Berita Nasional

Gus Umar Bingung Lembaga Dakwah NU Memprotes Polri yang Undang Khalid Basalamah: Salahnya di Mana?

Gus Umar bingung dimanakesalahan dari ceramah yang disampaikan Ustaz Khalid hingga seolah ulama itu tidak boleh mengisi ceramah di institusi Polri

Editor: Feryanto Hadi
Instagram
Ustadz Khalid Basalamah 

"Sama yg seiman keras, toleransi macam apa ini? Polisi mau ngaji itu sudah bagus, jangan hasad, sekarang bulan Ramadan lho," tulis akun kajian Islam.

Beberapa warganet juga heran, pasalnya, dalam postingan lainnya di akun itu, gemar mengangkat soal perbedaan, bahkan antar-agama dan kepercayaan.

Salah satu postingannya yakni membanggakan Gus Miftah yang sedang berceramah di sebuah mimbar dengan tanda salib di belakangnya.

Baca juga: Arief Poyuono Curiga Gus Yaqut adalah Reinkarnasi Gusdur, Dukung Maju Pilpres 2024

Baca juga: Gus Yaqut Geram Dengan Pihak Yang Ganggu Soliditas PKB Dengan Isu MLB

Akun Lembaga Dakwah PBNU menulis, "Perbedaan hanyalah rekayasa pikiran untuk menghadirkan perdebatan. Padahal sesungguhnya kita adalah satu dari Dia yang kita panggil nama-Nya dengan sebutan yang berbeda."

Cuitan itu pula yang dianggap tidak konsisten tentang menyikapi makna perbedaan.

Lantaran akun tersebut seperti mencari kesalahan dari keberadaan Ustaz Khalid Basalamah yang berceramah di depan anggota Polri.

"Aduh admin sesama Sodara Muslim Anda garang amat Bulan Romadhon lagi??' kepada non muslim anda teriak Toleransi.Bingung saya sebagai orang awam," tulis warganet bernama Tian

Belajar kitab kuning

Soal polisi wajib mengaji kitab kuning tersebut, disampaikan langsung Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat jalani fit and proper test calon Kapolri, di Komisi III DPR, Komplek Parlemen, Rabu (20/1/2021).

Salah satu gagasan Listyo Sigit Prabowo, yakni mewajibkan anggota polri mengaji kitab kuning disampaikannya di Komisi III DPR.

Ia berpatokan pada pengalamannya ketika menjabat jadi Kapolda Banten.

“Seperti di Banten, saya pernah sampaikan anggota wajib untuk belajar kitab kuning,” papar Listyo Sigit Prabowo.

Menurut Listyo Sigit Prabowo, belajar kitab kuning bisa mencegah paham radikal seperti dituturkan para ulama di Banten.

Baca juga: Datangi Tanah Abang, Gubernur Anies Instruksikan Rekayasa Transportasi untuk Cegah Kerumunan

Baca juga: Adukan Anies ke Mahfud MD, Isi Surat Ferdinand Jadi Bahan Tertawaan, Geisz Chalifah: Malu-maluin

"Saya yakini bahwa apa yang disampaikan ulama itu benar adanya. Maka dari itu, kami akan lanjutkan"

radisi membaca kitab kuning di pesantren (sumber:Tribunnews)

"Tentu, kita kerja sama dengan tokoh agama, ulama untuk melakukan upaya pencegahan agar masyarakat tidak mudah terpapar ajaran-ajaran seperti itu,” ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved