universitas Gadjah Mada terus digenjot.

Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, pihaknya akan terus melakukan inovasi dan menciptakan terobosan demi kemajuan bangsa demi melawan pandemi Covid-19.

Hal itu diwujudkan pada saat masa pandemi Covid-19, mahasiswa UGM telah memproduksi Genose sebanyak 3.000 unit. 

“UGM akan terus melakukan inovasi dan menciptakan terobosan yang bermanfaat bagi masyarakat dan kemajuan bangsa. Beberapa hasil riset yang dapat dihilirkan menjadi produk-produk komersial,” kata Panut Mulyono. 

Untuk meningkatkan hal tersebut, riset dan inovasi yang dilakukan berdasarkan penelitian dari mahasiswa.

Selain itu juga produksi Genose sangat memperhatikan kebutuhan pada tingkat masyarakat.  

Baca juga: Protes Kebijakan Larangan Mudik, Perkumpulan Pengemudi: Sejak Kapan Kemenhub Jualan Stiker?

Baca juga: PO Bus Taati Aturan Larangan Mudik, DPP Organda Dukung Polisi Ciduk Travel Gelap yang Beroperasi

Buah hasil kerja keras dan inovasi mahasiswa UGM ini telah berhasil membantu pendeteksian dini pandemi Covid-19.

Salah satunya yang populer berupa alat deteksi cepat Covid-19 melalui embusan napas berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang dikenal dengan Genose C19.

Genose telah digunakan di berbagai tempat pubik dan menjadi syarat kelengkapan perjalanan seperti stasiun kereta api, bandara, serta rumah sakit untuk screening Covid-19.

“Kami sudah produksi 3.000 unit, 2.400 telah beredar dan 600 menunggu pemasangan,” katanya.

Hasil inovasi lain dari UGM adalah mengembangkan ventilator atau alat bantu pernapasan. Alat ini sedang menjalani uji klinis di lapangan dan menunggu untuk proses paparan di Kementerian Kesehatan. Jika semuanya sudah diperoleh akan akan iikuti dengan pengurusan izin edar. 

Baca juga: Arief R Wismansyah Minta Buruh Kota Tangerang Patuhi Aturan Pemerintah Larangan Mudik Lebaran

Baca juga: Protes Kebijakan Soal Larangan Mudik 2021, P3I: Sejak Kapan Kemenhub Jualan Stiker?

“Inovasi lainnya CIMEDs (Center for Medical Innovation and Devices). Sejak awal pandemi, pusta kajian ini telah memproduksi berbagai alat pelindung diri (APD),” katanya.

Selain itu, UGM juga berfokus pada program gerakan sosial. UGM memiliki gerakan Sambatan Jogja atau SONJO. SONJO adalah sebuah gerakan kemanusiaan yang fokus pada upaya membantu masyarakat rentan yang berisiko terdampak Covid-19 di wilayah Jogja dan sekitarnya. (Fandi Permana)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved